Alex memberitahuku kalau Vincent sudah kembali dengan selamat sore harinya. Tapi sama sepertiku Ia langsung terlelap di rumah Evelyn, aku juga merasa sangat lelah setiap kali kekuatanku terpakai.
"Kemana kita akan pergi?" tanyaku saat Alex mengajakku pergi. Kami berjalan menuju mobilnya yang diparkir di halaman rumah Pack.
"Aku harus berbicara dengan Bastien. Jake sudah pergi lebih dulu ke tempatnya." jawab Alex sambil membukakan pintu mobilnya untukku.
"Terima kasih." gumamku sambil memasang seatbelt. Aku menunggu Alex masuk ke kursi kemudi sebelum melanjutkan. "Jadi siapa saja yang sudah tahu tentang rencana Bastien? Masih orang-orang yang sama dengan malam itu?"
"Seluruh Pack sudah tahu tentang siapa Bastien. Aku tidak bisa menyembunyikannya dari mereka, tapi aku sudah membuat semuanya berjanji untuk menutup mulut. Sedangkan siaapa saja yang tahu tentang rencana kita hanya aku, kau, Jake, Reagan, Luca, dan Jordan... sekarang ditambah Vincent." Alex menatap ke arah jalanan di depannya dengan pandangan fokus. Dari samping rambut coklatnya terlihat agak berantakan hingga tanganku gatal untuk merapikannya. Kuulurkan tanganku lalu meratakan rambutnya yang berantakan agar terlihat lebih rapi.
"Apa yang kaulakukan?" tanyanya dengan senyuman di wajahnya.
"Rambutmu..." gumamku sambil memandang siluet wajahnya dari samping, "Rambutmu sangat jelek." balasku sekenanya.
Alex menoleh sekilas sambil tertawa kecil. Rasanya sudah lama sekali aku tidak mendengar tawanya. "Alex, apa kau tidak apa-apa?"
Ia terlihat terkejut saat mendengar pertanyaanku. "Apa maksudmu?"
"Bukankah semua ini melelahkan? Menyembunyikan identitasku, masalah dengan Pack Silver Moon, lalu sekarang ditambah rencana menggulingkan Dimitri..." jelasku sebelum menoleh ke jendela untuk menatap jalanan yang sudah kulalui ratusan kali, belasan tahun aku tinggal di kota ini tapi sekarang rasanya berbeda saat melewatinya.
"Cara, aku tidak selemah yang kau pikirkan. Lelah tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan rasa frustrasiku saat ini." jawabnya dengan serius.
Tapi aku merasa lelah, pikirku dalam hati. Rasanya hidupku yang sebelumnya terlihat seratus kali lebih damai dan menyenangkan. Permintaan Alex kemarin lusa kini terasa masuk akal. Mungkin sebaiknya kita berpisah sementara waktu hingga perasaan kami kembali seperti awal lagi. Agar seluruh rasa frustrasinya dan rasa lelahku memudar, lalu kita bisa kembali fokus menata hubungan ini.
Ugh, dasar plin-plan, pikirku sambil memejamkan mata sekilas. Aku sangat membenci diriku yang seperti ini.
Mobilnya memasuki basement parkiran apartemen yang ditempati Bastien. Kami naik ke lift menuju apartemennya di lantai lima. Kembali ke gedung apartemen ini membuatku agak de javu. "Ah... aku pernah bertemu Edward Adler sekali di depan lift lobby. Apa Ia baru saja turun dari apartemenku? Bukankah kalian sudah bermusuhan sejak dulu?"
Alex mengerutkan keningnya, "Tidak... Ia tidak mengunjungi apartemenku saat itu, yang kalau dipikir-pikir lagi sangat aneh..."
"Bahkan Ia memanggilku Luna Pack Night Walker." sahutku sambil bergidik. Pintu lift di depan kami berdenting terbuka di lantai lima. Aku mengikuti Alex berjalan menuju apartemen yang ditempati Bastien, saat aku memandangnya sebuah ekspresi murah terpampang di wajahnya. Apa Ia masih memikirkan pertemuanku dengan Adler?
