Aku terbangun lagi saat kamarku masih gelap, sepertinya Alex mematikan lampu sebelum Ia pergi. Kupandangi ratusan bintang-bintang fosfor kecil di langit-langit kamarku. Perasaan lega yang sangat amat membuncah di dalam dadaku, aku tidak harus menatap langit-langit bercat putih itu lagi.
Kulirik segelas air yang berada di sebelah tempat tidurku, rasanya tenggorokanku haus sekali. Dengan sudah payah aku menyeret tubuhku ke pinggir ranjang lalu berusaha menggerakkan tanganku untuk meraih gelas tersebut.
Tapi seluruh tubuhku masih belum bisa berkoordinasi dengan baik karena efek samping obat yang diberikan padaku, jadi bukannya mengambil gelas tersebut aku malah menyenggolnya hingga jatuh ke lantai.
Suara gelas yang membentur lantai dan pecah berkeping-keping terdengar cukup nyaring di tengah kesunyian rumah ini. Sial, pikirku agak panik. Alex pasti bisa mendengarnya dari kamarnya.