Chereads / Dual-Notes / Chapter 1 - Bisakah ini disebut awal cerita?

Dual-Notes

Drais_fuyu
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 5.4k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - Bisakah ini disebut awal cerita?

"...ahk, ngebosenin banget hari ini"

Keluhan seorang pelajar bernama Ryuuzi, tanggal 5 Juni 2019 hari yang terik di dalam kelas SMA, suara bising banyaknya mulut terdengar dari telinga, memojokkan diri seolah menjauh dari kerumunan orang, Ryuuzi yang seorang introvert selalu bersih keras tak menjalin hubungan dengan siapa pun kecuali satu orang yang dia sukai

"Menyebalkan"

Rasa kedamaian yang selalu diharapkan namun selalu bertolak dengan keadaan, beberapa menit sebelum itu, datang seorang guru piket yang membawa kabar, dan ternyata kabar tersebut mengatakan bahwa guru yang harus nya mengajar saat itu mendadak absen dari jam pelajaran, dari yang guru piket itu tau alasannya hanya karena urusan pribadi, menit demi menit Ryuuzi lalui dengan kebisingan, kesal mulai menguasai pikirannya berharap hal ini segera berakhir, dan pada akhirnya kekesalan itu berhenti di jam pulang sekolah,

"Akhirnya, selamat tinggal kebisingan"

Perasaan yang kembali di titik netral, ia berdiri menunggu bus di halte depan sekolah, selang beberapa menit bus tersebut tiba di depan halte, bergegas masuk kedalam bus memastikan kursi belakang favorit nya tak di duduki orang, satu-satunya kursi penumpang yang di rasa cocok untuk mengasingkan diri dari penumpang lain ketika pulang

"Sip, aman"

Dengan santai menyadarkan kepala pada jendela bus, setelahnya ia mengambil headphone dalam tas, sesaat ketika pandangannya mengarah ke bawah, ia merasa ada seseorang duduk di sampingnya, saat headphone sudah terambil dan menoleh ke samping, tak ada siapun di sampingnya, hanya dia sendiri yang duduk di kursi belakang, tak peduli entah itu halusinasi atau apa, pikirannya kembali pada niat awalnya mengambil headphone, lama nya perjalanan pulang tak sedikitpun di perdulikan Ryuuzi yang sedang menikmati kesendiriannya di belakang bus, 16 menit setelah itu, bus tersebut pun sampai di halte pemberhentiannya.

Jarak rumah yang semakin dekat dengan nya membuat Ryuuzi senang, alasan utama mengapa ia merasa senang tidak lain karena dia bisa seenaknya bersantai di kamarnya yang nyaman, 35 meter lurus kedepan dan satu kali belok ke arah kiri, setelahnya ketika pintu depan rumah sudah berjarak satu langkah dengannya, ia kembali merasa di ikuti dengan halusinasi yang sama di bus tadi, merasa ada seseorang yang sedang memperhatikan dari arah belakang,

"Oy, bisa gak sih gak ngehalingin jalan orang"

Menoleh kebelakang dan kali ini Ryuuzi melihat wujud yang nyata, cewe dengan seragam sekolah yang sama dan 5 senti lebih tinggi darinya, Ryuuzi sedikit kaget ketika melihat siapa yang berada di belakang nya,

Linda, kakak perempuan Ryuuzi yang 2 tahun lebih darinya dan bisa sekaligus dikatakan Linda juga merupakan kakak kelasnya di sekolah,

"Hah, tunggu bentar, bukan nya kelas XII ada pelajaran tambahan di haris kamis?"

"Masalah gitu kalo gua pulang duluan?"

"Jadi kau bolos?"

"Dih, ganggu orang bete aja nih bocah, MINGGIR...!"

Mengenyahkan Ryuuzi dari depan pintu, Linda masuk rumah sambil terlihat kesal sepanjang dia berjalan sampai kamarnya,

Sikap Linda terhadap dia yang tak pernah dihargai, menjadi alasan Ryuuzi kian hari semakin ragu mengangapnya sebagai seorang kakak, saat ia juga masuk ke dalam rumah, terdengar sahutan seseorang memanggilnya, suara gadis kecil dari ruang keluarga, Ryuuzi melirik kearahnya yang ternyata itu adalah adik perempuannya yang 3 tahun lebih muda darinya, rebahan di sofa sambil membaca sebuah komik,

"Kak Zi, tadi pulang mampir ke toko buku gak?"

