Chereads / My Husband NOT My Husband / Chapter 4 - Chapter 3 # SYDNEY I'M COMING

Chapter 4 - Chapter 3 # SYDNEY I'M COMING

Setelah melalui perjalanan beberapa jam,akhirnya Jessica sampai di kota besar Sydney. Meskipun ini sudah hampir pagi,namun masih nampak sedikit ramai. Jessica pun turun dari taksi. Dia tersenyum bahagia. Tidak di sangka kalau dirinya akan berada di kota terbesar di Australia itu.

"Sydney, I'm Coming!" teriak Jessica sambil merentangkan tangannya.

Sydney adalah kota terbesar di Australia, dan ibu kota negara bagian New South Wales. Sydney memiliki populasi wilayah metropolitan.

"Eh gedung itu tampak sangat tinggi dan besar, apa ini perusahaan tempat aku bekerja?" gumamnya.

"Pasti benar. Aku sudah memberi alamat kantornya pada pak sopir. Tidak mungkin salah kan?"

"Wow.. Besar sekali gedungnya,jadi nggak sabar untuk masuk kerja!" ucapnya bersemangat.

"Tapi masih lima hari lagi," lanjutnya lagi sedikit kecewa.

"Aku harus cari tempat tinggal sekitar sini," Jessica pun membuka ponsel dan mencari penginapan dengan G-map. Penginapan terdekat agak jauh dari kantor ternyata.

Setelah mengkonfirmasi ada tempat kosong atau tidak.

Jessica pun memanggil taksi dan menuju penginapan yang tertera.

Tak lama kemudian Jessica sampai di depan sebuah gedung flat yang jauh dari kata mewah.

Namun Jessica harus tinggal di sana,untuk menghemat uangnya selama tinggal di Sydney. Sekarang dia tidak bisa menghamburkan uang seenak hatinya lagi. Uangnya kini hanya tinggal beberapa dolar saja. Jessica tahu,kalau papanya pasti membutuhkan uang,jadi dia putuskan untuk tidak membawa kartu credit platinum pemberian papanya.

"Selamat datang di hidup sederhana Jessica!" ucapnya pada diri sendiri.

"Semangat Jessie..Semangaat!" lanjutnya.

Jessica pun masuk ke area flat,disana sudah ada seorang wanita paruh baya dengan mengenakan baju tidur ala kadarnya,dia berdiri di depan sebuat flat. Mungkin itu adalah pemilik flat yang menunggunya,karena tadi Jessica sudah menghubunginya lewat G-map.

"Kamu yang telpon tadi?" tanya wanita itu dengan sedikit kesal. Bagaimana tidak kesal jam segini ada yang menelponnya untuk menyewa flatnya. Kalau bukan karena dia sedang butuh uang,dia tidak akan repot - repot seperti ini.

"Iya Madam,maaf menganggu!" jawab Jessica sambil membungkuk sedikit menandakan kesopanan.

"Ini kunci flat. Harga sesuatu yang tertera," ucap wanita itu sambil memberikan sebuah kunci.

"Baik. Ini uangnya," sahut Jessica sambil memberikan beberapa lembar dolar kepada wanita itu.

"Kalau ada apa - apa kamu hubungi saya saja atau langsung ke rumah. Rumahku di sana dua rumah dari sini," kata wanita itu sambil menunjuk ke arah rahnya yang diikuti oleh pandangan Jessica.

"Baik,terima kasih Madam"

"Kamu bisa panggil saya Madan Jean," ucap wanita itu sambil mengulurkan tangannya.

"Oh.. Saya Jessica,bisa panggil Jessie juga tidak apa-apa!" sahut Jessica membakar uluran tangan Madam Jean.

Ternyata ramah juga,tadi kelihatan sangat kesal dan menakutkan!. Pikir Jessica.

"Ya sudah saya pulang dulu," pamit Madam Jean.

"Baik,terima kasih Madam. Hati - hati," jawab Jessica. Setelah melihat Madam Jean sudah berjalan agak jauh, Jessica pun memasuki flatnya.

Flat itu tidak begitu besar,tapi cukuplah untuk dia tinggal seorang diri. ruangan itu nampak bersih,mungkin dibersihkan tiap hari oleh Madam Jean. Tak ada sofa di ruang tamu, ya... ruangan itu terdiri dari ruang tamu dan kamar yang hanya bersekat sebuah rak pajangan. Untungnya di dalam sudah ada ranjang dan kasur yang meskipun agak lu sih tapi masih layak untuk di tempati. Ada sebuah kamar mandi dan dapur kecil juga di sudut ruangan.

Jessica tak pernah membayangkan kalau dia akan hidup sederhana seperti ini.

"Tidak apa - apa Jessica. Semangat! kamu pasti bisa," ucapnya menyemangati dirinya.

Jessica pun membongkar ranselnya,yang hanya berisi beberapa baju dan barang - barang penting.

Setelah meletakkan dalam lemari kecil yang ada di samping ranjang, dia membersihkan ranjangnya,takut kalai masih ada debu. Jessica pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Setelah itu dia merbahkan diri di ranjang dan terlelap. Jessica begitu lelah,setelah pelariannya dia hanya tidur sebentar dalam taksi menuju Sydney tadi.

* * *

Matahari sudah di atas kepala namun Jessica masih asyik dengan selimut dan mimpi indahnya. Sampai suara ketukan pintu yang begitu keras membangunkannya.

tok.. tok.. tok..

