Dunia Jiwa Suci, adalah dunia penuh dengan kedamaian. Masing-masing dari penghuni dunia itu hanya bertugas merawat dan menjaga keutuhan dunia itu sendiri.
Dibandingkan dengan dunia yang ada di tata surya ini, dunia jiwa suci merupakan dunia yang diagungkan dengan keindahan alam dan kedamaian dunianya.
Tak ada alasan mereka untuk berkerja keras melakukan apapun, karena semuanya sudah ada di hadapan mereka. Mereka hanya perlu berucap "astmurana hara" maka apa yang mereka inginkan akan mereka dapatkan.
Seperti dunia lainnya, Jiwa Suci mempunyai seorang pemimpin yang berusaha mengatur keadaiaman. Menstabilkan keadaan, Mereka menyebut pemimpin negri ini dengan sebutan 'Arthur'atau berarti Raja.
Dan ketika mereka melakukan kesalahan atau melanggar sebuah larangan, ia akan sirna. Akan menjadi serpihan debu kemudian hilang terbawa angin. Begitulah cara mereka mati.
Mereka tak dilahirkan, melainkan ada karena sebuah kehendak. Ada dua kaum yang mengisi duni Jiwa suci, yaitu Kaum Lous dan kaum Croule.
Dan ada sebuah pelanggaran yang ada untuk tetap membuat dunia itu tetap damai.
Mereka tidak bisa memiliki rasa, dimana rasa itu akan menghancurkan kedamaian. Rasa yang di percaya mereka akan membuat kaum mereka ternoda.
Rasa Cinta, mereka tidak boleh merasa jatuh cinta.
Dalam suasana remang-remang, matanya melirik ke kanan lalu kekiri, mencoba mencari ke amaman. Di suasana gelap, dengan cahaya dari rembulan yang menembus dimensi dunianya, ia manatap fokus kearah bola cristal yang mengambang di udara.
Cahaya dari bola cristal itu mampu membuat peneraangan di sisinya yang terlihat remang. Ia menggerakan tangannya dan menjentikan antara jari tengan dan ibu jari.
*tik
Seketika Bola crisatal itu berubah menjadi sebuah pintu masuk. Disana, dunia Lous terlihat dan ia tersenyum mendapati ia akan kembali. Sebuah dimensi pembatas antara dunia Lous dan dunia Croule.
Kaum lous adalah dimensi masih bagian dari dunia Jiwa Suci. Atau dalam bahasa Bumi adalah kaum pria.
Sedangkan kaum Croule adalah dimensi yang dimana para wanita ada di sana. Dimensi keduanya memang berbeda, tetapi masih masuk dalam dunia Jiwa Suci.
Dan untuk menembus masing masing dimensi, mereka memerlukan kekuatan besar dan tak jarang mereka akan gagal untuk menembusnya. Meskipun mereka terlahir dengan kekuatan masing masing, ada kalanya mereka mempunyai kekuatan tinggi dan rendah.
Senyumnya merekah, saat ia berhasil melakukan hal luar biasa. Dengan cepat ia berjalan kearah dimensi tersebut dengan senyum ceria.
"Berhenti Shu Zeiya!" teriakan itu membuat langkahnya berhenti, dengan cepat ia menoleh dan menghindari panah tajam yang seketika meluncur cepat kearahnya. Ia menggerakan selendangnya dan berhasil menangkis panah tersebut.
Ia menengadah menatap cahaya yang kemudian berubah bentuk menjadi bentuk raga sepertinya. Ia ada diatas udara, menatapnya dengan tatapan murka.
Berjalan di udara merupakan hal biasa bagi mereka yang hidup di dimensi ini. Mereka juga terlahir dengan kemampuan luar biasa.
"Arthur?" gumamnya menatap terperangah kearah atas. Dimana ia mendapatkan tatapan murka. Matanya bergetar saat menyadari keberadaan penguasa dunianya berada di sini, melihatnya melakukan hal terlarang.
