Tunggu...tunggu..tunggu, ada yang salah di sini, apa yang terjadi denganmu Robot !!!
Meskipun bola petir memiliki ukuran yang dapat menutupi lapangan sepak bola dan memiliki kecepatan yang hampir sulit di ikuti mata manusi, namun seharusnya kamu masih bisa menghindarinya, kan? ANDA TIDAK MUNGKIN MATI DENGAN BEGITU MUDAH.
Kau adalah robot dan kau memiliki teknologi hitam yang merupakan produk teknologi tingkat tinggi, ada banyak cara mengatasi serangan barusan. Kau dapat menggali tanah untuk menghindari atau menyalakan roket di bawah kaki dan punggung Anda untuk naik keatas, atau mungkin menggunakan perhitungan supermu untuk menemukan rute menghindar yang lebih baik, Tapi mengapa malah mati? Tolong beritahu aku? Tolong beritahu aku mengapa kau mati dengan hanya satu serangan? tolong katakan... harus kuapakkan hati yang penuh tekad ini.
Sekali lagi, sulit untuk mengatakan apa yang perasaan yang bergejolak dalam hatiku, aku kecewa namun pada saat bersamaan aku juga merasa senang karena bisa menang dengan mudah.
Dalam retrospektif, aku memang melihat ledakan setelah bola listrik di lemparkan, awalnya aku pikir itu hanya ledakan dari bola listrik.
Tetapi begitu aku memikirkannya lagi, kesimpulan itu memang banyak sekali celah, bola petir dari Lighting palm adalah sihir tipe 'Targeted effect / Targeted magic'.
Terutama versi modifikasi ini khususnya memiliki sistem penguncian yang hanya akan menyerang target seolah sihir itu sendiri memiliki kesadaran, dengan kata lain kecuali aku sengaja meledakkan kearah tanah atau robot lari dan bersembunyi di dalam tanah baru ledakan seperti ini mungkin terjadi, apalagi ledakan yang kulihat sebelumnya bukan ledakan listrik melainkan api, kemungkinan besar itu adalah saat robot meledak.
"Haaah" hari ini aku merasa aku terlalu banyak menghela nafas.
Ketika aku duduk di tepi lubang raksasa, tiba-tiba aku mendengar suara seseorang memanggil nama (palsu) ku.
"Sedhulur!"
Ketika aku menoleh ke belakang, aku bisa melihat bahwa Laura berlari ke arah ku dengan nafas yang terengah-engah, tetapi ketika dia melihat lubang raksasa di depan , dia segera menghentikan larinya, dengan ekspresi kaget yang menempel di wajahnya, dia bertanya kepada ku.
"ii...ini kamu yang melakukan nya ... Sedhulur?" Mungkin karena aliran nafasnya tidak teratur atau mungkin juga karena terlalu kaget, kalimat Laura agak terbata-bata.
"Secara tidak langsung, itu adalah serangan ku yang membuat lubang ini" lebih tepatnya ledakan tubuh robot yang berhasil membuatnya.
"Tapi kamu bilang sebelumnya kamu itu penyihir ilusi bukan?"
"Memang Tapi... siapa bilang Penyihir atau magus hanya bisa melakukan 1 jenis element sihir?"
Ramuan dengan spesifikasi hanya untuk mempermudah proses promosi dan memberikan buff pada element terkait, tidak mencegah seorang penyihir menggunakan element lain, lagi pula ini bukan game.
"Kau terlihat tidak semangat Sedhulur, apa yang terjadi"
Kalimat Laura memberiku kilasan tentang masa lalu, dalam ingatan ku Laura memang selalu suka sekali mengganti topik secara tiba-tiba, mungkin karena kemampuan pengamatannya yang bagus serta rasa ingin tahunya yang sulit di bendung.
Dengan sedikit senyum kecut aku menjawab pertanyaan Laura.
"Aku hanya merasa kecewa"
Tidak hanya tidak bisa meminta apa pun kepada Necromancer, aku juga tidak mendapatkan barang panen karena tubuhnya telah meledak, ini adalah hasil yang terburuk.
"Karena itu biarkan aku menenangkan diri dan tolong jangan tanya apapun lagi kepada ku"
"Kecewa? Kecewa mengapa?" Dia bertanya lagi.
"..." Sepertinya gadis ini tidak tahu arti kata-kata seperti 'tolong jangan tanya apa pun lagi', aku mulai merasa dia sebenarnya hanya mendengar kalimat awal dari kata-kataku dan mengabaikan sisanya.
Cara terbaik untuk menanggapi nya adalah mengabaikan nya juga.
Mungkin untuk memahami arti dari tanggapan atas keheningan saya, Laura pun meminta maaf.
"Oh, maaf, aku seharusnya tidak bertanya apa-apa lagi kan?"
"..." dia mengakhiri kalimat itu dengan pertanyaan lagi, membuatku tidak yakin apakah dia benar-benar ingin meminta maaf atau hanya ingin memancingku.
Sekadar mengingatkan, sebagus apapun pancingan dan bujukannya, aku masih tidak berniat untuk menjawab.
Tetapi mungkin karena dia tidak memiliki rem di mulutnya, Laura membuka mulutnya dan memanggil nama aku lagi.
"Hei Sedhulur, lubang apa itu?" Laura melempar lebih banyak kalimat interogatif, hanya karena penasaran aku akhirnya aku mengikuti arah yang ditunjuk Laura.
