Pelayan Keenam Dewa Yatan, Malacus adalah pendeta yang mengawasi semua ritual di Gereja Yatan.
Bahkan, sebagian besar ritual yang ia selenggarakan ditujukan untuk kelompok-kelompok yang bermusuhan dengan Gereja Yatan. Atau dia menggunakan mereka untuk mengutuk daerah tersebut demi tujuan membuat orang sakit.
Dia terkenal karena event di mana 87 gadis dikorbankan untuk mengubah Raja Kerajaan Bungerst menjadi orang gila, serta mengorbankan 607 perawan untuk meningkatkan wabah di wilayah Earl Raven.
"Mulai raidnya? Kukuk! Kuhahahaha! Kalian orang-orang ingin menanganiku? Tidak ada seorang pun di dunia yang tidak takut pada Gereja Yatan, yang melakukan supremasi Dewa Yatan dan memberikan pengaruh di seluruh benua. Dan akulah yang menumbuhkan agama ini! Betapa menggelikan untuk berpikir bahwa kalian adalah lawan yang layak!"
Malacus ada benarnya.
Gereja Yatan adalah salah satu kekuatan terbesar di Satisfy dan menjadi subjek horor. Malacus memainkan peran utama dalam pertumbuhan Gereja Yatan. Prestasinya sangat besar untuk mempengaruhi situasi seluruh benua. Bagaimana bisa orang yang hebat seperti ini diperlakukan seperti permainan berburu di desa pegunungan? Dia takkan mudah dibunuh.
"Kalian akan segera mengetahuinya. Terutama kau, Nak. Kau akan dikorbankan untuk Dewa Yatan."
Malacus dapat melihat bahwa Jishuka dan anggota Guildnya kuat. Sejujurnya, dia agak tersentak ketika mereka semua muncul sekaligus. Tapi bukankah dia salah satu dari Delapan Pelayan? Dia telah melampaui ranah manusia. Malacus tidak meragukan bahwa dirinya takkan terluka kecuali orang-orang ini menyerang secara bersamaan sebagai sebuah kelompok.
Namun, pikiran Jishuka berbeda.
"Aku tidak tahu tentang Malacus, tapi Guild Tzedakah kami adalah yang terkuat. Kami memiliki kekuatan untuk berdiri di puncak setiap saat. Kau tak bisa mengancam kami."
Menyeringai.
Jishuka tersenyum sambil memperlihatkan giginya yang putih. Dia memprovokasi Malacus. "Kau akan mati di sini, jadi dengan rendah hati terimalah kematianmu. Bagi kami, kau tidak lebih dari sekedar permainan."
Malacus tak bisa menahannya lagi dan wajahnya terdistorsi.
"Kau benar-benar percaya kau bisa menyakitiku?"
"Tentu saja."
"Bodoh!"
Malacus berteriak dan mengulurkan tangannya. Kemudian sinar kekuatan sihir hitam melesat dalam garis lurus. Serangannya ditujukan persis kearah jantung Jishuka. Tapi Jishuka tidak melakukan tindakan apa pun untuk melindungi dirinya. Toban, berdiri di sisi kirinya, bergerak sebagai gantinya.
"Patience Shield!"
Paladin peringkat pertama dan kepala staf dari Guild Tzedakah. Dia menggunakan perisai besar dan skill pertahanannya untuk memblokir sinar kegelapan.
Kwang!
Ada suara keras saat debu naik di segala tempat. Perisainya tidak menyerap gelombang kejutnya, jadi Toban batuk darah.
"Kuoh... Daya tahan perisai berkurang 20 dalam sekejap. Ini bukanlah skill unik bajingan itu. Itu adalah sihir kegelapan yang bisa digunakan siapa pun di Gereja Yatan. Seberapa kuat kekuatan sihirnya?"
Jishuka mengerutkan kening dan menendang Toban.
"Jangan sungkan. Ini tidak enak dilihat."
Seru Malacus.
"Mati di depan kekuatan besar ini! Ini akan menjadi yang terakhir kalinya kalian bisa melakukan sesuatu yang tidak penting!"
Kemudian jendela pemberitahuan muncul di depan semua anggota Guild Tzedakah.
[Pelayan Keenam Dewa Yatan, Malacus telah melepaskan kekuatan sihirnya.]
[Kekuatan kegelapan yang kuat telah menerapkan efek rasa takut, kelemahan, dan imobilisasi.]
[Malacus telah melepaskan serangan sihir kejutan.]
Kwa kwa kwa kwang!
Dari tangan Malacus, puluhan sinar ditembak ke berbagai arah.
"Hei, hei. Bukankah ini terlalu berlebihan?"
"Ini gila."
