Sinar mentari menorobos masuk melalui celah gorden yang baru saja ku buka. Hangat sinarnya membuatku terlena untuk berlama-lama di depan jendela, rasanya sudah lama tak pernah merasakan kehangatan ini. Aku menguap sejenak, merengangkan badan. Begitu lelah setelah kemarin bekerja seharian penuh bahkan mengambil shift malam.
Perkenalkan, aku Nancy Gracellia Samantha seorang gadis dengan tubuh berbobot 99 kg. Oke aku tahu itu hampir sama dengan seratus kg, aku bekerja sebagai salah satu office girl di perusahaan Z.
Hari ini aku mengambil cuti, mengistirahkan tubuhku yang mungkin akan roboh jika terus di paksa bekerja. Walaupun tubuhku besar tetapi tetap saja ia mudah lelah.
Aku menghela nafas, sebenarnya bukan itu saja yang membuatku terpaksa mengambil cuti. Melainkan aku terkadang tak tahan di perlakukan hina oleh pegawai kantor, telingaku benar-benar panas mendengar cacian mereka. Bagaimanapun aku juga adalah manusia yang punya perasaan.
Sudahlah, daripada mengingat perlakuan mereka terhadapku lebih baik aku memasak. Salah satu hobi untuk menghilangkan stress.
Aku keluar dari kamar kemudian menuju dapur, dapurku luasnya tak seberapa tapi cukup untukku yang tinggal sebatang kara. Ayah dan ibuku meninggal 10 tahun silam akibat tragedi yang tak ku mengerti hingga saat ini.
Akhirnya aku menyewa apartement sendiri, memang terbilang sempit dan agak kumuh. Tetapi apartement ini ku beli dari hasil kerja kerasku, menurutku itu sudah kemajuan besar bagi seorang gadis yang berusia 18 tahun.
Aku membuka kulkas, mengambil daging sapi segar yang baru ku beli di minimarket kemarin. Kali ini aku akan memasak makanan khas perancis. Beef Bourguignon.
Memanaskan minyak zaitun dengan api yang besar. Setelah minyak panas, aku memasukkan daging sapi kemudian memasaknya hingga warna daging berubah. Tak lupa juga menambahkan bawang bombay, bawang putih, wortel, daun salam, dan thyme.
Lalu mengaduknya hingga rata. Mengambil tepung terigu yang berada di lemari, lalu menabur daging dengan tepung terigu. Membolak baliknya beberapa menit sebelum mencampurkan kaldu sapi yang telah aku siapkan ke dalam penggorengan, dan yang paling spesial aku menuangkan anggur dan parsley agar lebih manis dan empuk.
Setelah menunggu kurang lebih 2 jam hingga daging matang, aku menyajikannya di atas piring dengan gembira. Ahh... benar-benar tak sabar untuk merasakannya. Aroma bourguig sudah memasuki indra penciumanku, perutku seketika keroncongan.
Meletakkan sepiring beef di atas meja, ini sangat lezat. Segarnya daging sapi juga gurihnya bawang bombay memang perpaduan yang pas. Aku meneguk champagne, pahit dan manis dari champagne meluncur di tenggorokanku memberi rasa tagih yang luar biasa. Aku tahu ini tidak sehat untuk sarapan di pagi hari, selain dapat membuat kolesterol juga dapat menyebabkan berat badan bertambah. Kebiasan burukku memang tak pernah hilang sejak dulu.
Ting Tong
Aku meletakkan dengan kasar gelas di tanganku. Mendengus keras, siapa yang mengganggu ketenangan cutiku hari ini? Menyebalkan. Aku segera beranjak dari tempat dudukku, berjalan menuju pintu dan membukanya. Mendapati kekosongan di luar.
Mengerutkan kening bingung, aku menoleh ke kanan kiri mencari orang yang telah menekan bel rumahku. Tapi tak ada siapapun di sini. Jangan kira aku akan berfikir itu adalah mahluk halus yang mengangguku, ohh... aku tak pernah percaya akan takhayul. Pasti ada seseorang yang mencoba mengerjaiku, kurang kerjaan.