Salah satu panggilan untuk kaum Croule adalah Shu. Yang memiloki arti sebagai seorang peremouan, atau bisa juga berarti Nona.
"Sudah ku peringatkan kau Shu Zeiya! Untuk tidak menyentuh dimensi itu" ucap Arthur dengan lantangnya.
Zeiya sudah menundukkan pandanganya karena ia tahu telah melakukan pelanggaran. Ia ketahuan, telah memgunjungi dimensi kaum Lous.
"Kau melanggar salah satu pearaturan Negrimu. Aku ingin lihat dan mendengar alasan kau melakukanya" ucap Arthur lagi. Sedangkan Zeiya hanya terdiam dan masih menundukan kepalanya.
"Tapi sebelum itu, aku ingin lihat kau mengakui kesalahanmu kepada semua penghuni Jiwa Suci"
Mendengar ucapa Arthur, Zeiya menenagadajmh menatap Arthur dengan takut.
"Ampuni saya Arthur" ucap Zeiya dengan penuh permohonan. Arthur mengabaikan ucapa Zeiya dan beralih menatap pintu kaum Lous yang masih terbuka.
Arthur menggerakan selendangnya dan melemparkan sebuah cahaya yang muncul di tanganya.Dan seketika Pintu dimensi itu hilang, telah tertutup.
"Wahai kaum Croul, kemarilah! Lihat di sini ada diantara kita yang mencoba menodai ke damaian kita" ucap Arthur merentangkan kedua tanganya.
Seketika dari berbagai sisi, mereka datang dari udara. Kemudian membentuk sebuah raga. Mereka adalah kaum Croul yang datang Karena panggilan Arthur.
Mereka perlahan turun dan memijakkan kakinya di atas permukaan. Begitupun Arthur, ia turun dan menapakkan kakinya di permukaan.
Kini Zeiya sudah berada di tengah tengah kaum Croul yang sudah berkumpul. Di sana Arthur berdiri menatap Zeiya.
Zeiya menatap sekeliling yang sudah banyak sekali kaum Croul yang mengepung dirinya. Tak ada kaum Lous yang berada sini, mereka tak pertemukan dalam satu dimensi. Lous dan Croule adalah kaum yang tidak bisa saling bertatapan, mereka berada di dimensi yang berbeda.
"Ada apa ini? Arthur memanggil kita?" kata salah satu dari Shu.
"Lihat! Zeiya?!" ucap salah satu Shu Croule yang mengenali Zeiya. Ia menoleh ke sumber suara, dan melihat kedua sahabatanya, Shu Dami dan Shu Ara.
Ia menatap penuh permintaan tolong. Dami dan Ara yang melihat sahabatnya itu menatap bingung. Mereka tak bisa membantu karena ia berhadapan dengan Arthur. Sang penguasa Jiwa Suci.
"Semua penghuni jiwa Suci, aku ingin memberitahu kalian satu hal sekarang. Seseorang yang beberapa waktu lalu telah di curigai karena melanggar ketentuan kita. Melanggar pondasi Negri kita" ucap Artur dengan nada lantangnya. Semua yang mendengar itu nampak terlihat takut dan juga menatap iba kearah Zeiya. Yang berdiri mematung tak melakukan apapun.
"Shu Zeiya!" panggil Arthur lantang.
Mendengar itu, Zeiya menegakkan pandanganya dan memberanikan diri menatap Arthur.
"Maafkan saya Arthur" ucap Zeiya yang seketika membuat para Shu terdiam. Arthur menatap Zeiya semakin murka.
"Kau sudah menggunakan senjata yang baiasa digunakan manusia. Yaitu minta maaf. Tapi disini kau berada di Negri suci. Kata maaf tak akan berlaku,yang bersalah akan tetap mendapatkan hukumam"" ucap Arthur dengan lantang.
Mendengar itu, Zeiya sudah pasrah. Ia tak bisa melakukan apapun saat ini. Rahasia, bahwa ia bisa mebuka dimensi Lous yang berusaha ia tutupi, akhirnya tebongkar juga.