Jishuka dan anggota Guild Tzedakah dengan segera berusaha melindungi diri mereka sendiri dari bombardir. Tapi mereka kewalahan dengan kekuatan sihir Malacus dan tak bisa menahan diri karena kondisi abnormalnya.
[Kamu telah menderita 8,900 damage.]
[Kamu telah menderita 16.503 damage.]
[Kamu telah menderita 11.027 damage.]
"Ini menyakitkan!"
"Ini busuk!"
Kecuali untuk beberapa kelas dengan pertahanan sihir tinggi atau ketahanan gelap yang tinggi, anggota guild kehilangan setidaknya 30% dari HP mereka karena pemboman serangan tersebut. Dalam kasus Jishuka, seorang pemanah yang biasanya menghindari serangan musuh, dia dihadapkan dengan pesan peringatan berbahaya.
[Kamu telah kehilangan 53% HPmu dari satu serangan.]
[Kamu tidak bisa mendapatkan kembali kondisi mentalmu.]
Sebuah serangan yang mengambil 40% dari HP player sekaligus akan mengejutkan player selama tiga detik. Dengan kata lain, Jishuka sekarang sepenuhnya tak berdaya.
"Lindungi ketua!"
Toban memimpin dan anggota Guild Tzedakah mulai mengelilingi Jishuka. Malacus mengagumi pemandangan tersebut seolah-olah pemandangan itu lucu.
"Apa kau mengerti sekarang? Akulah yang pemburu, bukan kalian."
Jishuka tidak peduli. Dia memberi Guild sebuah perintah. "Daripada aku, Grid... Lindungi murid Khan!"
Pencipta Panah Jaffa Khusus yang dia cari-cari! Grid dianggap sebagai murid Khan yang tahu informasi penciptanya. Tidak, ada kemungkinan bahwa dialah pencipta.
"Semua orang, ingat ini. Kita perlu mengalahkan Malacus, tapi prioritas utama kalian adalah melindungi Grid. Kalian tak bisa membiarkannya mati."
Ketua guild benar-benar harus dipatuhi! Para anggota guild saling melihat secara bersamaan. Kemudian mereka menemukan Grid bersembunyi di balik pohon.
"Eh? Orang itu?"
Bukankah Grid pandai besi? Seorang pandai besi normal seharusnya mati, atau setidaknya menderita luka serius akibat pemboman Malacus. Tapi dia baik-baik saja?
"Apa yang sedang terjadi?"
Jishuka lebih terkejut daripada orang lain saat dia memeriksa Grid.
"Sekarang aku melihatnya, bukankah dia mengenakan armor dan memegang pedang?"
Apa itu petunjuk palsu? Tapi Grid mengatakan dia adalah orang yang membuat Panah Jaffa Khusus. Dia bingung. Tapi itu hanya sebentar. Jishuka pulih dari kondisinya dan meminum potion HP. Kemudian dia menarik perhatian Malacus, yang sedang menatap Grid.
"Malacus. Bukankah kau terlalu lemah? Kau tidak berhasil membunuh kami dengan serangan tersebut. Bukankah itu menggambarkan betapa tidak kompetennya dirimu?"
Kenapa Grid tidak kewalahan dengannya?
'Trik apa yang dia gunakan?'
Kebanggaan Malacus terpukul ketika dia melihat Grid yang aman dari pemboman serangannya, tapi kemudian Malacus melihat Jishuka lagi. Malacus sangat marah.
"Gadis, kau tak bisa datang ke sini. Kau gemetar ketakutan. Itu terlihat cocok untukmu."
"Aku mendengar bahwa ritual yang dilakukan oleh Malacus melampaui akal sehat. Tidak ada orang atau organisasi yang tidak menyembah Yatan aman dari ritualmu. Jika jumlah pengorbanannya tidak terbatas, kau mungkin bisa menaklukkan dunia melalui ritualmu. Ya, kemampuanmu sebagai pendeta sangat besar. Aku akan mengakuinya. Tapi kau..."
Bibir Jishuka meringkuk dengan jijik. Itu jelas konyol. Wajah Malacus memerah saat Jishuka menatapnya dengan mata arogan.
"Apa masalahnya? Apa kau pikir kami tidak tahu bahwa kemampuan tempurmu adalah yang terlemah di antara Delapan Pelayan?"
Informasi adalah kekuatan. Guild Tzedakah bertujuan untuk mencapai puncaknya, sehingga kemampuan pengumpulan informasi mereka secara alami berada di tingkat tinggi. Gereja Yatan saat ini adalah salah satu kekuatan terbesar di benua tersebut, sehingga Guild Tzedakah menemukan sebanyak mungkin informasi tentangnya.
