Chapter 4 - Malaikat dan Iblis

Kesan pertamaku untuk ruangan test ini adalah... besar dan kuno. Seperti ruangan yang ada di dalam film fantasy dan game Rpg.

Sedangkan kesan keduaku adalah suasana yang membuatku sedikit nostalgia, dulu aku sering menjelajahi reruntuhan yang dipenuhi bangunan kuno, bahkan bisa dibilang sebagian hariku telah dihabiskan untuk menjelajahi tempat-tempat seperti itu.

Perbedaannya, tempat yang ku jelajahi adalah reruntuhan, sesuai dengan namanya namanya tempat itu adalah sisa sejarah, bangunan-bangunan yang rusak, tempat yang tidak terawat. Sedangkan ruangan ini lebih terlihat seperti kota yang baru saja di tinggalkan belum lama ini, tidak ada bangunan yang rusak, sama sekali tidak terlihat seperti peninggalan sejarah.

Tetap saja, baik reruntuhan maupun ruangan ini memiliki satu persamaan, yaitu memiliki gaya yang sangat asing, seolah berasal dari tempat dan era yang jauh.

Di sebelah kanan ruangan ada patung malaikat berukuran besar, berwarna putih, memiliki sayap burung yang terasa sangat mendominasi, tangannya memegang pedang yang menghadap ke bawah.

Di sebelah kiri terdapat patung iblis berwarna hitam, tidak kalah besar dengan patung malaikat di sebelah kiri, juga memiliki sayap – sayap kelelawar, tanduk melengkung tumbuh diatas kepalanya.

"Iblis dan malaikat, mewakili siang dan malam, serta putih dan hitam tapi bukan kebaikan dan kejahatan" - oleh Morningstar tertentu.

Untuk malaikat sendiri, pecinta keindahan, estetika, dan kesopanan. Secara alami mereka akan mencari pengikut dengan penampilan yang sama seperti mereka, seperti manusia misalnya.

Karena itu juga bagi para malaikat, ras rasis, barbar, serta penampilan yang "berbeda" seperti ras iblis adalah sebuah kejahatan.

Kebanyakan Manusia adalah fraksi malaikat, tentu saja mereka juga tidak menyukai ras iblis, Apalagi ras iblis sendiri adalah ras yang sombong dan rasis, mereka memandang manusia sama seperti bagaimana manusia memperlakukan serangga, entah di siksa, dipermainkan atau dikorbankan, mereka tidak akan merasa bersalah, mereka tidak akan menganggap perbuatan mereka sebagai sebuah kejahatan.

Karena itu berbeda dengan permusauhan malaikat yang damai, manusia berbuat sesuatu yang berlebihan, mereka memerangi iblis.

Melihat beberapa iblis disakiti ras manusia, ras yang mereka anggap ras rendahan, para iblis tentu merasa terhina.

Mereka kemudian mendatangkan bencana kepada ras manusia sebagai sebuah pembelajaran, seolah mengatakan 'Sadari tempatmu manusia rendahan', bersamaan dengan berbagai bencana yang mereka jatuhkan ke banyak tempat dengan sembarangan .

Alhasil bahkan manusia yang tidak tahu apa-apa, yang sebelumnya tidak ikut memerangi iblis, bencana ini merubah dan memperkuat pandangan mereka bahwa iblis adalah kejahatan, membuat mereka semakin memerangi iblis.

Sayangnya perbedaan kekuatan antara manusia dan iblis terlalu besar, bukan sesuatu yang bisa dicapai hanya dengan semangat yang tinggi, pada akhirnya manusia memilih untuk berdoa kepada malaikat mencari perlindungan dan dukungan.

Tentu malaikat akan menanggapi doa para pengikutnya, mereka menciptakan atribut yang dapat menyakiti iblis dan mengajarkan kepada manusia sebagai perlindungan. Atribut yang sekarang di kenal dengan kekuatan putih, kekuatan cahaya atau atribut suci.

Mendapatkan kekuatan dari malaikat, membuat kesombongan manusia melambung tinggi, mereka menganggap kekuatan manusia yang telah dibekali atribut suci sudah setara dengan iblis, dengan kepercayaan diri yang berlebihan itu, ditambah dengan alasan balas dendam manusia kembali memerangi iblis.