"Siapa sih pagi - pagi udah gedor pintu? Ganggu orang tidur aja," gumam Jessica dengan mata masih tertutup.

Hellow.. ini siang malah dibilang pagi. Jessica sungguh sesuatu.

"Iya.. iya.." teriak Jessica lagi ketika ketukan pintu tak berhenti juga. Dia turun dari ranjang dan melihat jam yang menempel di dinding.

"Oh my god. Ini udah siang! Itu pasti Madam Jean," Jessica segera cuci muka dan gosok gigi dengan secepat kilat. Kemudian menuju pintu untu membukanya.

"Hallo Madam!" sapa Jessica dengan senyuman ketika mendapati Madam Jean di balik pintu.

"Ini ada makanan. Kamu belum sarapan kan?" ucap madam Jean dengan memberikan kotak yang berisi makanan.

"Saya bisa beli, Madam gak usah repot seperti ini," ucap Jessica sungkan.

"Ini karena tadi aku masak kebanyakan dan aku lihat kamu belum bangun pasti belum sarapan. Dari pada aku buang lebih baik ada yang makan," tuturnya dengan nada datar. Sebenarnya Madam Jean orang yang baik,hanya saja dia sedikit kaku menunjukkan kebaikannya.

"Baiklah,terima kasih Madam"

"Ya sudah saya pergi dulu," pamit madam Jean.

"Iya,terima kasih madam," ucap Jessica lagi kemudian dia menutup pintu.

"Eehmmm.. Sepertinya lezat!" ucap Jessica ketika membuka kotak itu dan melihat isinya. Jessica pun langsung menyantapnya,karena sebetulnya dia memang lapar.

Setelah mandi,Jessica berencana membeli beberapa keperluan dan sedikit pakaian. Untung dia masih memiliki ATM yang berisikan uang tabungan yang ia sisihkan selama ini. Cukuplah kalau untuk makan sebelum gajiannya kelak.

Jessica berjalan - jalan mengelilingi Sydney. Bagi Jessica Sydney merupakan salah satu kota yang sangat menyenangkan karena memiliki banyak keindahan alam yang dapat dieksplor setiap saat. Restoran dan kuliner yang unik, museum-museum yang bagus dan terawat, pelabuhan mereka ikonik , taman-taman yang asri dan rindang, dan lainnya. Selain itu, Sydney termasuk kota yang aman dan nyaman

Begitu banyak tempat indah dan terkenal di Sydney. Jessica hanya melihat - lihat dan jalan - jalan saja.

Setelah lelah dia pun membeli makanan dan kembali pulang.

Hari - hari Jessica dihabiskan dengan jalan - jalan dan lebih mengenal lingkungan barunya. Sambil menunggu hari dia masuk kerja.

Berbagai tempat ia kunjungi tiap harinya. Jessica pun tak lupa mengunjungi madam Jean yang ternyata hanya tinggal sendiri di rumahnya dan membuka sebuah toko bunga.Jessica baru tahu kalau suami madam Jean ternyata sudah meninggal dan mereka mempunyai seorang anak yang kini kuliah di Melbourne. Sehingga Jessica selalu menyempatkan diri untuk mengunjungi madam Jean agar tidak merasa sendiri.

Jessica juga membantu madam Jean untuk menjual bunga. Dengan sifat Jessica yang memang periang dan baik,hanya beberapa hari saja dia sudah sangat dekat dengan madam Jean. Begitu pula madam Jean,dia sudah lebih lembut terhadap Jessica dan menganggap Jessica seperti putrinya sendiri.

Besok adalah hari dimana dia akan bekerja, Jessica sungguh sudah tidak sabar untuk bekerja.

"Besok saya sudah mulai bekerja madam, maaf kalau tidak bisa bantu madam lagi," ucap Jessica sambil merangkai bunga.

"Bakal sepi toko ini!" ucap Madam Jean sendu.

"Tapi madam tenang saja, Jessie pasti akan bantu madam kalau sedang senggang"

"Jangan terlalu dipaksakan, kamu pasti lelah setelah bekerja,nanti kami sakit"

"Siap madam!"

"Oya kamu kirim bunga ini ke miss Johana," ucap Madam Jean.

"Ok!" Jessica pun mengambil bunga itu dan menempatkannya di keranjang sepeda dan mengayuhnya menuju tempat misa Johana pelanggan mereka.

Lumayan jauh tempatnya,Jessica harus menyebrang jalan besar untuk sampai di rumah miss Johana.

Ketika Jessica berhenti di lampu merah,tiba - tiba tasnya dicopet.

"Copeet!" teriaknya melihat seorang pria yang mengambil tasnya berlari. Jessica pun segera mengejarnya dengan sepeda. Di dalam tasnya ada kartu identitas dan beberapa uang untuk hidupnya di Sydney.

"Shitt! Cepat sekali larinya!" umpat Jessica yang mulai ngos - ngosan mengayuh sepeda.

Ketika melintasi persimpangan jalan,tiba - tiba ada sebuah mobil yang menerobos lampu merah dengan kecepatan penuh. dan

BRAKKK..

Jessica terpental karena sebuah mobil menabraknya dengan begitu keras.

Ada kecelakaan!

Astaga kasihan gadis itu!

Cepat tolong!

Samar - samar Jessica mendengar orang sekitarnya ribut. kemudian matanya mulai berat,kepalanya terasa sakit dan terasa cairan kental dan hangat mengalir dari kepalanya membasahi dahi. Sampai akhirnya Jessica merasakan semua gelap dan sunyi, dia pun tidak sadarkan diri.