"Aku tidak apa-apa!" kataku pada Vincent sambil terbatuk beberapa kali lagi. Kuusap darah di wajahku dengan punggung tanganku, tapi bukannya bersih wajahku dan kedua tanganku malah makin belepotan. Ugh, menjijikan sekali, pikirku sambil mengelap tanganku di kaosku.
Vincent melepaskan kedua pundakku tanpa mengucapkan apa-apa, tapi Alex baru tiba langsung menarikku menjauh dari Vincent. "Cara, darahmu..."
Alex menatapku dengan panik, kedua mata coklatnya memandang darah yang melumuri baju, tangan, dan wajahku. Lalu Ia melepaskanku dan berbalik dengan marah ke arah Vincent. "Apa yang kau lakukan padanya?"
Di depanku punggung Alex menegang, bersiap untuk menyerang. Kuusap lengannya hingga Ia menoleh padaku lagi. "Alex, bukan Vincent yang melakukan ini," gumamku dengan tenang, aku berharap nada suaraku dapat menembus emosinya saat ini. Aku tidak melepaskan tanganku dari lengannya hingga Ia berhenti gemetar.