Aku tidak bisa mengingat apa yang terjadi setelahnya, tapi aku bisa merasakan rasa hangat melingkupiku saat Alex memelukku. Rasa hangat itu bertahan sangat lama hingga mengantarku ke alam tidur yang damai. Tapi sama seperti hal-hal menyenangkan dalam hidup ini, rasa hangat yang nyaman itu perlahan menghilang dan berganti dengan rasa perih dan panas yang menyiksa.
Kubuka kedua mataku yang terasa seperti dilapis dengan lem. Kepalaku terasa nyeri dan berat, sedangkan mataku yang bengkak juga terasa panas. Aku menatap langit-langit kamar rumah Pack yang familiar.
Selama beberapa saat aku hanya berbaring terdiam sambil meresapi denyutan menyakitkan di pangkal leherku. Aku tahu apa efek mark yang selanjutnya, tubuh dan jiwaku akan mendambakan Alex hingga aku tidak bisa berada jauh-jauh d arinya lalu perlahan perasaan itu akan memudar bersamaan dengan memudarnya mark ini.