Pelayan Keenam, Malacus. Untuk menikmati permainan yang disebut 'pengorbanan korban', dia muncul di tempat acak setiap tiga bulan. Level 310. Kelasnya adalah Dark Sorcerer. Keahliannya adalah sihir hitam, debuff dan berbagai skill pertahanan. Selain itu, dia memiliki kemampuan pemulihan diri yang luar biasa yang dipicu oleh kekuatan sihirnya yang sangat besar. Sebagai anggota peringkat tinggi dari Gereja Yatan, mereka harus berhati-hati terhadap serangan sihir kegelapannya. Namun, jenis skill serangan yang bisa dia gunakan sangat terbatas.
'Levelnya sangat rendah dibandingkan dengan Delapan Pelayan lainnya.'
Malacus adalah seorang pendeta. Levelnya rendah dibandingkan dengan pelayan lain karena dia jarang masuk langsung dalam medan pertempuran. Dia hanya berada di level 310 sehingga Guild Tzedakah, yang rata-rata levelnya di atas 200, menilai bahwa mereka bisa berurusan dengannya.
"Baru sebulan yang lalu kau melakukan pengorbanan terakhirmu... Aku tidak tahu kenapa kau menyimpang dari garis waktu pribadimu dan muncul di Kerajaan Abadi, tapi, aku bersyukur. Kami akan mengorbankanmu dan meningkatkan reputasi kami."
Jishuka mengangkat tangan, mengabaikan Malacus saat dia memerintahkan anggota guildnya,
"Berapa lama kalian akan membiarkan permainan kalian berjalan liar? Pergi ke depan dan mulai raidnya."
Itu terjadi pada saat yang bersamaan.
Teong!
Seorang pria setengah baya berotot menunggu pembicaraan tanpa henti antara Jishuka dan Malacus dan melompat ke depan. Itu adalah Tank Destroyer, Vantner.
"Hei kau! Beri aku Regas! Maka kau akan mati! Rasakan kematian! Wuhahaha!"
Vantner menggunakan kedua kapaknya. Dia memegang kapak yang cukup besar untuk diangkat dengan kedua tangan dan mengayunkannya ringan.
Kwang! Kwang! Kwaang!
Ada gelombang kejut setiap kali serangan Vantner bertabrakan dengan perisai sihir hitam. Tekanan angin menyebabkan jubah Malacus mengepak ke segala arah, tapi hanya seperti itu saja. Kapak Vantner tak bisa menembus perisai Malacus, apalagi menyentuh kerah bajunya.
"Dia baik-baik saja?"
Vantner yang bingung mundur, menarik napas dalam-dalam dan memikirkannya dengan tenang.
'Perisai orang itu... Kekuatan seranganku tak bisa menembusnya? Oke, kalau begitu itu permainan kecepatan!'
Malacus melindungi tubuhnya dengan mengerahkan perisai di permukaan yang akan diserangan. Jika Vantner menyerang dengan kecepatan yang tidak dapat ditandingi oleh Malacus, apa dia bisa menggunakan perisainya?
"Aaaaaaah!"
Vantner memiliki ide sederhana dan mulai menggerakkan lengannya dengan sekuat tenaga.
Chaaeng! Jjejejeok!
Kedua kapak bergerak tanpa istirahat, dan momentumnya sama sengitnya dengan petir. Namun, Malacus tidak terluka sama sekali.
'Hah hah... Kecepatan serangku tidak melebihi kecepatannya. Bagaimana tubuh seorang penyihir begitu mengesankan?'
Vanter terengah-engah. Malacus berdiri diam dan menunggu dia kelelahan.
"Hmph, ini tidak enak dilihat." Malacus tertawa pada Vantner, lalu menatap Jishuka. "Kekuatan tempurku benar-benar lemah dibandingkan dengan para pelayan lainnya. Tapi ini terjadi hanya jika dibandingkan dengan para pelayan lainnya. Dibandingkan kalian semua, aku sangat kuat..."
Malacus tak bisa menyelesaikan kata-katanya. Itu karena tombak meluncur di atas bahu Vantner.
Kaaang!
"Hah?"
Malacus mengerang sedikit saat tombak itu muncul. Serangannya seperti seberkas petir. Jika dia sedikit kurang waspada, dia takkan bisa memasang perisai tepat waktu.
'Serangannya cepat dan kuat, tidak seperti pria yang memakai kapak.'
Berat tombak yang tepat di jantungnya begitu besar sehingga Malacus mundur beberapa langkah, meski diblokir dengan perisai! Kemudian pemilik tombak itu muncul di hadapannya.
"Ah~ kau bereaksi terhadap serangan kejutan yang sempurna? Seberapa kuatkah pelayan lainnya?"
Vantner melirik pada pemilik tombak, yang telah mengungkapkan kekagumannya yang gugup.