"Ndu bangun, jangan mati, aku takut Ndu," samar-samar aku mendengar kalimat itu dari bibir Vina yang basah karena tangis. ada apa dengan tubuh ku, apa aku akan mati.
***
"Tolong dia Mbak tolong, nanti dia mati mbak ada apa dengan temanku mbak," Vina merengek seperti anak kecil.
Kunti kesal, Vina merengek seperti anak kecil, ia fikir bersikap tenang akan lebih efektif dari pada panik dan menangis, "Diam, atau mereka berdua akan mati, jaga sikap mu," Ancam Kunti sembari menarik kerah baju Vina sampai-sampai tubuh nya terangkat.
seketika Vina diam, tangisan nya terhenti.
"dari gejala yang ia tunjukan, seperti ya Rindu kehabisa sihir, bagi seorang penyihir energi sihir di dalam tubuh nya adalah nyawa, dia bisa mati jika begini terus, selain itu Bos Malin juga kehabisan sihir, setelah ribuan tahun menjadi batu ia mengabiskan banyak sihir untuk bertahan hidup di tambah luka akibat ulah mu."
"jadi kita harus bagaimana Mbak?"
tidak ada pilihan lain, kita akan pergi kedunia para penyihir, disana ada rumah sakit khusus penyihir yang terluka.
mendengar penjelasan Kunti Vina merasa seperti mendengar tahayul, "nggak masuk akal, mana ada yang seperti itu, kita bawa mereka kerumah sakit," bantah Vina.
"kau memang tak tahu apa-apa, kalau begitu biarkan saja teman mu mati, aku akan membawa Bos Malin."
Vina semakin panik, ia tak punya pilihan lain selain mempercayai cerita Kunti, "Ok ok, aku percaya."
kunti mengambil HP dan menelpon seseorang, "Halo, kau dimana?"
Vina merasa aneh, "siapa yang Mbak telpon?"
"Ojol."
"Hah! Ojol, Mbak gila ya."
Kunti menatap Vina dengan tatapan amarah, "diam dan perhatikan sekali lagi kau seperti itu aku akan benar-benar membiarkan teman mu mati."
Vina tak menjawab.
sebuah pesan masuk ke HP Kunti, pesan dari Ojol, "Shere Lokasi nya cantik,"
membacanya membuat Kunti tambah kesal, "Najis, ini, cepat kesini darurat," balas nya.
Vina mencoba mengangkat tubuh Rindu yang terkulai lemah, namun ia tak mampu, "berat mu berapa si Ndu, 80 kilo kali ya berat benget," omel nya sembari meringis.
"biarkan dia disana," cegah Kunti.
"lantai dingin, mana mungkin aku membiarkan dia tidur di lantai."
tiba-tiba dengan ajaib sebuah portal sihir terbuka tepat di hadapan Vina, ia kaget bukan main dan terjatuh bersama Rindu.
"A apa ini ?"
"Selamat Malam nona-nona cantik," seorang pemuda degan gaya Boy Band korea keluar dari portal tersebut.
"akhirnya kau datang juga, ayo bantu aku membawa dua orang ini ke dunia penyihir."
"Siapa kamu?" Teriak Vina histeris.
"aku adalah ojol sihir yang tamvan," jawab nya penuh percaya diri.
"O JOL?"
Vina benar-benar tak percaya dengan apa yang ia lihat, ternyata ojol juga ada di kalangan makhluk-makhluk dongeng. bahkan sekarang ia haus karena emosi nya terkuras oleh hal-hal tak masuk akal, ia megambil segalas air yang ada di meja samping ranjang dan segera meminum nya.
"sudah basa basi nya, mereka akan kehilangan nyawa jika kita tidak cepat." ujar Kunti.
"ongkos ke dunia penyihir 500 juta."
Vina muntah mendengarnya, air yang ingin ia teguk kembali keluar, na 'as nya ia muntah di wajah Kunti.
"Mahal bangsat," Kunti mulai naik pitam.
"Hahaha, mahal? kalian kira aku akan baik-baik saja setelah membuka portal dunia sihir, aku akan kehilangan lebih dari setegah energi sihir ku dan aku akan beristirahat dari profesi ini selama 3 hari. 500 juta adalah tarif yang murah."
"Ok ok, aku akan bayar," Kunti menyerah.
"Cash or Transfer."
"Transfer, cepat."
"Ok portal sihir menuju dunia Sihir siap di buka," pemuda ojol memasang kuda-kuda seperti kungfu, dan dengan ajaib sebuah portal sihir berbentuk llingkaran terbuka.
Kunti mengendong Malin di punggung nya, namun Vina tampak kesulitan membawa tubuh Rindu. melihat hal itu Kunti merasa prihatin. ia kemudian meletak kan tubuh malin dan mendekati Vina.
Kunti menatap Vina prihatin, "Kenapa?" Vina tak mengerti.
Kunti mengambil sebuah mutiara dari dalam kantong celana nya, "Telan ini," ia menyuruh Vina menelan mutiara yang ada di tangan nya.
"gila, nggak mau yang ada aku oprasi nanti menelan benda padat seperti itu, " jawab Vina spontan.
"Telan atau kau tak akan bisa mengangkat tubuh teman mu, mengertila, kita dalam keadaan genting, ikuti perintah ku."
Vina mengambil mutiara itu, ia ragu namun ia tak ingin terjadi sesuatu pada Rindu. sambil memejamkan mata ia menelan mutiara itu.
bebrapa detik kemudian Vina merasakan hal aneh dalam tubuh nya, ia merasakan kekuatan dahsyiat menjalar keseluruh tubuh nya, mata nya pun berubah menjadi merah dan wajah Vina berubah menyeramkan.
"Apa yang terjadi?" Vina tak mengerti
"itu adalah mutiara Rubah, sekarang kau sedang menjadi siluman, jangan protes, dengan tibuh siluman itu kau bisa membawa tubuh teman mu dengan mudah."
Vina mencoba mengangkat tubuh Rindu, sekarang ia bisa mengangkat tubuh nya dengan mudah.
mereka kemudian masuk kedalam portal menuju dunia para penyihir.