Mobil Jeep yang kami kendarai masuk ke dalam halaman kastil putih tempat Pesta Bulan Purnama digelar beberapa hari yang lalu. Saat malam tempat ini memang terlihat romantis, tapi sore ini cahaya yang membanjiri seluruh halaman dan gedung membuat tempat ini kelihatan semakin megah. Seperti kastil dalam dunia dongeng.
Tapi aku tidak bisa terlalu menikmatinya karena pikiranku masih dipenuhi oleh cerita tentang Zaya dan nasibnya yang menyedihkan.
Bagaimana aku bisa menolongnya? pikirku sambil melangkah ke pintu masuk kastil bersama Alex. Vincent berjalan lambat-lambat di belakang kami. Saat kami membunyikan bel, Alpha Sam sendiri yang membukakan pintu dan menyambut kami. Tidak seperti biasanya, ekspresi ramahnya hari ini terlihat agak cemas.
Melihat wajahnya membuatku kembali fokus pada nasibku sendiri saat ini. Ia mempersilahkan kami masuk ke dalam, pandangannya langsung tertuju pada Vincent saat kami sudah masuk.