"Ahk maaf Anna, tadi pas pulang sekolah kakak langsung naik bus"

"Yaaah,,"

Lupa dengan janji nya kemarin untuk pengi kek toko buku dekat sekolahnya, Anna sedikit kecewa dengan Ryuuzi

"Besok aja ya, janji, beneran"

"Ya udah"

Anna kembali membaca komiknya, sedangkan Ryuuzi pergi ke kamarnya di lantai atas yang bersebelahan dengan kamar Linda, pukul 15:23 saat Ryuuzi sudah berada dikamarnya, ia meletakan semua perlengkapan sekolahnya di sudut kamar, mengambil handuk untuk mandi, dia kembali keluar kamarnya dan pergi ke kamar mandi dekat dapur di lantai bawah,

Ketika sesampainya ia dibawah, saat ia melawati dapur, terlihat ibunya sedang memotong sayur di dapur, hanya sesuatu hal yang normal, lanjut dia sampai di kamar mandi, 13 menit lamanya ia membasuh badan nya didalam, setelah mandi dan kembali ke kamarnya, memakai pakaian dan menyisiri rambut, setelahnya ia menyalakan komputer dan bermain game lumayan lama,

Jelang malam, jam menunjukkan pukul 19:13 di kamarnya, suara mobil terdengar olehnya, mobil sedan hitam yang sedang masuk garasi, Ryuuzi mematikan komputernya untuk makan malam dibawah,

Pukul 20:05 setelah makan malam ia kembali ke kamar, merasa bosan, ia berniat mengambil buku novel di tasnya, buku yang tempo hari ia pinjam dari perpustakaan umun

"Ahk, dimana gua nyimpen tuh novel kemarin..!"

Karena buku novel nya tak ketemu, dan pada akhirnya, Ryuuzi memilih untuk langsung tidur malam itu,

"Jam 5?"

Melihat jam dinding dikamarnya, saat itu hari yang belum sepenuhnya terang, tak biasanya ia terbangun sepagi itu, berpikir bagaimana rasanya berangkat sekolah lebih awal dari biasanya, dia segera mandi pergi kebawah lalu kembali untuk memakai seragam, dan memasukan beberapa buku, saat Ryuuzi sudah siap berangkat, ibunya menanyakan kenapa dia berangkat pagi,

"Emmm, cuman pengen tau rasa berangkat pagi mah"

Mengerti akan alasan Ryuuzi, ibu nya menyarankan untuk setidaknya rasapan sesuatu sebelum berangkat, hanya dengan beberapa potong roti, Ryuuzi pun berangkat menuju halte kemarin, dan menunggu bus dengan jadwal berangkat pertama, sesampainya di halte, bersamaan dengan tibanya bus tersebut,

"Hmm, busnya serasa asing"

Masuk kedalam bus, terlihat baru sedikit penumpang yang duduk dalam bus, selalu duduk di belakang seperti kebiasaannya, saat berjalan menuju ke kursi belakang, sekali lagi Ryuuzi merasakan sosok seorang yang di bus kemarin sedang duduk di salah satu kursi bus itu, namun sosok itu kembali menghilang saat Ryuuzi fokus pada nya

"Halusinasi apa ini"

Jam 06:11, ia sampai di depan halte sekolah, berjalan keluar dari bus menuju sekolah, sesampainya di gerbang sekolah, ia berpapasan dengan ketua kelasnya, bernama Misha, cewe yang di sukainya sejak masuk sekolah SMA itu

"Tumben kamu datang pagi"

Sapaan dari Misha seakan-akan ia akrab dengan Ryuuzi, walau pun keduanya sudah saling mengenal selama satu semester namun jarang sekali Misha menyapanya, sedikit heran karena tak biasanya Misha menyapa duluan,

"Aku hanya kadang terlambat, dan ngomong-ngomong sekolahnya ada disana bukan?"

Menjawab sekaligus bertanya pada Misha yang saat itu berjalan ke arah sebaliknya dari sekolah

"Properti milik klub seni ketinggalan di rumahku kemarin, mau gak bantu bawain?"

Misha mengatakan alasannya dan meminta tolong pada Ryuuzi untuk membantunya, karena Misha adalah satu-satunya orang yang dia sukai di sekolah, ia langsung bersedia membantunya

"Mumpung masih pagi, gak ada salahnya juga bantu kamu"

Setelah mendengarnya, Misha mengajak Ryuzi ke rumahnya yang gak terlalu jauh dari sekolah, sesampai di rumah Misha, Misha masuk dan kembali dengan sebuah ember penuh kuas, meminta Ryuuzi membawakannya, sedangkan Misha hanya membawa beberapa palet,

"Kamu suka seni"

"Gak sepenuhnya suka sih"

"Terus alesan kamu ikutan klub seni karna apa?"

