Puku, apakah kamu yakin kita akan ketemu Zai?
Ya!! aku sudah berjanji dengan Dokter Zain akan datang malam ini. Bukankah kamu yakin, mereka adalah orang baik! Kenapa kamu sekarang ragu?
Sebenarnya aku tidak ragu akan kebaikan mereka, tapi aku masih bingung bagaimana harus merespon Zai.
Iku, aku sudah bicara dengan Dokter Zain tadi. Zai tidak bisa bertemu denganmu jika kamu tidak menyetujuinya. Apakah kamu tidak ingin bertemu dengannya sekarang?
Maka, aku akan membatalkannya dengan Dokter Zain.
Hmm.... Imelda bingung. Di Satu sisi dia ingin bertemu Zai, tapi di sisi lain dia tidak ingin menyulitkan Putra tentang Zai. Aku akan menemuinya, ayo kita pergi sekarang.
Kamu jangan memikirkan apa-apa. Biasa saja, biarkan berjalan sesuai alurnya. Ikuti hatimu dan jangan sampai membuatmu tegang begini. Ayo relax saja, kita didampingi oleh Zepri dan Dave. Dan ini di negara kita. Kalau Zai berani macam-macam, akan ku buat dia pulang ke negaranya.
Kenapa kamu selebay ini sampai membawa Dave segala.
Aku tidak Lebay Hon, tapi realistis. Dave adalah sekretarisku dan Zepri pengawalmu. Lagian juga kita mau ke Coffe Shop Chan.
Kita ketempat kak Chan?
Ya!! Dokter Zain yang memilihnya tempat itu.
Aku sudah lama tidak bertemu Kak Chan, sepertinya kita akan pulang malam. Aku akan mengabari ibu.
Aku sudah bilang ke ibu, bahwa kita akan pulang ke apartemen malam ini. Jadi Ibu tidak perlu menunggu kita pulang.
Kamu selalu tau, apa yang harus diperbuat Puku.
Kamu besok tidak ada kuliah kan? Apartemen lebih dekat dari kantor, jadi setidaknya aku mau makan siangku diantarkan ke kantor besok.
Kamu mau aku membawakan makan siang untukmu?
Ya, kalau bisa kamu yang masak. Kata ibumu, kamu paling jago urusan dapur.
Serius mau aku yang masak? Nanti nga enak gimana?
Nga' masalah selagi itu masakanmu. Aku akan senang.
Baiklah!! Berarti besok aku akan keluar berbelanja dengan Zepri.
Aku tidak sabar ingin cepat besok jawab Putra sambil mengelus kepala Imelda.
Ketika Imelda dan Putra datang, Dave dan Zepri sudah menunggu di pintu masuk Coffe Shop Chan.
Mana pemilik restoran ini tanya Putra, kenapa dia tidak menyambut kedatangan kami?
Dave dengan nada bicara serius langsung menegur pegawai yang menjaga pintu.
Panggilkan Pemilik Coffe Shop ini, bilang kalau tamu terhormatnya sudah datang.
Pegawai tersebut berlarian memasuki ruangan dibalik kasir.
Chan keluar dari ruangan sambil memasang muka sok seram. Siapa kalian berani memanggil saya?
Anda tidak tau kami, saya adalah Menantu pemilik saham di Coffe Shop ini. Berani-beraninya kamu tidak menyambut kedatangan kami. Mau kamu saya tarik semua saham mertua saya di sini.
Semua orang memandangi ke arah pintu masuk.
Tolong hentikan ini Tuan, saya mohon maaf. Sebagai permohonan maaf saya akan memberikan makanan gratis untuk Tuan dan Nyonya.
Loh sudah seharusnya jawab Dave serius!!
Maaf permisi ada apa ya tanya Dokter Zain di belakang mereka.
Oh!! Dokter Zain selamat datang, kami sedang main drama tadi. Dokter pasti ingatkan sama lelaki satu ini.
Ya, tentu!! Saya tidak menyangka kalau Coffe Shop ini Punya Tuan Chan.
Silahkan Tuan saya antar ke atas, Chan memberi kode ke pegawainya untuk mengikutinya.
Mana Zai?
Biasalah, dia mampir sebentar ada yang mau dibeli katanya. Dia akan menyusul.
Apa kabar Imelda? Senang sekali bisa melihat kamu sehat seperti sekarang!!
Terima kasih dokter, semuanya menjadi lebih baik setelah saya kembali ke sini. Bagaimana kabar dokter?
Ya beginilah!! Aku lagi vakum jadi dokter 1 tahun ini, agak aneh mendengar kalian masih memanggilku Dokter. Lebih baik panggil aku Zain saja.
Sedangkan dibawah, Chan menjitak kepala Dave dan Zepri. Bisa-bisanya kalian buat keribuatnan, malu tau di tontonin orang.
Idih gitu aja ngambek ejek Dave, sini aku cium. Biar emosinya reda.
Chan menyosorkan pipinya ke arah Dave.
Gimana udah seneng, dicium cowok ganteng?
Ganteng dari Hongkong!! Eh lu, layani 2 orang ini dengan baik. Bukan karena Bos Lu pada takut sama dia ya. Karena mereka ini sebenernya temen Bos Lu pade tapi otaknya kadang bener kadang kagak.
