Malam nampak sangat indah dengan gesekan musik biola sangat merdu terdengar jelas di aula, rumah mewah bernuansa putih, dengan taman yang menjulang sangat luas terpapang di depannya.
Seorang gadis cantik, dengan rambut berombak, tergurai sepunggung. Ia memainkan irama demi irama gesekan biola di tangannya. Dengan mata terpejam, ia menikmati setiap irama yang dia buat.
----
"Permisi non," sapa seorang pelayan pria, berdiri menunduk di depannya. Membuat gadis itu seketika menghentikan alunan musiknya.
"Iya, ada apa?" tanya gadis itu, dengan suara khas lembut miliknya.
"Tuan, dan Nyonya sudah menunggu di depan, ruang keluarga."
"Memangnya ada apa? Kenapa mereka memanggilku? Apa ada hal yang ingin di bicarakan padaku?" Gadis itu, meletakkan biola miliknya di atas meja, tepat di samping dia berdiri.
"Non, di suruh turun sekarang. Nanti tuan yang akan jelaskan semuanya. Non, hanya di suruh menemani, Non. Fransisca."
"Baiklah, aku akan segera pergi sekarang,"
Pelayan itu, berjalan lebih dulu menunjukan arah di mana mereka akan melakukan sebuah pembicaraan serius. Tanpa ragu Clarissa gadis kecil berusia 17 tahun itu. Berjalan dengan langakh penuh irama, dengan balutan gaun biru yang membungkus tubuh mungilnya. Ia berjalan santai melewati lorong panjang rumah megah miliknya. Sebuah istana yang pasti banyak di impikan gadis seusianya. Tinggal di istana megah, dengan status sebagai non muda keluarga.
----
"Sisca, kamu harus menikah dengan tuan Duke." ucap Mama Melly dengan nada lembut khas suaranya.
"Aku gak mau menikah ma!!" teriak Faransisca di balik ruang keluarga.
Suara keras dari kakaknya itu membaut langkah Clarissa terhenti.
"Sisca, papa dan mama mohon padamu. Kita kamu harus menikah dengan seorang Ceo pemimpin perusahaan Bert Group. Mereka sekarang sudah merajai pasar dunia, hanya dia yang bisa membantu kita. Kita butuh suntikan dana segar dari perusahan besar seperti mereka." ucap Tuan Alton papa Faransisca, yang semula meninggikan, seketika menurunkan lagi nadanya. Saat melihat Clarissa anak bungsunya yang selalu nurut apa kata dia. Tidak pernah menolak apa yang di perintahkan orang tuanya.
Anak bungsunya itu berjalan masuk ke dalam ruang keluarga.
"kenapa kalian marah?" tanya Clarissa berjalan mendekati Fransisca dan duduk di sampingnya. Menatap ke dua orang tuanya heran.
Sisca tak perdulikan adiknya itu, ia masih kesal dengan keputusan sepihak dari keluarganya.
"Terserah kalian!! bagaimanapun juga aku gak mau menikah. Aku gak mau menikah dengan orang yang sudah tua. Sekarang apa kalian bisa jamin jika pemilik perusahaan itu masih muda, bahkan pertama kali perusahaan itu berdiri. Ceo perusahaan Bert tidak pernah sama sekali menampakan wajahnya. Bahkan tidak ada satu pun yang tahu." ucap Faransisca, mencoba meluapkan perasaannya. Ia memeluk erat adiknya yang duduk di sampingnya, dengan tangisan yang semakin menjadi.
Ke dua orang tua mereka hanya diam, duduk memegang kepalanya yang terasa sangat pusing. Mereka tidak tahu lagi, apa yang harus di lakukan. Anak pertamanya itu sangat keras kepala.
"Papa tidak mau tahu, kalau kamu tidak mau menikah dengannya. Perusahaan kita tidak akan bisa di selamatkan lagi. Kita akan jatuh miskin Sisca," ucap papa Alton dengan nada kesalnya. Penuh amarah mengobar dalam dirinya.
Clarissa msnarik napasnya dalam-dalam, dan mulai ikut bicara di tengah perdebatan mereka.
"Ma, Pa. Gimana kalau Clarissa yang menggantikan kak Fransica untuk jadi istri Ceo itu" ucap Clarissa tanpa ragu.
Semua mata tertuju pada Clarissa? dengan tatapan terkrjut dengan apa yang sudah ia katakan tadi.
