Pada zaman dahulu, di sebuah perkampungan di Dolok (bukit) Samosir, hidup lah seorang penatua yang sangat dihormati oleh rakyat nya, Datu Siraja Ompu namanya. Dia dan Istrinya Dame Samosir, sudahlah tua dan tidak mempunyai anak. Akhir nya, Pada suatu hari....,
"Inong, laho majolo ahu tu Dolok Pardamean, asa hu pangido jo sian Debata, Sada anak laho manorushon Hadatuan hon" Kata Si Datu Siraja Ompu yang artinya"Ibu, biarlah aku pergi ke bukit Pardamean (Damai), biar ku minta kepada Tuhan seorang anak Laki-laki untuk meneruskan Kedatuan ku(Kesaktian ku).
Istri nya pun menjawab"Olo bapa, dohot boan ma tong diho Piso Gurgur Api. Asa sai tongtong diramoti Debata Mulajadi Na Bolon i".yang berarti"Iya Pak, bawalah(juga)padamu Pisau Gurgur Api (Api Mendidih). Supaya Engkau selalu diberkati oleh Tuhan yang Esa".
Akhir nya si Datu Siraja Ompu pun pergi ke Dolok Pardamean untuk meminta anak. Setengah hari ia menempuh perjalanan, akhirnya Datu Siraja Ompu pun tiba di bukit tersebut. Kelihatan nya seram,namun dia memberanikan diri untuk bertapa. Ketika ia baru saja ingin bertapa, tiba-tiba,
"Huboto do ahu do na nilulu on mu, jala huboto tong aha na naeng pangidohon mu. Laho maho mulak, ianggo Hallet mu do ai nunga be hu bukka muse isi ni butuhana, laho maho mulak" Sahut sang Tuhan yang Esa yang berarti"Aku tahu akulah yang ingin kamu cari, dan aku juga tahu apa yang ingin kau minta. Pulanglah kau, Kalau Istri mu sudah ku buka rahim nya, pergi lah kau pulang"
Dia pun akhirnya menjawab"Mauliate godang ma diho Ale Debata Mulajadi Na Bolon" yang berarti"Terima kasih banyak untuk mu Tuhan yang maha esa". Datu Siraja Ompu pun akhirnya pulang. Namun secara Ajaib, Istri nya sudah melahirkan anak laki-laki baginya. Karena dia lahir secara Ajaib, maka Ayah nya, Datu Siraja Ompu pun menamai dia Datu Raja Batu, karena dia lahir di kampung nya yang berada di bukit berbatu dan karena dia akan menjadi "Raja Huta"(Penatua).
Bersambung....