Oh jawaban serentak pegawai Chan. Kirain tadi siapa? Ternyata bos kena Prank...
Zai membawakan 1 bouquet bunga dan 1 bouquet coklat.
Hay Imel...
Hay Bang Zai...
Zai menyerahkan 2 hadiah yang dibawanya, Imelda menoleh ke arah Putra dan menerima ketika Putra menganggukkan kepalanya.
Aku boleh duduk di sini Bang?
Oh ya, silahkan jawab Putra.
Apa kabar kalian? sambil menatap ke arah Imelda.
Sehat!! seperti yang kamu lihat Bang Zai jawab Imelda. Bagaimana ceritanya kalian bisa sampai di sini?
Sebenarnya Bang Zain mendapat tawaran untuk menjadi dosen dan tim penelitian atas suatu penyakit kejiwaan. Dan kebetulan aku mendapat pertukaran pelajar di sini. Jadilah kami sampai di sini.
Kamu tau Imel, aku sangat senang bisa bertemu denganmu lagi. Rasanya dadaku sekarang sudah terisi semua dengan oksigen sehingga tidak perlu bernafas panjang untuk mendapatkan oksigen. Selama ini dadaku terasa sesak dipenuhi oleh kekalutan tidak bisa bertemu denganmu lagi.Tapi sekarang rasanya sangat Plong.
Bang Zai bisa saja, Apa kabar Thirah?
Well, she's oke!! Sebenarnya dia masih marah sampai sekarang karena aku mengambil pertukaran pelajar di sini.
Kenapa Bang Zai ingin sekali bertemu Imelda?
Aku pun tak tau kenapa, yang pasti melihat kamu sehat saja sudah buat hati abang tenang.
Imelda melirik ke arah Putra, tetapi Putra sepertinya asyik mengobrol dengan Dokter Zain.
Kamu tau Imelda, abang sempat marah karena Imelda pulang tak bilang kan abang dulu. Kalau bilang, abangkan bisa cari cara biar bisa antar Imelda ke sini. Abang tidak pernah berniat menyakiti Imelda, bagi abang keselamatan dan kenyamanan Imelda yang paling utama.
Terima kasih bang atas perhatiannya. Ada Putra di sini yang jaga Imelda. Imelda dan Putra pun sudah menikah, sudah sepantasnya Putra menjaga Imelda.
Abang tau Imelda pasti bingung. Tapi beri abang kesempatan untuk menjaga Imelda. Just for safe.
Bang, Imelda tidak suka meyusahkan orang lain.
Please!! Give me chance.
Aku hanya ingin menjagamu.
Imelda meraih tangan Putra dan menggenggamnya dengan erat. Putra menepuk tangan Imelda untuk memberikan jawaban bahwa tenang saja.
Baiklah bang!! Tapi atas seizin Putra. Bagaimana pun Putra yang memegang kendali tentang Imelda.
Bang Putra, tolong beri Zai ruang agar bisa ikut menjaga Imelda. Zai janji tidak akan menyakitinya. Karena berjauhan dari Imelda membuat Zai sulit bernafas.
Baiklah! Tapi aku mohon dalam koridor yang masuk akal ya Zai.
Aku dan Imelda tidak bisa selalu ada di dekatmu, tapi kamu boleh bertemu dan jika tidak bisa bertemu kamu bisa menelepon/video call Imelda.
Jika kamu ingin bertemu Imelda diluar kampus, kamu tetap harus menanyakan ke Imelda terlebih dahulu. Karena aku pun ingin Imelda memiliki privasi untuk dirinya sendiri.
Jika kamu bersedia, aku akan mengizinkanmu ikut menjaga Imelda.
Aku setuju bang. Terima kasih karena memberikan Zain kesempatan untuk berada di samping Imelda lagi.
Zai sekarang perasaanmu bisa sedikit lebih tenang tanya Dokter Zain?
Iya bang, seperti sesuatu yang mengikat di dada Zai sudah hilang. Rasanya benar-benar sedap bang.
Sebagai Abang mu aku yang akan mengawasimu, dan sebagai Suami Imelda Putra juga akan mengawasimu. Kamu harus tau bahwa Imelda bukan lagi wanita tak ada muhrim. Jadi izin dari muhrim sangat penting untuk berjumpa dengannya. abang mau menegaskan itu. Jika kamu melakukan hal yang diluar norma maka abang tidak akan bisa membantu kamu lagi untuk berada di samping Imelda..
Zai janji bang, Zai mana mungkin sanggup melihat Imelda terluka. Tapi jika bang Putra yang membuat dia terluka, lah lain soalan bang.
Akan kupastikan Imelda mendapatkan yang terbaik ucap Putra. Kamu bisa memegang janjiku...
Baiklah Bang, Imelda jangan takut ya sama abang. Abang cuma ingin kita kembali seperti dulu. Karena abang sangat sayang Imelda seperti sayang ke diri abang sendiri. Jadi abang tak mungkin berbuat bodoh sampai mencelakakan Imelda.
Mungkin Imelda butuh waktu untuk kembali seperti dulu dan kamu harus sabar akan hal itu ucap Dokter Zain.
Zai paham bang...