Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

The Legend Of Cursed Dragon

🇮🇩SkyFanfare
--
chs / week
--
NOT RATINGS
12.5k
Views
Synopsis
Yugo, seorang pejuang berusia dua puluh tahun yang masuk ke dalam kelompok pemusnah. Mereka bekerja untuk memusnahkan makhluk yang memiliki tingkat bencana, makhluk yang dapat menghancurkan apapun di hadapannya. Northelia, negeri yang ditinggalinya tengah berada di situasi perang melawan negeri lainnya. Meskipun dihantui peperangan, mereka tetap tegar untuk menghadapi hari esok yang akan datang. Naga Terkutuk, Yugo tersiksa dengan tubuh yang terasa sakit dari dalam tubuh manusia biasa. Keberadaan Naga Terkutuk itu membuat Yugo mempunyai kesialan, segala hal yang dialami merupakan kesialan dari Naga Terkutuk. Kelompok Pemusnah, seperti namanya mereka memusnahkan makhluk yang memiliki tingkat bencana di dunia ini. Memiliki bentuk dan karakteristik berbeda-beda, mereka adalah pasukan bayaran berkelompok yang bahkan setiap dari mereka dikenal oleh berbagai kalangan di Northelia.
VIEW MORE

Chapter 1 - Prolog

Ini benar-benar melelahkan ...

Jiwa dan ragaku sudah tidak kuat menahannya, semuanya sudah kuusahakan sampai otakku berguncang sekian kalinya. Napasku berat, oksigen terasa sangat tipis yang membuat paru-paru milikku menderita.

"Yugo! Yugo! Bangunlah!"

Teriakan suara seseorang menggema, telingaku terasa sakit ketika dia memanggilku. Aku ingin bangun, namun sangat sulit dan ini benar-benar menyakitkan.

Suara ledakan terjadi di mana-mana, teriakan dari rekan perjuanganku sangatlah menyakitkan. Aku harus bangun, aku harus bangun bagaimana pun caranya.

*Duarr

Ledakan terjadi, angin kuat menggiring ke tempat ini dan membuatku terhempas hingga tergeletak di medan perang. Tumpukan mayat berada di sekelilingku, aku tidak bisa bangun dan hanya bisa menjadi bagian dari tumpukan mayat yang berserakan.

"Maafkan aku ... "

Secara tidak sadar, kata-kata itu keluar dari mulutku yang penuh kebodohan. Aku meminta maaf untuk siapa? Rekan-rekan yang telah berjuang bersamaku kini telah pergi.

Sekali lagi aku mohon, pinjamkan lagi kekuatanmu padaku ... Naga Terkutuk.

* * * * *

Menikmati angin segar di atas balkon, rumah rekan seperjuanganku yang berada di medan perang. Situasi saat ini belum bisa dikatakan damai, karena kami tengah terjepit akan negeri lain yang menyerang kami.

"Yugo, kau belum sarapan, kan? Aku simpan bagianmu di tempat biasa, ambillah sebelum Hao mengambilnya."

"Ya, ngomong-ngomong kau tidak bertugas sekarang?"

"Aku libur sama sepertimu, Ketua menyuruh kita untuk istirahat terlebih dahulu. Kita yang berada di garis depan setidaknya menikmati hidup ini."

"Ya, kau benar."

Percakapan pendek itu diakhiri olehku, suasana tenang kembali lagi di negeri yang bernama Northelia ini. Sebelum Hao mencuri sarapanku, segera pergi ke kursi yang biasa kupakai untuk tidur dan di depannya terdapat meja kayu yang di atasnya terdapat sarapanku berupa sayuran segar dan beberapa roti.

Makanan seperti ini sudah membuatku bersyukur yang entah esok hari aku bisa hidup atau tidak. Yugo, itu namaku setelah bergabung dengan kelompok pemusnah bencana.

Di dunia ini ada makhluk yang disebut dengan naga, ada juga sihir dan setiap orang memiliki bakat di bidang masing-masing. Namun berbeda denganku, sejak lahir aku diwarisi oleh sesuatu yang terkutuk sehingga sihir tidak dapat dikuasai dengan mudah.

Kesialan terus berdatangan karena statusku terkutuk, namun di kelompok pemusnah ini setiap anggotanya benar-benar terkutuk. Berjumlah lima orang ditambah Ketua kami, kelompok pemusnah bertugas untuk membasmi bencana seperti munculnya naga dan lainnya.

Sungguh ironis, karena kutukan ini berasal dari Naga Terkutuk yang telah lama menghilang namun sekarang bersamayam di dalam tubuhku ini. Setiap harinya berjuang keras untuk melatih tubuhku, jika tidak maka aku sudah lama meninggal dengan tubuh tercerai-berai.

Bisa dikatakan tubuhku akan meledak, karena kekuatan kutukan ini amat kuat hingga sampai sekarang tubuhku dilatih menaklukkan kutukan ini. Memikirkannya membuatku muak, ini benar-benar melelahkan setiap harinya dihantui perasaan menggelikan seperti ini.

Sarapan telah kuhabiskan, minum air bening dengan menikmati dinginnya tenggorokan.

