Imelda terlihat sangat cantik hari itu, Ini pesta besar. Imelda mengundang semua teman-temannya dan Putra mengundang semua teman-temannya. Hampir semua kerabat mereka datang. Ini kali kedua Imelda bertemu dengan adik-adik Putra secara lengkap. Kali ini Imelda terlihat lebih dewasa dan sungguh terlihat pantas berdampingan dengan Putra. Paman Zam dan Ahmad pun hadir ke pesta pernikahan keponakannya ini.
Para rekan bisnis turut hadir, beberapa tamu dari kedutaan besar ikut meramaikan. Beberapa selebriti ikut memeriahkan acara mereka. Tidak ketinggalan Zai membawa beberapa rekan artis dari negaranya.
Zai mendampingi Ibu Imelda berjalan mengiringi Putra dan Imelda ke pelaminan. Entah kenapa dia memaksa untuk menjadi pendamping ibu Imelda berjalan ke pelaminan, walaupun yang mendampingi duduk dipelaminan tetaplah Paman Zam.
Teman Kuliah Imelda benar-benar tidak menyangka bahwa Imelda bukan wanita sembarangan. Yang mereka tau selama ini Imelda sudah menikah tapi mereka tidak menyangka ternyata Suaminya adalah Direktur Utama perusahaan entertainment besar di Negara ini. Bahkan sebenarnya Imelda adalah putri dari pendiri AGC. Imelda sangat ramah dan sederhana, walaupun beberapa orang yang tau style pasti tau jika semua barang yang di pakainya keluaran Luar Negeri, mereka benar-benar takjub melihat pesta pernikahan mereka yang sangat megah ini.
Zai sangat bahagia karena bisa mengantar Imelda ke pelaminan. Walaupun ini hanya tinggal pesta saja tapi Zai tetap bahagia, impiannya adalah mengantar Imelda kepelaminan terwujud. Sedangkan Dokter Zain yang melihat raut bahagia di muka adik sematawayangnya itu ikut senang. Semoga setelah ini, Zai bisa melepaskan pikirannya tentang Imelda. Entah kenapa di sesi terapinya dia selalu mengatakan ingin melihat Imelda bahagia dengan orang yang dia cintai.
Tamu masih sangat ramai, Imelda merasakan kepalanya sangat sakit. Sebenarnya dari tadi dia sudah mulai merasakan lemas di seluruh badannya, tapi bagaimana pun. Dia dan Putra harus menghormati tamu-tamu yang sudah hadir.
Putra melihat Imelda yang berkeringat dan sesekali mengernyitkan dahinya tau bahwa Imelda sedang tidak sehat.
Iku kamu kenapa?
Tidak Puku, hanya merasa sakit kepala saja. Mungkin efek gaun yang ku pakai ini terlalu berat.
Apakah kamu mau istirahat saja?
Kamu bisa kembali ke kamar duluan, aku yang akan menghandle tamu.
Apa yang kamu katakan Puku, apa kata orang jika kamu hanya duduk di sini sendirian.
Tidak perlu melihat penilaian orang lain, kamu kelihatan sangat kesakitan.
Aku masih tahan Puku!!
Setelah para tamu pulang dan tinggal beberapa rekan bisnis dan keluarga. Imelda pamit duluan ke kamar dan Putra masih menemani mereka. Zai, Zain dan Lulu mengantar Imelda kembali ke kamar.
Dokter Zain memeriksa denyut nadi Imelda, kenapa sangat lemah. Kamu sangat kesakitan Imelda? Sudah berapa lama?
Kira-kira setengah jam Sebelum turun ke ballroom.
Dan kamu menahankan selama itu ucap dokter Zain.
Lu', coba kamu bantu Imelda membuka gaunnya. Ganti dengan gaun yang nyaman.
Ada apa Zain?
Lakukan saja, Zai kamu ambil perlengkapan dokterku di Mobil.
Lulu membantu Imelda mengganti pakaian. Dan membantu Imelda kembali ke tempat tidur.
Imel, kapan mens terakhirmu?
Kira-kira tanggal 3 bulan lalu. Imelda menutup mulutnya dengan tangan.
Apakah aku hamil Bang Zain?
Ya, denyut nadimu sangat lemah. Kamu sedang dalam kondisi tidak sehat, belum lagi gaun yang kamu pakai pasti sangat menekan bagian perutmu.
Kamu hamil ucap Zai? Ah... Aku akan menjadi Paman.
