Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

De Mafia Marriage

🇮🇩Eouny_Jeje
--
chs / week
--
NOT RATINGS
3.8k
Views
Synopsis
Mencari pembunuh kakaknya, malah terjebak dengan bos Mafia besar, Erick. Erick berjanjia akan mencari kakaknya, asal Laura mau menjadi keksaihnya.

Table of contents

VIEW MORE

Chapter 1 - Menjadi Tercantik

Laura Annet menatap pantulan dirinya di cermin, bagaimana ia bisa mengikuti kata Rick, bos kelompok Devil Brother, yang tinggal serumah dengannya semenjak Rick menyelamatkannya dari percobaan pembunuhan.

"Jadilah yang tercantik , di pesta pernikahan Gerry D.Asthon, mantan kekasihnya," satu kalimat Rick kembali terdengar seperti peringatan di benaknya.

Laura menghela nafasnya, rasanya hal ini adalah ide yang cukup memalukan dirinya. Untuk apa ia datang ke pesta itu, dan terlihat seperti wanita yang akan mengacaukan pesta dengan membayangi bayangi sang mempelai pria.

Pernikahan Gerry D.Asthon memang sudah berhasil mengacaukan dirinya beberapa hari ini, ia mengira pria tersebut akan bersedia menunggunya, menunggu ia pulang kembali, menunggu hatinya reda dari kemarahannya selama ini.

Ternyata tidak, pria itu malah akan menikahi seorang wanita yang telah ia kencani selama tiga tahun terakhir. Rupanya tidak butuh waktu lama bagi Gerry D.Asthon menemukan penggantinya, hanya berselang dua tahun dari kepergiannya.

Cinta Gerry D.Asthon memang luar biasa, luar biasa untuk waktu yang sebentar. Ia melupakan Laura dengan mudahnya, dan Laura perlu waktu tiga bahkan lima tahun untuk menghapus cintanya pada Gerry D.Asthon, kini cinta itu berhasil terkikis dengan baik. Bisa dikatakan cukup baik. Setidaknya ia tidak meraung-raung menangis seperti dulu.

"Carry, lepaskan gaun ini. Aku tidak akan mengenakannya--" pinta Laura pada pelayannya. Carry pun segera membantu melepaskan reseleting dan membantu melorotkan dress bewarna biru muda tersebut, dan kemudian membantu Laura mengenakan gaun keemasan yang terlihat begitu mewah, seketika itu pula pantulan kecantikan menyatu dalam balutan gaun emas tersebut. Ia terlihat mempesona.

"Nona, sangat cantik," puji Carry seraya merapikan ekor gaun Laura.

"Terimakasih Carry," Laura berbalik dan membantu Carry untuk berdiri berhadapan dengannya. Ia menyentuh pundak Carry, kemudian menyentuh bagian wajah Carry yang memiliki bekas luka bakar. Bekas yang hampir sama dengan dimiliki oleh Diane, pelayannya terdahulu.

"Maafkan aku..." lirih Laura pada Carry, ia merasa cukup bersalah dengan memamfaatkan kesamaan luka bakar yang dimiliki Carry dengan Diane. Tapi ini semua adalah ide Rick Wang, yang dengan berbagai cara mencari gadis yang memiliki wajah dengan luka bakar yang sama dengan Diane, dengan begitu Laura akan dengan mudah menekan perasaaannya dengan Gerry D.Asthon. Laura harus mengingat penyebab kematian Diane.

"Noona tidak perlu merasa bersalah, bukankah saya pelayan anda, saya tidak perlu merasa tidak nyaman karena menemani anda di keramaian," jawab Carry dengan senyum lebar agar terlihat ceria, menyembunyikan rasa rendah dirinya yang seketika muncul di benaknya,terlebih ketika matanya tanpa sengaja melihat pantulan wajahnya sendiri di cermin, membuat dirinya terlihat menakutkan.Malam ini semua orang akan melihat kagum betapa cantik nonanya, dan akan memandang jijk pada dirinya. Iapun meraba ke tangan Laura yang masih menyentuh luka bakarnya. Ia tersentuh dengan elusan yang mendarat di wajahnya.

"Hanya noona yang tidak memandang jijik-- " ucap Carry dengan sedikit mendongakan matanya pada Laura. Terlihat senyum tulus Laura yang menghangatkan dirinya, namun wajah mulus tanpa celanya malah menghancurkan hati Carry selanjutnya.

Ting...

Layar monitor di dinding menampilkan wajah Rick berdiri di depan pintu kamar Laura. Laurapun menekan tombol biru pada remotenya, dan pintu kamarpun bergeser otomatis terbuka.

