Tubuhku sedikit bergetar entah karena menggigil kedinginan atau karena memori beberapa bulan lalu yang masih bisa kuingat dengan jelas.
"Bagaimana kabarmu?" bisiknya lagi sebelum suara tarikan nafasnya terdengar jelas di dekat rambutku yang terurai, seolah Ia sedang mengendusku. Sama sepertinya aku juga bisa mencium aromanya dari jarak sedekat ini dengan penciuman sensitifku.
"Aku hampir tidak mempercayai kedua mataku ketika melihat perubahan drastis dari penampilanmu, Caroline. Apa ini artinya segel kekuatan Leykanmu sudah terlepas sepenuhnya?" tanyanya lagi, kali ini suaranya tidak terdengar sedekat sebelumnya.
Perlahan kepalaku menoleh ke belakang bahuku, di antara remang-remang pepohonan tidak jauh dariku Ia berdiri sambil menjulurkan salah satu tangannya padaku. Ia mengenakan setelan jas berwarna hitam semi kasual, tiga kancing teratas kemeja putihnya terbuka.