"Tidak ada kerjaan ... "

* * * * *

Northelia ramai meskipun terjepit situasi perang, berdesak-desakan di gang sempit ini apalagi mereka membawa senjata. Di antara mereka ada warga biasa dan tentara bayaran, sama halnya sepertiku namun kami bekerja dalam kelompok.

"Butuh tumpangan ke Blue Land! Siapa saja tolonglah!"

Suara dari rekan salah satu anggotaku bernama Hao, mengangkat papan bertuliskan untuk pergi ke tempat yang bernama Blue Land. Berjalan menghampirinya, Hao tengah bersama dengan seorang anak yang mungkin tinggal di kota ini.

"Hao, apa yang kau lakukan di sini?"

"Oh!? Ada Abangku yang bermuka masam. Sepertinya kau telah menghabiskan sarapanmu."

"Begitulah, kau berniat pergi ke Blue Land? Ada misi?"

"Ya, aku dikirim untuk memusnahkan tingkat bencana. Blue Land cukup dekat dengan negeri sebelah, namun dari sini tidak terlalu jauh bagiku."

Hao tersenyum kepadaku di akhir katanya, gadis usia delapan belas tahun itu benar-benar mengemban misi yang dapat membuatnya terbunuh. Apalagi tingkat bencana memiliki karakteristik yang berbeda-beda, karena itu jangan sampai terbunuh ketika pertama kali bertemu.

"Aku akan ikut denganmu, jika kau butuh tumpangan pakai saja kuda. Kau boleh membelinya dengan uang hasil bayaran misi kemarin."

"Hahahaha! Sebenarnya uangku habis hanya untuk membeli beberapa keperluanku! Hahahaha!"

Sialan, aku benar-benar ingin memukulnya karena membuatku merasa khawatir dengannya.

"Ikut denganku, kita pergi saja sekarang."

"Situasi seperti ini Abang dapat kuandalkan."

Hao memberitahu bahwa dia akan pergi kepada anak yang bersamanya tadi. Anak itu menganggukkan kepala lalu dielus oleh Hao, pergi meninggalkan tempat ini menuju kerumunan.

"Siapa anak itu?"

"Hmm? Dia anak yang berasal dari desa kemarin, kau ingat ketika tingkat bencana menghancurkan desanya?"

"Kemarin? Maksudmu melawan ... tidak, lupakan. Aku benar-benar tidak ingin mengingatnya."

"Ya, namun keseharian seperti ini sudah biasa."

* * * * *

"Abang, melakukan misi berdua seperti ini membuatku nostalgia ketika misi bersamamu."

"Jangan panggil aku Kakak, Yugo ... itu namaku bodoh."

"Hahaha! Kau selalu malu ya!"

Kami membeli dua kuda dari pedagang yang ada di kota. Menuju Blue Land cukup lama, namun dengan kuda seharian penuh dapat ditempuh namun pantat ini akan pegal karena seharian duduk.

"Abang, bagaimana dengan lukamu? Misi kemarin benar-benar membuatku mati, yah meski setiap misi kita hampir mati."

"Berisik bodoh, hargai hidupmu dan jangan terlalu dekat denganku kudaku. Tombak milikmu membuatku merinding."

Hao memiliki sebuah tombak yang dia dapatkan setelah mengalahkan tingkat bencana dengan wujud malaikat maut. Ketika dikalahkan, wujud malaikat maut itu berubah menjadi sabit tengkorak yang amat tajam namun berubah bentuk menjadi tombak setelah disentuh olehnya.

Mereka berdua cocok, malaikat pembunuh itu dan Hao sangatlah cocok. Sedangkan Naga Terkutuk yang ada di dalam tubuhku ini sangatlah merepotkan, setiap aku menggunakan kekuatannya maka bentuk tubuhku akan berubah menjadi inkarnasi miliknya.

* * * * *

Malam tiba, sehabis terang datanglah malam dengan langit yang sebagiannya ditutup oleh awan. Berkemah di pinggir hutan dekat jalan utama, hanya ini satu-satunya jalan menuju Blue Land dan tempat itu ada di depan sana.

Tidur dengan sehelai kain menutupi tubuhku, ini sudah cukup untuk meringankan hawa dingin malam ini. Namun, tangan seseorang tiba-tiba menyentuh pantatku dan terasa cukup dingin.

"Hao, apa yang kau lakukan?"

"Melepas penatmu, kau sudah lama tidak melakukan hal ini, kan?"

Hao mulai memasukkan tangannya ke dalam celanaku, dia mulai mengincar selangkanganku dan itu membuatku terkejut karena tangannya amat dingin.

Hubunganku dengan Hao bisa dikatakan memiliki rahasia kecil. Hubungan seperti ini tidak terlalu aneh bagi beberapa orang di dunia ini, Hao memiliki nafsu yang besar ketika suasana sangat mendukung.

"Hentikan Hao, aku sedang tidak ingin."

"Tetapi, Adik kecilmu di bawah ini berkata lain."

"Sialan, kau akan menanggung akibatnya."

Menarik kedua tangannya yang masuk ke dalam celanaku, menaiki tubuhnya sehingga diriku mendominasi. Wajahnya tidak terlalu terlihat namun dia benar-benar terlihat cantik ketika berada di suasana dan situasi yang berbeda.

"Tutup matamu Hao."

To Be Continue ...