Bastien dan Jake menyambut kami, sepertinya mereka berdua sudah dekat dalam waktu singkat. Jake memang orang yang ramah tapi sikap menyebalkannya kadang-kadang melampaui sikap ramahnya.
"Kau datang tanpa membawa makanan?" tanya Jake padaku dengan ekspresi shock.
"Memangnya kau pikir kami tukang antar makanan?" tanyaku balik sambil melemparkan bantal sofa ke wajahnya yang Ia tangkap dengan tangkas. Alex mengeluarkan kartu kredit berwarna hitam dari dompetnya lalu memberikannya pada Jake.
"Memangnya kau pikir aku tukang pemesan makanan?" Jake mengambilnya tapi sambil bersungut-sungut, sebelum akhirnya menelepon restoran untuk memesan.
"Dasar menyebalkan." gumamku sambil melemparkan pandangan sinis yang dibalas dengan juluran lidah Jake. Ergh, dasar kekanak-kanakan.
Bastien menonton interaksi kami dengan sebuah senyuman di wajahnya. Alex mengambil tempat di seberangnya lalu menyerahkan sebuah amplop berwarna coklat.
"Apa ini?" tanya Bastien sambil menerimanya.
"Balasan laporan dari Luca dan Jordan yang mengumumkanmu sebagai Rogue yang gagal ditangkap. Untuk sementara sebaiknya kau bersembunyi di apartemen ini dulu hingga aku bisa mencarikan tempat yang lebih dekat dengan Vincent." jelas Alex.
Dengan rasa tertarik aku duduk di sebelah Alex untuk mendengarkan.
"Vincent baru saja kembali beberapa jam yang lalu. Kemungkinan Ia akan menemuimu besok." tambah Alex.
"Kenapa Bastien harus pindah?" tanyaku pada keduanya.
Alex menoleh padaku, "Vincent akan melatih Bastien..." Ia berhenti sejenak untuk berpikir, "Dan kau, Cara."
Aku berkedip memandangnya, "Aku juga?"
"Bukankah katamu kau ingin mulai berlatih?" tanya Alex dengan kedua alisnya yang terangkat. Kurasakan senyuman lebar terbentuk di wajahku saat mendengarnya.
"Tentu saja iya!" balasku dengan bersemangat lalu memeluknya tiba-tiba. Alex kembali tertawa saat aku memeluknya dengan erat.
"Kenapa? Ada apa?" tanya Jake penasaran yang membuatku melepaskan pelukanku dari Alex. Ia menjelaskan ulang pada Jake, sementara aku melirik ke arah Bastien. Masih banyak yang ingin kutanyakan padanya.
Bastien yang menyadari tatapanku menoleh ke arahku dengan pandangan bertanya.
"Ah, maaf." sahutku dengan senyuman canggung. "Aku hanya penasaran... Edward Adler, maksudku Alpha Adler, apa kau tahu rencananya saat ini?"
"Maksudmu setelah kalah dari Pack ini?" tanyanya lagi.
Aku mengangguk kecil. Alex dan Jake ikut mengalihkan perhatian mereka pada Bastien. "Aku yakin Dimitri Stratovsky pasti meminta pertanggung jawaban Adler karena adiknya mati membela Pack Silver Moon." tambahku.
"Kabarnya Ia memang meminta pertanggung jawaban pada Edward Adler... tapi aku tidak tahu apa. Kedudukanku di Pack Silver Moon hanya anggota biasa, dan Adler tidak pernah memberitahu anggotanya hal-hal seperti itu. Seperti yang kukatakan sebelumnya, Adler juga tidak tahu siapa aku sebenarnya karena aku menggunakan nama palsu."
"Apa ada cara untuk mengetahuinya?" tanyaku lagi. Ketiganya kini menoleh padaku dengan pandangan bertanya. "Ah... kupikir jika kita tahu, kita bisa menggunakannya untuk menekan posisi Edward Adler." sambungku untuk menjawab pandangan mereka.
Alex terlihat berpikir sejenak lalu mengangguk, "Cara, ada benarnya. Apa kau bisa mencari tahu?"
Bastien mengangkat kedua bahunya sekilas, "Aku tidak bisa berjanji apa-apa karena situasiku saat ini, tapi aku akan mencobanya."