Tubuh Alex terasa menegang dan keras di bawahku. Ia memejamkan matanya sambil mengernyit singkat sebelum akhirnya menatapku lagi. Untung saja aku masih memiliki akal sehat, kudorong tubuhku untuk menjauhinya tapi tiba-tiba kedua tangan Alex menahan pinggangku hingga aku kembali terjatuh ke dalam pelukan hangatnya.
"Aku sudah memimpikan tentang ini ratusan kali di dalam kepalaku," katanya dengan suara parau yang berat.
"Meβ Memimpikan apa?" balasku agak terbata. Tubuhku menggeliat di dalam pelukan eratnya, tapi aku menyadari kesalahanku ketika kernyitan kesakitan muncul di wajahnya lagi. Setelah itu aku tidak berani menggerakkan tubuhku lagi.
"Memelukmu seerat ini, Cara," jawabnya pelan. Salah satu tangan besarnya bergerak menyusuri punggungku.