"Apa... Apa maksudmu?" Kali ini gantian aku yang tertegun saat mendengar ucapannya.
Dimitri menatap piring di depannya. Untuk pertama kalinya berbagai macam emosi terlihat jelas di wajahnya saat ini.
"Tempatmu adalah di sini, di sampingku... bersamaku."
Aku masih tidak memahami apa Ia ucapkan padaku.
"Kau bertanya padaku, apa alasanku membawamu kesini..."
Ia mendongak memandangku, ekspresi pahit di wajahnya membuatku terkejut.
"Sekitar seratus tahun yang lalu saat aku masih sangat muda, orang tuaku membuat perjanjian dengan pasangan Leykan dari negara ini. Tanpa persetujuanku mereka saling berjanji dan mengikatku dengan bayi dari pasangan itu, nantinya saat anak itu sudah dewasa kami akan menikah... Mungkin bisa dibilang seperti pertunangan?"
Aku tidak perlu mendengar akhir dari cerita itu karena aku sudah tahu. Perutku tiba-tiba terasa mual, aku ingin memuntahkan semua makanan yang baru saja kutelan.