Memang, di tengah ledakan yang telah dibuat Lightning Ball/bola listrik, aku melihat lubang lain di tengah nya, lubang gelap yang hampir tidak terlihat sedikit pun cahaya di dalamnya.
Tanpa mengucapkan sepatah kata pun kepada Laura, aku mendekati lubang itu.
Bahkan dari dekat aku merasakan lubang sedikit kecil, jika aku ingin masuk ke dalamnya mungkin aku harus melebarkannya sedikit. Tapi sebelum itu aku harus memeriksa kondisi di dalam lubang terlebih dahulu.
Pertama aku menutup mata ku, mencoba memusatkan sihir fokus pada ujung jari ku, mencoba menciptakan bola lampu kecil di sana.
Ini adalah salah satu sihir tipe Superb, aku menggunakan sihir yang mampu menangkap cahaya kecil yang ada di sekitar, ku gunakan cahaya tersebut seperti pemantik api untuk memicu energi sihir yang dialurkan di ujung jariku berubah menjadi cahaya.
Mantra agak rumit, hampir mustahil dilakukan oleh penyihir tingkat rendah maupun menengah tetapi bagi ku yang sudah menggunakan puluhan ribu atau bahkan ratusan ribu mantra sihir, meskipun agak rumit aku bisa melakukan nya dengan sangat lancar. Itu mungkin aku terlalu terbiasa dengan mantra, di masa lalu aku aku bahkan bisa merapalkan mantra tanpa berpikir, seolah-olah program otomatis (kebiasaan) telah terbentuk di kepala ku.
Tapi dari liar aku mungkin akan terlihat seperti benar-benar membawa elemen cahaya, meskipun fakta bahwa dibandingkan dengan aslinya, mantra rumit ini memiliki lebih banyak batasan, seperti kekuatan nyala yang lebih pendek, tidak dapat menawarkan perlawanan apapun untuk elemen lainnya, bahkan cahaya lampu yang dipancarkan tidak lebih dari 5 watt lampu LED.
Aku tidak memiliki hak untuk berharap terlalu banyak, selama ada sesuatu yang akan bersinar di lubang gelap ini, sudah lebih dari cukup untukku.
Mengabaikan panggilan kekaguman dan tepuk tangan Laura, aku mulai menurunkan bola cahaya ke dalam lubang gelap di depan ku.
Bola terus turun dan berhenti ketika mencapai bagian bawah. Di sana aku bisa melihat permukaan datar lain yang terlihat seperti terbuat dari semen.
"Jadi apa ini, ruang rahasia?" Laura bertanya.
Aku sendiri sebenarnya berpikiran seperti itu. Tapi... aku sedikit merasa ini bukanlah 'ruang' rahasia.
Sekali lagi, tanpa menjawab kata-kata Laura, aku sedikit membuka lubang dan melompat ke dalamnya. Kedalaman lubang itu sendiri tidak terlalu tinggi, dati kecepatan bola cahaya turun dan waktu yang dibutuhkan untuk sampai ke dasar, menggunakan fisika sederhana aku bisa menghitung kedalaman lubang sekitar 3 m.
Bahkan dengan tubuh fana yang lemah ini, aku masih bisa mendarat dengan mudah tanpa cedera.
Dalam lubang hanya 'gelap' adalah satu-satunya perasann yang bisa jelaskan, tetapi dari atmosfer dan angin di sekitar aku masih dapat merasakan bahwa aku tidak berada di ruangan tertutup.
"Sedhulur! Bisakah kamu bergerak sedikit, aku ingin turun"
Di saat-saat seperti adegan klasik dalam novel di mana karakter wanita turun tanpa bertanya dan kemudian akan jatuh di atas karakter utama seharusnya terjadi bukan? tetapi pada kenyataannya sulit untuk diwujudkan di dunia nyata.
Bukannya aku berharap, bahkan jika aku benar-benar berharap sulit menemukan seorang gadis yang begitu ceroboh di dunia ini, bahkan dalam situasi seperti ini, dalam situasi di mana lubang terlalu kecil untuk menemukan tempat pendaratan lain ia lebih suka bertanya kepadaku untuk minggir dari pada langsung terjun ke bawah.
"Tidak, kamu jangan turun dulu Laura,"
"Eeeh, kenapa aku tidak turun? Tidak adil kalau cuma kamu yang bisa menjelajahi ruang rahasia, aku juga ingin melakukannya"
Mendengar petisi yang terdengar seperti tangisan anak-anak, jujur aku ingin segera mengatakan ya, sayangnya tempat ini bukan benar-benar ruang rahasia terlalu berbahaya membawa orang lain masuk
Tapi jika aku mengatakan itu kepada Laura, aku merasa Laura malah jadi semakin ingin masuk dan menjelajahinya. Dalam hal ini aku harus menggunakan kalimat penolakan lain yang lebih 'halus'.
"Tolong bersabarlah sedikit Laura, setidaknya biarkan aku memeriksa keamanan tempat ini terlebih dahulu"
Dengan kata lain aku harus menundanya.
"Baikalh, aku mengerti" meskipun Laura memiliki ekspresi cemberut dan menjawab dengan sedikit enggan, aku senang dia setuju untuk tidak turun.
Kata-kata untuk memastikan bahwa keamanan bukanlah dusta, untuk beberapa alasan aku bisa merasakan firasat bahaya dari tempat ini.