" Assalamu alaikum "... suara Rangga sambil membuka pintu.
" Wa alaikum salam ".. jawab Dewi dan Qina serentak. Dengan segera Qina membuka mukenah yang sedang di pakainya. Betapa bahagianya Qina saat papahnya pulang. sampai dia lupa kalo sedang mengaji, dan langsung berlari ke arah pintu.
Dewi pun mengikuti putrinya, menuju ke arah ruang tamu dimana suaminya sudah duduk di sofa.
" papah....papah beliin Qina ice cream gak ?"..tanya Qina setelah mencium tangan papahnya sambil memeluk minta digendong.
" ini papah beliin ice cream strawberry kesukaan Qina ".. ucap Rangga sambil menyodorkan kantong plastik.
" yeyeye...makasih papah ". jawab Qina sambil mencium pipi papahnya, dan duduk di samping papahnya sambil membuka ice crem.
Dewi yang dari tadi hanya pemerhati, hatinya ikut senang. anak dan suaminya saling menyayangi. Dewi tidak ingin anaknya seperti dirinya yang kurang kasih sayang karena orang tuanya terlalu keras dalam mendidik, tetapi juga tidak ingin seperti suaminya yang dari kecil selalu di manja sehingga kurang akan tanggung jawab.
" cape maz ?? mau langsung makan ?? tanya dewi setelah mencium punggung tangan suaminya.
" iya.."
" maz sudah sholat maghrib ?? "
" iya nanti " jawab rangga sambil menyuapi ice cream ke qina.
" Ya Allah, semoga engkau bukakan pintu hati suami hamba. agar dia mau menjalankan perintahmu Ya Rabb". Doa Dewi dalam hati sambil berlalu, dan mengambil makanan untuk suaminya.
semenjak menikah, Dewi jarang sekali melihat rangga sholat. Dewi baru mengetahui sifat rangga setelah menikah. nasi sudah menjadi bubur.
Setelah makan malam bersama, rangga memilih ganti baju dan main game. Qina belajar setelah menjalankan sholat isya. dan Dewi menemani Qina belajar.
" Maz..." sapa Dewi sambil ikut duduk di samping suaminya yang sedang merokok dan main game.
" hmmpth.." jawab rangga
" maz, udah gajian ya..."ucap dewi dengan hati-hati.
" udah..."
" aku boleh minta uangnya, biar besok bisa bayar utang ke tukang sayur. gak enak maz". suara dewi dengan lembut.
" besok...kamu cuma ak kasih 900. karena sisanya mau aku pakai dulu, buat talangan barang di kantor" jawab rangga santai
Rangga seorang sales, jadi biasanya kalau tidak ada penjualan. dia setor ke kantor dengan uang pribadinya. sebelumnya waktu dewi masih kerja, Rangga memang sering meminta uang ke dewi. tapi setelah dewi memutuskan resign untuk mengurus Qina, dewi sudah tidak bisa membantu apa apa.
" Ya Allah maz..kontrakan aja 600 rb, setoran motor 400 rb. masa aku harus utang utang lagi sih...ak bayarnya pakai apa. sekarang aku sudah tidak kerja". ucap dewi dengan nada memelas..
tapi bukan rangga namanya kalau tidak cuek dan santai. Rangga tiba tiba berdiri, keluar rumah dan nyalakan motor.
" yah, sepertinya aku memang harus cari utangan lagi. hidupku sekarang terlilit hutang. kalau mau berdebat juga percuma". gumam dewi setelah rangga pergi.
Rangga memang selalu pergi kalau di ajak diskusi.
-----
" Hari ini yang antar mamah sekolah Qina kan ?? ".. tanya Qina sambil memakai baju.
" iya sayang...mamah kursusnya udah selesai. jadi mulai sekarang mamah yang antar dan tungguin Qina. kasihan tante Dian antar Qina terus".
setelah resign, dewi memang ikut kursus menjahit yang di adakan pemerintah. kurang lebih 3 bulan.
" yeyey..." sorak Qina dengan riang
Setelah menyiapkan perlengkapan kerja rangga, dewi mengantar Qina ke sekolah. karena jarak rumah dan sekolah Qina lumayan jauh. Dewi dan Qina memutuskan untuk naik angkot, karena motor cuma satu dan di pakai rangga untuk bekerja.
" Mamah kenapa? , kok mukanya sedih. gak seneng ya antar qina ke sekolah". tanya qina dengan penuh perhatian.
" gak sayang...bukan begitu. mamah cuma kasihan sama qina. kita harus naik angkot. terus nanti dari jalan raya kita harus jalan kaki menuju sekolah. nanti qina cape...belajarnya gak fokus."..jawab dewi berbohong.
Dewi masih bingung untuk kehidupan bulan ini dengan uang yang di pegang. Alhamdulillah Qina dapat beasiswa di sekolahnya, jadi untuk urusan sekolah aman. tapi untuk kesehariannya gimana ?? untuk naik angkot bolak balik juga pakai duit.
" gapapa mamah. Qina seneng kok...dari pada dianter tante dian. Tante dian bolak balik, kasihan. terus kalau yang antar mamah, Qina juga lebih semangat sekolahnya".
" Alhamdulillah...makasih ya sayang".
Meskipun usia Qina masih 4 tahun, Qina memang type anak yang penurut dan dewasa .
" sama sama mamah ". jawab Qina sambil mencium pipi mamahnya.
" Assalamu alaikum, dewi..." terdengar salam seseorang lelaki dari samping.
" Waalikum salam,.". Dewi langsung menoleh ke samping. dan Deg, jantungnya berasa berhenti. Dia sesorang yang kadang masih dewi rindukan, seseorang yang selalu dewi sebut dalam doanya.
" Allahu akbar...Danu". ucap dewi pelan
" gak nyangka Allah mempertemukan kita disini "...
Dewi masih merasa malu kepada Danu. karena setelah lulus SMA, Dewi mencoba mengungkapkan perasaanya ke Danu meskipun hanya lewat email. Setelah lulus SMA, Danu memutuskan kuliah di saudi.
Semenjak SMP sampai detik mereka dipertemukan kembali, mereka belum pernah saling mengobrol satu sama lain. saling sapa pun tidak pernah.
padahal waktu SMP, beberapa kali mereka terlibat dalam satu kelompok. tapi sedikitpun kata tidak pernah keluar dari mulut mereka untuk saling menyapa...
" iiiya...kamu ngapain disini ?"jawab dewi gugup
" aku ngajar di sini. sebelumnya aku di tugaskan di SMP Rainbow. tapi mulai bulan lalu, ak mulai belajar mengajar di TK "
Dewi hampir lupa, kalau Danu adalah anak laki laki satu satunya pemilik yayasan Rainbow. Danu mempunyai kakak satu, dan adik satu. semuanya perempuan.
Dewi mengetahui semua itu, karena dia sering mencari cari informasi tentang danu lewat facebook. Dewi juga mengagumi kaka Danu semenjak SMP. sebelum dia menyukai Danu, Dewi sudah mengagumi kakaknya terlebih dahulu. Kakak Danu adalah kakak kelas 2 tingkat diatas dewi, namanya Nila. kakanya sering mengikuti lomba di sekolah dan sebagai ketua OSIS.