Well, kami memang mengendap-endap untuk bertemu malam ini.
Lebih tepatnya, Alex lah yang mendatangi kamarku. Sekitar pukul dua malam setelah kastil ini berubah sunyi, suara ketukan ringan terdengar dari pintu kamarku lalu sebuah siluet pria masuk ke dalam kamarku.
Kedua mataku mengerjap menatapnya menutup pintu rapat-rapat lalu melangkah ke sisi ranjangku. "Ada apa?" tanyaku dengan suara serak sambil mengangkat tubuhku dan duduk di atas ranjangku. Alex menyentuh wajahku dengan tangan besarnya yang hangat, kupejamkan mataku lagi karena masih sangat mengantuk sambil menikmati rasa nyaman tangannya.