Iblis semakin marah ketika melihat malaikat ikut campur, iblis menganggap tindakan manusia adalah apa yang di atur malaikat, para iblis juga jadi membenci malaikat.

Dan begitulah perang antara malaikat dan iblispun terjadi, berlanjut hingga sekarang . Karena atribut suci lebih efektif dalam menyakiti iblis, para malaikat terus mengembangkan kekuatan suci dan menjadikannya sebagai kekuatan utama mereka.

Aku tahu cerita tersebut setelah mempelajari salah satu reruntuhan yang pernah ku jelajahi. Tapi apakah "kebenaran" cerita tersebut nyata atau tidak masih belum bisa di pastikan, tapi satu hal yang pasti hubungan malaikat dan iblis benar-benar merepotkan, jika bisa aku tidak ingin terlibat pertikaian antara ke dua fraksi tersebut.

Sambil terus berpikir aku terus mengawasi ruangan. Selain patung, benar-benar tidak ada apapun di tempat yang luas ini, hanya lorong raksasa dengan 6 pilar di masing-masing patung .

Meski tidak terlihat seperti peninggalan dan tidak ada lumut maupun retakan di dinding, lantai cukup banyak memiliki debu, seperti yang kupelajari di catatan milik masterku sebelumnya.

Di ujung ruangan ada pintu lain yang menuju ke tempat test. Tapi sebagai orang yang tahu tentang masa depan? bagaimana bisa aku perlu repot -repot mengikuti test seperti orang lain?

Aku berdiri menghadap patung malaikat dan menatap ke atas, ketika dilihat dari dekat patung terlihat sedikit lebih besar, tekanan tak terlihat membuat dada sesak, aku benar-benar merasakan seperti seekor serangga yang sedang menghadapi makhluk superior, membuatku merasa lebih banyak tekanan dengan apa yang akan aku lakukan berikutnya.

Aku menarik nafas dalam-dalam dan berteriak ke arah patung.

"Dasar kalian para malaikat munafik, kalian sama sekali bukan simbol dari kebaikan " "kaliah hanya ****" "Dasar *****" "kalian akan miskin tujuh turunan." "*********" Kata-kata kotor masih terus di muntahkan dari mulutku bahkan setelah tenggorokanku terasa kering.

Patung malaikat "..."

Jika patung tersebut memiliki kesadaran, aku penasaran reaksi apa yang akan ia berikan. Melihat seseorang yang tidak mereka kenal tiba-tiba mencaci dirinya seperti seseorang yang memiliki dendam sangat dalam, mungkin dia akan mengelurkan kata seperti "What the f*ck??" atau semacamnya. Tapi disini adalah ruang test, yang di lindungi dengan kekuatan Gaia, tentu saja Gaia tidak akan mengizinkan fraksi lain mengamati tempat ini tanpa seijinnya, termasuk malaikat.

Setelah cukup lama berteriak, aku segera berhenti dan menghembuskan nafas lelah. Menatap gambar apel dibawah kaki patung, menggunakan debu dilantai aku mencoba menutupi gambar tersebut.

Aku kemudian berbalik, dan bergantian menghadap patung iblis. Juga menggunakan debu dilantai, aku menggambar sebuah apel di bawah kaki iblis.

"Fuh" Dengan ini semua sudah selesai. Karena ada sesorang yang mengawasi di ruangan test ini , aku harus berpura-pura hanya melakukan tindakan yang biasa dan melanjutkan berjalan ke lorong test .

Tapi baru beberapa langkah aku sudah mendengar suara "Ding! Ding! ding!" dari pixie. Entah sejak kapan ia sudah berada di belakangku.

"Selamat pelanggan! Pemeriksa test telah memutuskan kau telah lulus. Sekali lagi selamat!!" katanya dengan ekspresi bersemangat yang sangat palsu.

Berbicara tentang pemeriksa test sebenarnya aku tahu siapa dia, sekaligus dari kubu iblis mana Gaia membeli hak dungeon.