"Apa kamu yakin dengan apa yang kamu katakan itu. Kamu masih sangat muda. Dan juga, tuan itu hanya menginginkan Fransisca. Mereka bilang jika ia hanya tahu anak kita yang bernama Fransisca." tanya tuan Alton memastikan
"Aku yakin seribu yakin!" ucap Clarissa penuh keyakinan, dengan jemari tangan masih mengusap lembut rambut kakaknya. "Dan aku akan berusaha membuat tuan itu, mau memilihku. Lagian kak sisca tidak mau menikah Pa, Ma. Dia jiga sudah punya pacar. Jadi jangan paksa dia."
Keputusan dari Clarissa membuat smeua keluarga hanya diam, menimang-nimang apa yang di katakan Rissa. Agar tidak membuat keputusan yang salah nantinya.
Tuan Alton, menarik napasnya dalam-dalam. Dengan terpaksa harus menggantikan Clarissa untuk menikahi tuan muda itu. Ia tidak punya pilihan laik sekarang. Hanya ini satu-satunya yang bisa menyelamatkan perusahaannya. "Baiklah, besok saya akan coba berbicara pada assisten tuan Duke. Apa pernikahannya bisa di ganti dengan Clarissa." ucap tuan Alton.
"Sa, kamu yakin dengan keputusan yang kamu ambil" Sisca, menatap ke arah adiknya itu, memegang ke dua tangannya. Dan di balas dengan senyuman tipis di wajah cantik dan mungil Clarissa.
"Aku yakin kak, kalau kakak gak mau. Aku bisa menggantikan semuanya. Asal keluarga kita bisa mendapatkan sebuah suntikan dana dari tuan Duke itu."
"Apa kamu gak takut? jika nanti kamu menikah dengan om-om. Dan kamu nanti di sakiti seperti di film gimana. Aku gak mau adik aku begini terus mengorbankan dirinya untukku." ucap Sisca dengan nada paniknya. "Lebih baik kamu pikirkan lagi, aku gak mau jika kamu menyesal nantinya," lanjutnya
Clarissa memegang ke dua bahu kakaknya, agar dia bisa lebih tenang dan tidak terlalu khawatir lagi dengannya. "Kak, ku tidak perduli menikah dengan siapapun. Asal kakak dan keluarga ini bisa hidup bahagia. Lagian ini hanya pernikahan biasa. Tidak ada yang salah menikah dengan siapa saja." ucap Clarissa, memegang pipi kakaknya.
"Sa, makasih," ucap Fransisca, tangisannya mulai pecah. membuat air mata keluar dari mata bulatnya. Ia masih tidak menyangka adiknya begitu baik padanya. Rela mengorbankan dirinya untuk menikah.
"Sekarang kalian semua jangan cemas lagi. Rissa dengan senang hati mau menikah dengan tuan Duke," ucap Rissa tanpa rasa khawatir dalam dirinya untuk menikah.
------
Di balik rumah megah Tuan muda yang terkenal sangat arrogan, kasar, dan tidak kalah dengan sifatnya yang dingin. Tapi meski begitu, ia juga suka bermain dengan wanita. Banyak wanita yang rela antri dengannya. Meski hanya sekedar menemaninya untuk tidur.
Tuan Muda Duke duduk menikmati segelas anggur di tangannya. Ia duduk di bar rumahnya.
"Permisi tuan," sapa Mr. Jack, Assisten tuan Duke yang sudah bekerja lama dengannya.
"Iya, ada hal apa?" tanya Duke, yang duduk diam memainkan gelas satu gelas anggur. Memutaenya, lalu meneguknya perlahan.
"Tuan Alton, menggantikan pernikahan tuan Duke dengan anaknya Clarissa. Dan dia bilang jika Fransisca tidak mau menikah dengan Tuan Duke." kata Mr. Jack. Berdiri sedikit menundukkan kepalanya.
"Menafik sekali. Ada yang berani menolakku. Apa dia gak tahu aku siapa?" ucap Duke dengan senyum piciknya.
"Fransisca tidak tahu jika Tuan Duke masih muda. Dan dia mengira jika akan menikah dengan om-om tua. Tapi anehnya Clarissa anak yang paling kecil dari keluarga mereka. Dengan senang hati menggantikan pernikahan kakaknya." mendengar hal yang menarik di telinganya. Duke meletakkan gelasnya di atas meja bar. Membalikkan badanya menatap Mr. Jack.
"Berapa umur gadis itu?" tanya Duke pemasaran.
"Baru tujuh belas tahun, tuan."
"Sangat menarik, gadis kecil seperti dia mau menikah denganku." ucap Duke dengan senyum tipisnya. " Carikan data tentang dirinya. Dia benar-benar membuat aku sangat tertarik," lanjutnya.
"Baik, Tuan."