Mengatakan alasan dirinya masuk ke klub seni, adalah karena dia di minta kakaknya yang sudah lulus dari sekolah yang sama, Misha diminta untuk mengurus klub tersebut karena kakaknya dulu merupakan mantan ketua klub seni tersebut, setelah kembali sampai ke sekolah, mereka berjalan menuju ruangan klub seni yang berada di lantai 1 sebelah kanan gedung sekolah, sesampainya di ruang klub, keduanya meletakan kembali properti tadi ke tempatnya,

"Fyuhh akhirnya beres, makasih yah Ryuuzi"

Jam sudah menujuk pukul 07:04 tak terasa waktu sudah lama berlalu, mereka bergegas segera masuk ke kelas, lewat tangga gedung sekolah, sesampainya di lantai 3 terlihat di depan pintu kelasnya, ada teman Misha yang menyapa Misha dengan sindiran karena datang bersama dengan Ryuuzi

"Cieee, yang lagi PDKT an"

"Tadi Ryuuzi bantu bawain kuas yang kemarin ketinggalan di rumah, jadi deh kami berangkat bareng"

Ketika Misha menepis sindiran teman nya, Ryuuzi berjalan duluan tak menghiraukan teman Misha, ia selalu bersikap tak mengenal orang lain selain Misha di sekolah,

"Aku duluan, Min"

Misha dan temannya heran, siapa "Min" yang di maksud Ryuuzi

"Min?, maksudnya lo Mis?

"Yaa, mana ku tau"

Bel masuk berbunyi dari setiap koridor, seorang guru masuk ke kelas Ryuuzi, seorang wanita berkacamata yang mengajar tata bahasa, parasnya membuat para pelajar cowo betah di kelas

"Pagi semua"

"Pagi Bu Ayana"

Semua menjawab sapaan pagi guru tersebut, termasuk Ryuuzi, waktu jam perjalanan berlalu dan menunjuk pukul 09:58, tak dirasa jam pelajaran Bu Ayana telah usai, bel jam istirahat berbunyi, semua orang dikelas banyak yang keluar, kebanyakan banyak yang pergi ke kantin di lantai 2 gedung sekolah,

Berapa orang yang sebangku dekat dengannya mengajak Ryuuzi pergi ke kantin,

"Gak ahk makasih, aku gak lapar"

14 menit berlalu, Jam berada pada pukul 10:16 dan istirahat berakhir di jam 10:45, dirasa Ryuuzi masih ada waktu, ia pergi keluar kelas menuju perpustakaan yang selantai dengan kantin namun ruangannya berada dipojok gedung, berjarak 3 ruangan dari kantin, sampai di pintu perpustakaan, ia terkejut melihat cewe yang kemarin bermasalah dengan nya adalah seorang penjaga perpustakaan,

"Kenapa ada dia anjir"

Cewe itu pun melihatnya dan sama terkejutnya melihat ada Ryuuzi disana,

"Maaf, tapi orang bejat gak dibolehlin masuk perpus ini"

Tatapan cewe itu bagaikan melihat Ryuuzi seperti orang rendahan, kesalah pahaman kemarin membuat mereka tak berhubungan baik,

Kemarin, saat Ryuuzi yang sedang kesal dengan suara bising di kelas, ia berpikir, mungkin berdiam di tolet akan lebih baik ketimbang di kelas yang bising ini, namun Ryuuzi belum pernah pergi ke toilet bahkan setelah 1 semester di sekolah tersebut, keluar dari kelasnya tanpa ada yang sadar, ia berjalan menuju toilet di lantai 2, sesampainya di toilet, ekspetasinya sangat berbeda jauh dengan realita,

"Jauh banget nih toilet sama yang kek di film"

Walau kecewa, ia tetap masuk kesana, jika harus mendengarkan kebisingan dikelas lebih baik dia menyendiri di sana, Ryuuzi membuka salah satu pintu toilet, dan ada seseorang didalam nya, seorang cwe yang sedang memakai rok,

("Oy oy, gua tadi gak salah masukkan?, sumpah gua masuk toilet cowo tadi")

Bertanya-tanya dalam hati dengan saling menatap mata dengan cewe tadi, tiba-tiba cewe itu menjerik di hadapannya,

"Aaaaaa..., bejat lo ngitip gua..., pergi lo set** pergi"

Satu pukulan melayang ke wajahnya, seraya panik tak ingin mendapatkan masalah, Ryuuzi memilih lari dari sana kembali ke kelas,

"Gua salah apa njirr"

Sampai ia dikelas, namun kelas masih saja bising dengan suara, Ryuuzi kembali duduk di kursinya dan mengambil headphone di tasnya, menyendiri sampai pulang sekolah,

Kembali pada waktu sekarang, Merasa tak bersalah dan mengiginkan penjelasan cewe itu, Ryuuzi mendekatinya dan mengatakan bahwa dia tak bersalah soal kemarin,

"Buat apa coba, kemarin situh ke toilet cowo"

"Haa?, gua yang masuk toilet cowo?, udah jelas lo salah, pake masuk toilet cewe"

"Sumpah, kemaren gua masuk toilet cowo beneran"

"Gak, lo yang salah yah, pokok lo yang salah"

"Rese dah nih cewe sumpah"

Saat mereka berdua sedang bercekcok, datang seorang penjaga perpustakaan lain menghampiri mereka berdua

"Dari yang kudengar, kalian lagi ngeributin soal toilet yah?"