Pemeriksa test adalah salah satu keturunan dari raja iblis kesombongan, Lucifer. Meski master dungeon nantinya tidak ada hubungannya dengan fraksi iblis, tetap saja jika ingin menjadi master dungeon, calon memerlukan ijin terlebih dahulu dari penciptanya, yaitu iblis. Ini adalah alasan lain diadakannya test untuk menjadi master dungeon.

Pixie menatap coretan apel yang ku tutupi dengan debu dan gambar apel yang kubuat.

Senum aneh terbentuk di bibirnya.

"Mengambil apel dari malaikat dan memberikanya pada iblis, Hnn... kau cukup berpengetahuan juga ya? pelanggan. Tapi apakah kau tidak takut mendapat kebencian dari fraksi malaikat setelah melakukan tindakan ini?"

Ekpresi pixie sudah tidak terlihat seperti ekspresi profesional lagi, mungkin semua tindakanku membuatnya sedikit terkejut. Bagaimanapun juga seperti yang kuceritakan sebelumnya, kebanyakan manusia adalah bagian dari fraksi malaikat, seorang yang berhubungan baik dengan fraksi iblis adalah bid'ah, karena itu tindakan yang jelas akan mendapatkan permusuhan dari 'masyarakat' ini, adalah tindakan bodoh dalam pandangan Pixie.

"Itu bukan urusanmu pixie kecil, kau sendiri apa tidak masalah tidak melakukan tugasmu dengan benar? Cepat jangan terlalu banyak bicara dan lakukan seperti prosedur biasanya."

Karena Gaia melindungi ruangan ini, mengapa aku takut malaikat mengetahui tindakanku?

"Baiklah-baiklah, tunggu sebentar."

Sambil menunggu pixie melakukan prosedur kelulusan tes, aku menatap ke atas.

Kalau boleh jujur, aku sebenarnya tidak terlalu tahu tentang fakta "Apel emas adalah sesuatu yang dimilik malaikat dan iblis menginginkannya". Aku sama sekali tidak tahu apel emas apa itu, dan mengapa iblis menginginkannya. Tapi mengetahui itu saja sudah cukup.

Penemu trik untuk lulus test dengan cepat ini adalah orang lain, tapi aku sedikit memodifikasinya.

Dulu salah satu calon master dungeon yang kebetulan anggota fraksi iblis tanpa sengaja menemukan trik ini, saat dia sedang melakukan test dan melihat patung malaikat ia segera menghinanya, ia kemudian melakukan doa kepada patung iblis.

Tindakan ini membuatnya lulus test dengan cepat.

Trik yang mudah tapi aku tidak bisa menirunya begitu saja, aku bukan anggota fraksi iblis dan tidak ingin dianggap begitu.

Karena itu aku mencoba menganalisisnya, di tambah dengan fakta pemeriksa test adalah keturunan raja iblis lucifer, aku berpikir mungkin tindakan menghina patung malaikat adalah tindakan kesombongan yang sejalan dengan preferensi pemeriksa test, dan tindakan berdoa kepada patung iblis membuat pemeriksa test senang, karena itu dia diluluskan.

Tetap, jika aku melalukan trik itu begitu saja aku masih khawatir aku akan dianggap sebagai orang dari fraksi iblis, sedangkan aku sendiri sama sekali tidak ingin terlibat konflik antara iblis dan malaikat.

Karena itu aku memodifikasinya.

Tindakan menghina patung malaikat adalah tindakan kesombongan sekaligus mengatakan kepada iblis bahwa aku bukan pengikut malaikat.

Dan aku tidak berdoa kepada patung iblis karena aku ingin menujukan 'Aku memang bukan pengikut malaikat tapi aku juga bukan pengikut iblis' kepada pemeriksa test .

Untuk masalah apel adalah improvisasiku sendiri sebagai backup jika tindakan tadi masih belum cukup menyenangkan pemeriksa test.

Aku senang semuanya berhasil dengan lancar. Bukan berarti test sendiri itu sulit, dengan kekuatan dan pengetahuanku saat ini bisa dibilang sangat mudah.

Tapi seperti yang kubilang sebelumnya, jika hanya dengan sebuah tindakan sederhana bisa membuatnya lebih mudah lagi, kenapa tidak?