"Ap— Apa maksudmu?" Seluruh tubuhku terasa dingin tiba-tiba. "Alex, jangan bercanda," bisikku ngeri.
"Aku tidak masuk ke kamarmu pagi ini," ulangnya dengan suara tegang.
"Lalu... siapa..." Pertanyaanku tidak perlu dijawab, karena tanpa diucapkan sekalipun kami berdua sudah tahu jawabannya. Wajah Alex terlihat sangat murka hingga memucat, kedua tangannya mulai bergetar karena serigala di dalam dirinya ikut terbangun saat Ia merasakan emosi yang sangat kuat.
Tiba-tiba Alex berdiri lalu mengeluarkan handphonenya dan menelepon. Kedua mata coklatnya berubah drastis dengan sangat cepat menjadi keemasan.
"Jake!" bentaknya di teleponnya. "Dimitri masih ada di teritori Night Walker."
Seluruh bulu halus di tubuhku meremang ketika mengingat lagi kejadian pagi buta hari ini. Kedua tanganku mengusap lenganku untuk mengusir perasaan dingin yang kurasakan. Tapi perasaan ini berasal dari dalam diriku jadi seberapa kalipun aku berusaha mengusap untuk merasa hangat, aku tetap menggigil sendiri.