Baru satu langkah Rick berjalan memasuki kamar Laura, langkahnya kini terhenti, ia mematung terpesona melihat penampilan wanita yang telah ia puja selama ini. Ia memandang tak berkedip sama sekali, bahkan ketika Laura berjalan selangkah demi selangkah dan berhenti tepat di depan dirinya. Ia masih mematung memuja mahluk yang nyaris sempurna yang berdiri di depan matanya.

"Kau kenapa Rick?" Tanya Laura mengejutkan lamunan Rick. Rick berkedip sekali, dan kembali ke alam nyatanya.

"Aku mengira hari ini adalah hari pernikahanku, dan aku terpesona dengan sang pengantinya," gumam Rick baru bangun dari lamunanya, dan terdengar mengisyaratkan tentang perasaannya yang ingin menikah dengan Laura.

"Berhentilah merayuku!" tepis Laura yang kemudian menggelengkan kepalanya berkali-kali,tanpa mengenduspun Laura tau aroma yang tertinggal di tubuh Rick adalah parfum wanita, apalagi jejak lipstik masih menempel jelas di kerah Rick. Lagi-lagi ia ketahuan dengan mudahnya.

"Bolehkah aku memelukmu?" Ijin Rick pada Laura, dua tangan Rick membentang bersiap memeluk dengat seerat mungkin, namun Laura segera menggeleng keras, dan melewati Rick begitu saja.

"Ahhhhh... Kau seharusnya tau satu pelukanmu bisa menyingkirkan seratus wanita yang ingin tidur denganku," gerutu Rick yang mengekori Laura pergi keluar kamarnya.

"Sayangnya aku tidak berniat menyingkirkan mereka dari ranjangmu Tn.Rick Wang!" sahut Laura dengan sedikit senyuman yang menyeringai lebar ketika ia menoleh pada Rick yang berhenti mengekorinya.

***

Pernikahan Gerry D. Asthon dan Gwen Sharon

Gerry D. Asthon dengan tangannya yang mengapit Sharon berkeliling menjabat tangan tamunya satu demi satu. Kemudian ia bergabung satu meja V.I.P bersama Ny. Hillary dan Glory, anak tunggal Gwen Sharon.

"Oh menantuku tersayang," apit Ny.Hilary yang membawa Sharon duduk bersamanya, ia tersenyum bahagia dan penuh kemenangan, kala seorang ahli waris Asific Company itu akhirnya menjadi menantunya. Ia tidak perlu lagi berpura-pura manis di depan Michael Dalton, puteta tirinya, hanya karena takut di usir. Kali ini putera kandungnya, putera kesayangannya, memiliki rumah yang tak kalah megahnya dari pada Asthon Company.

"Terimakasih mom." ucap Sharon pada Ny.Hilarry, kemudian Sharon mengakat cawan anggurnya, diikuti pula oleh Gerry sebagai salam terimakasih telah hadir di pesta pernikahannya.

"Terima kasih sudah hadir," ucap Sharon yang kemudian bersama sama Gerry meminum isi cawan tersebut, dan diikuti tamu lainnya. Gerry mengedarkan pandanganya dan matanya jatuh pada sosok gadis mungil yang tengah menatapnya.

Emily

Emily bergelanyut manja dan duduk di pangkuan Michael Dalton, sesekali Michael nampak menyuapkan potongan buah ke mulut Emily.

"Dad, kemari---"panggil Emily yang hanya mengucapkan dengan gerak bibirnya untuk memanggil Gerry datang padanya, dan untung Gerry bisa menerka arti gerak bibir mungil tersebut.

"Aku tidak akan memaksamu,Emily. Sharon bahkan akan tetap menyukaimu walau kau memanggil namanya saja," Jawab Gerry membalas runtukan Emily.

Gerry bahkan kemudian tersenyum lebar pada Emily, bagaimanapun Emily adalah kenangan hidup yang berada di depan matanya. Kyle kecil. Ia tidak akan pernah memaksa Emily untuk memanggil Sharon dengan panggilan mommy. Itu hak Emily.

"Baiklah hanya malam ini" Gerry memberikan ijinnya. Walaupun hak asuh Emily berada di tangan Michael, namun Gerry bersikeras Emily adalah susunan bagian keluarganya, bukan berada di pihak Michael. Oleh itu hak asuh Michael hanya terlihat berada di atas kertas, namun faktanya Gerrylah yang mengasuh dan mengawasi kehidupan gadis kecil tersebut.

Hanya untuk memenuhi janjinya pada Kyle, Michaelpun hanya bisa mengawasi Emily dari jauh, dan akan meluangkan waktu liburnya untuk bermain dengan Emily.

***