Kami berkupul di dapur kastil ini yang menyatu dengan ruang makan. Hanya suara Mum yang terkagum-kagum sambil mengamati setiap detail tempat ini yang terdengar sejak kami memasuki kastil. Dad hanya terdiam sambil mengekor di belakang kami.
Aku memutuskan untuk membuat tiga gelas coklat panas untuk menunggu Balthazar kembali. Kami mengobrol hal-hal yang ringan, sebagian didominasi oleh topik interior dan eksterior kastil ini karena sepertinya ibuku tidak bisa berhenti merasa terkagum-kagum dengan kastil ini.
Ia mengatakan tempat ini mirip seperti kastil tuan putri dari buku dongeng yang pernah dibacanya saat kecil dulu.
Aku setuju dengannya. Bagiku tempat ini juga terlihat seperti kastil seorang Disney Princess, sayangnya saat ini pria tua yang pemarah lah yang tinggal di dalam kastil secantik ini.