Chapter 4 - 04

Aku menyeka peluh di dahi, tapi tetap melanjutkan mengucek baju

"Sarah, kalau cape istirahat dulu." Kata bunda yang melihatku keringatan dan lelah

"Gak apa apa bunda kerja sendirian?" Tanyaku. Sebagai jawaban bunda mengangguk

Aku mencuci tangan, kemudian mengambil air putih dan meminumnya. Aku duduk beristirahat sambil memijat mijat tanganku yang pegal sejak tadi mengucek baju. Sementara bunda tetap melanjutkan pekerjaannya meski tampak kelelahan

"Bunda gak mau istirahat dulu?" Tanyaku. Bunda menggeleng. "Tapi bunda kelihatan cape gitu, istirahat dulu deh Bun gak usah dipaksain." Lanjutku. Bunda menggeleng. "Kalau bunda istirahat baju baju ini gak akan cepat dicuci." Jawab bunda. Aku diam tidak menjawab, bunda memang selalu bersikeras untuk menolak apa pun yang tidak dia setujui, jadi aku tidak bisa berkata apa pun lagi, bunda pasti tetap melanjutkan mencuci. Aku hanya memperhatikan bunda yang tetap sibuk mencuci, bunda membiarkan ku istirahat tidak memintaku untuk membantunya lagi, sampai semua nya selesai.

"Sarah, tolong bantu jemur kan baju baju ini ya!" Pinta bunda. Aku mengangguk. Ini tidak sulit, dibandingkan semua pekerjaan rumah yang selama ini bunda kerjakan

Aku membawa ember berisi baju baju yang baru selesai dicuci kedepan rumah, aku menjemur semua baju baju itu. Dan baru setengah baju, aku sudah kelelahan, tanganku pegal, aku kepanasan menjemur dibawah teriknya matahari. Aku melihat bunda yang sedang menyapu. "Bunda tidak pernah mengeluh, padahal bunda selalu melakukan ini." Gumamku

Aku melanjutkan menjemur, sambil sesekali menyeka keringat, dan sesekali memijat mijat tanganku yang pegal

Akhirnya semua baju sudah dijemur, aku masuk kedalam rumah membawa ember tadi, dan meletakkan ditempatnya

Aku duduk di kursi ruang makan didepan bunda. Bunda tampak sedang memotong bahan masakan

"Bunda gak cape melakukan ini semua setiap hari?" Tanyaku. Bunda tersenyum. "Cape sih, tapi bunda suka melakukan nya." Jawab bunda sambil tetap tersenyum. "Lagipula siapa lagi yang mengerjakan ini kalau bukan bunda, kamu kan gak pernah ngerjain." Lanjut bunda menyindirku sambil tersenyum. Aku memasang wajah cemberut. Bunda tertawa. "Kan kenyataan Sarah." Balas bunda. "Yaudah kalau gitu, Sarah akan selalu bantu bunda." Kataku bersungguh sungguh. Bunda hanya tersenyum sambil tetap memotong sayuran dan bahan makanan lainnya