"Emang Kina, si bejat ini, kemarin ngitip gua di toilet"

Ryuuzi kembali membela dirinya sendiri

"Mana ada, lo nya aja yang salah masuk toilet"

"Gua?, lo kali yang gak bisa liat tanda"

Cewe yang bernama Kina itu pun tertawa terbahak-bahak, kedua nya heran apanya yang lucu dari masalah ini, setelah Kina berhenti tertawa di menjelaskan sesuatu tentang kejadian sebenarnya

"Aku minta maaf Resa, kemarin pas kamu mau izin ke toilet aku diam-diam ngebalikin tandanya, terus aku balikin lagi pas kamu udah masuk"

"Nah, kan gua udah bilangin dari awal gua gak salah"

"Dan kamu juga, aku minta maaf yah, jadi terlibat masalah sama Resa"

Merasa marah sekaligus tak enak hati pada Ryuuzi, Resa memilih diam dan tak meminta maaf pada Ryuuzi atau pun marah pada Kina, namun Ryuuzi menyindir Resa karena telah menuduh dirinya,

"Jadi nona, sekarang bagaimana?"

Wajahnya semakin memerah, rasa malu karena telah menuduh Ryuuzi, membuat dia semakin terpojok

"Iya, iya aku yang salah, PUAS?"

Langsung memalingkan wajahnya dari Ryuuzi, mengambil buku pura-pura membacanya seolah melupakan kejadian tadi,

"O iya, kita belum kenalan sebelumnya kan, aku Kina dan dia Resa"

"Ryuuzi kelas B"

"B?, berarti kelas kita bersebelahan dong, kami berdua dari kelas C"

"Owh, gitu yak"

Melihat jam dinding sudah menujuk pukul 10:42

"Yah, 3 menit lagi masuk"

"Eh iya, Resa, tolong kasih tau yang lain, sudah mau masuk kelas"

"Anu, aku harus pergi"

"Iya, jumpa lagi"

Ryuuzi pun kembali kedalam kelas, tak jadi membaca buku di perpus namun dia mendapat kenalan baru, walaupun Ryuuzi tak terlalu peduli, sesampai nya di kelas, guru berikutnya datang sampai habis jam pelajarannya.

Di akhirnya jam pulang, Ryuuzi memilih pulang terlambat, buku-bukunya yang belum dia masukkan kedalam tas, memilih bersantai dengan sekolah yang mulai menghening, pukul 15:12 dia berniat untuk pulang, satu persatu buku dan alat tulis iya masukan kedalam tas, sambil duduk kebelakang kursi, ia memeriksa isi tasnya, namun, ada satu buku yang tak dia kenal ataupun memilikinya

"Kebiasaan, masukin buku orang sembarangan"

Pikirnya, buku tersebut hanyalah buku milik orang lain yang di masukin mereka yang jahil di kelasnya, mencoba ngambil buku tersebut dalam tas, berniat mencari tau siapa pemiliknya, saat ia membuka buku tersebut, isinya hanya lembaran kertas kosong, sebuah buku yang cukup misterius, namun saat Ryuuzi menolehkan pandangannya kedepan, ia sangat terkejut dengan apa yang dia lihat, sosok yang dari kemarin mengikutinya sekarang berada tepat dihadapan nya, sangat-sangat ketakutan sampai Ryuuzi tak sadar menjatuhkan buku misterius itu, seketika sosok tadi menghilang dari hadapannya,

"A, a, a, apa tadi"

Berbicara gagap, Perasaan masih sangat ketakutan, keringat dingin dari tubuh yang terus saja gemetaran, matanya kembali meliriknya buku misterius yang di jatuhkan tadi, mencoba menyentuh dengan salah satu jarinya, seketika sosok tersebut terlihat kembali ketika Ryuuzi menyentuh buku tersebut, kembali terkejut dan melepaskan sentuhan tangannya dari buku, sosoknya juga kembali mengilang dari pandangannya,

"Tutunggu, mungkin kah"

Dia berdiri dari kursi nya, menghadap tempat sosok tadi muncul, mengkuatkan perasaan melawan rasa takut nya, lalu Ryuuzi langsung mengambil buku misterius itu dengan tangan kanannya seraya menutup mata, setelah ia memegang bukunya dengan kedua tangan dan perlahan membuka matanya perlahan, benar dengan dugaannya, sosok tersebut berada sangat dekat dengan nya, Ryuuzi memaksakan melihatnya dengan tak memperdulikan rasa takutnya, seorang berpakaian hitam dan memakai topeng,

"Siapa kau?"

"Selamat Ryuuzi, kau sekarang adalah seorang Verdict"