"Sekarang—"
Kuhela nafasku sebelum Balthazar menyelesaikan ucapannya.
Aku hanya pernah merasakan sensasi ini beberapa kali. Yang terakhir adalah saat Balthazar membenamkan tubuhku di danau.
Jantungku terasa seperti ditusuk oleh pisau panas yang perlahan menyayat setiap otot dan jaringan di jantungku.
Rasa sakit yang teramat sangat meledak dari dadaku. Rasa menusuk yang tajam ini terasa seperti patah tulang, hanya saja seratus kali lebih intens karena seluruh tulang di tubuhku remuk bersamaan.
CRACK!
Suara mengerikan itu memecah atmosfer mencekam kamar ini. Kubuka mataku dengan susah payah tapi aku tidak bisa melihat apapun karena telapak tangan Balthazar masih menutupi mataku.
Aku menggeliat kesakitan di atas ranjang sementara aku mendengar suara umpatan kasar Balthazar yang entah kenapa terdengar sangat samar di telingaku. Seperti Ia sedang berdiri sangat jauh dariku, padahal Ia masih berada di sisi tempat tidurku.
CRACK! CRACK!