Imelda diam beberapa saat.
Ada apa Iku? bukankah kamu sangat menginginkan segera memiliki anak, kenapa kamu tiba-tiba diam.
Putra ingin aku melanjutkan master ku dulu Di Jerman setelah itu baru memikirkan tentang keturunan. Aku akan berangkat 2 bulan lagi. Sepertinya ini bukan waktu yang tepat untuk memberi tahunya.
Apa yang kamu katakan? Putra harus tau soal ini.
Bang, aku tidak ingin mengecewakannya. Aku akan berangkat 2 bulan lagi, aku tidak ingin menambah bebannya. Bantu aku merahasiakan semuanya dari Putra.
Ini tidak benar Imel ucap Dokter Zain. Bagaimana pun masalah ini Putra harus tau, apalagi dalam kondisi kamu tidak baik. Putra bukan lelaki yang lepas tanggung jawab.
Aku tau Bang, karena itu tolong bantu aku rahasiakan dari Putra. Aku bisa mengurus diriku sendiri di sana. Jika sudah waktunya, akan aku katakan padanya.
Jangan konyol Imel ucap Lulu, kehamilan bukan sesuatu yang bisa di tutupi. Perutmu akan semakin membesar dan berada jauh dari keluarga ketika hamil dan melahirkan bukan sesuatu yang mudah.
Untuk saat ini saja, aku akan mempercepat keberangkatanku ke Jerman bulan depan. Setidaknya sebelum ada perubahan pada tubuhku, aku harus segera berangkat ke sana.
Kamu gila Imel, benar-benar gila. Aku tidak tau, akan semarah apa Kak Putra nantinya jika tau kamu menutupi hal sepenting ini darinya.
Biarkan aku yang mengatakannya, berjanjilah Imelda memohon kepada Zai, Dokter Zain dan Lulu.
Baiklah!! Aku akan menemanimu di Jerman. Bang bantu aku meyakinkan ayah untuk belajar di sana.
Kamu Yakin Zai? bagaimana dengan kontrak-kontrakmu?
Batalkan saja semua.
Bang Zai, jangan seperti ini. Aku tidak ingin menjadi beban kalian.
Beban... Beban apa? Buatku memikirkan tentang kondisimu yang sendirian belajar di Jerman saja sudah membuat stres apalagi kondisi kamu berbadan dua. Pilihanmu hanya 2, memberi tahu Putra soal kehamilanmu atau aku ikut denganmu ke Jerman?
Imelda hanya tertunduk tidak bisa menjawab pertanyaan Zai, karena baginya kedua-duanya sangat tidak baik untuk mereka.
Putra kembali ke kamar setelah semua tamu pulang. Dilihatnya Imelda tertidur di kasur sedangkan yang lain duduk diam entag apa yang dipikirkan.
Ada apa ini? Kenapa tiba-tiba muka kalian terlihat tidak bahagia?
Oh tidak, Zai tiba-tiba merasa sedih karena Imelda akan ke Jerman. Kalau Indonesia, Zai bisa bolak balik seminggu sekali tapi Jerman merupakan penerbangan panjang jadi tidak mudah untuknya mengunjugi Imelda.
Tenang saja, Imelda akan di temani oleh Zepri selama di sana. Kamu tidak usah khawatir.
Zai hanya diam seribu bahasa.
Aku kenapa tiba-tiba merasa aneh, apa ada yang kalian coba ingin katakan padaku?
Tidak ada, kami pikir Imelda sangat kelelahan. Lebih baik kami pulang dulu hari ini, sampai jumpa besok ujar Dokter Zain. Ayo Zai, tarik Dokter Zain pada adiknya yang masih diam seribu bahasa.
Mereka merasa bersalah karena menuruti keinginan Imelda tapi bagaimana lagi. Apa yang dikatakan Imelda ada benarnya, AGC sedang berkembang dengan pesat jika tiba-tiba Putra menghilang karena menemani Imelda di Jerman maka akan ada pergolakan di kantor. Setidaknya Putra harus fokus ke pengembangan perusahaan.
Imelda yang berpura-pura tidur membuka sedikit matanya melihat Putra yang terlihat sudah berbaring di sampingnya. Maafkan aku Puku, aku tidak ingin kamu lebih terbebani dengan anak ini. Imelda mengelus rambut Putra dengan halus. Aku berjanji akan menjaganya dengan baik, seperti kamu menjaga aku dan ibu selama ini.