Hampir menutup pintuku ketika melihat sebuah paket tergeletak tepat di depan pintu apartment. Agaknya terlihat mencurigakan. Aku berjalan mendekati paket yang telah di bungkus rapih itu dan membawanya masuk ke dalam.
Duduk di atas sofa di depan tv, membuka bungkusan paketnya. Sedikit rasa takut menghampiriku, aku pikir itu sebuah bom yang akan membunuhku dalam sekejap mata. Baiklah itu memang berlebihan, tapi darimana datangnya paket ini?
Tanganku gempalku mengenggam sebuah mahkota cantik berbentuk hati berujung runcing yang terbuat dari emas dan batu giok merah juga berlian. Kalau benar ini bukan imitasi pasti harganya sangat mahal. Benar-benar indah, terlihat seperti mahkota yang biasa di gunakan untuk foto model tetapi ini sangat mewah untuk ukuran mahkota biasa. Aku tak tahu harus mengatakan apa, ini layaknya mahkota asli dari kerajaan.
Aku kemudian masuk ke dalam kamar seraya menenteng mahkota itu. Menghadap ke arah cermin, memperlihatkan tubuhku yang sama sekali tak menarik bahkan tidak pantas untuk di lihat. Seandainya saja aku bisa menjadi langsing dan cantik. Seandainya saja...
Menepuk pipi tembamku keras, apa yang kamu pikirkan Nancy? jangan mengkhayal ketinggian. Tanpa sadar aku menjatuhkan mahkota dari tanganku ke lantai. Astaga hampir saja aku merusaknya. Aku menunduk untuk menjangkaunya, dan lagi cerobohnya aku terluka akibat ujung mahkota mengenai jariku.
"Aww" Darah merembes mengenai tepat di tengah batu giok pada mahkota. Entahlah apakah perasaanku saja, tapi aku sekilas melihatnya bersinar.
"Huh... jangan berhalusinasi lagi Nancy, sebaiknya kau segera ke psikiater terdekat untuk memastikan otakmu baik-baik saja" gumamku pada diri sendiri. Mencoba memasang mahkota ke atas kepalaku, mungkin aku akan terlihat sedikit lebih baik ketika mengenakannya.
Aku berkedip menatap pantulanku di cermin. Itu terlihat aneh ketika gadis jelek sepertiku mengenakannya. Aku memegang mahkota itu, berniat untuk melepasnya. Tapi cahaya menyilaukan berasal dari mahkota menghentikanku, kepalaku memberat serta pandanganku mengabur sebelum akhirnya jatuh ke lantai.
Aku pingsan
*****
"Aku kenapa?" memegang kepalaku yang pusing, mungkin ini efek kecapaian karena bekerja terlalu keras akhir-akhir ini. Melirik ke arah jam dinding di atasku, jam menunjukkan pukul 9 pagi. Itu artinya aku telah pingsan selama 2 jam.
Dengan sempoyongan aku bangkit meraih tepi nakas di sampingku, mencari obat yang biasanya aku minum untuk menghilangkan pusing. Namun, ketika aku menghadap ke arah cermin di atas nakas
"Apa yang terjadi?!" Aku seperti orang tidak waras, bagaimana bisa aku melihat diriku di cermin begitu langsing dan cantik. Memukul kepalaku berulang kali, bangun Nancy! bangun!.
"Sial" bukannya membaik malah bertambah pusing. Aku memegang wajahku sendiri, melihat tanganku yang tak lagi gempal serta kakiku yang jenjang juga langsing.
Sebaiknya aku kembali tidur saja, aku pikir mungkin ini efek terlalu lelah. Akhirnya aku melepas mahkota yang melekat di kepalaku dan menyimpannya di atas nakas, dia tak terjatuh saat aku pingsan. Meminum obat penghilang pusing sebelum kembali ke kasur kesayanganku. Tidur adalah obat ampuh untuk melupakan segalanya meski hanya sementara.
Aku bangun setelah beberapa jam tidur, bahkan aku sama sekali belum membersihkan tubuhku. Bangkit dari tempat tidur, langkahku terhenti untuk memeriksa sebentar di depan cermin. Dan ya, tetap sama seperti sebelumnya tak ada yang berubah sama sekali dariku.
Dugaanku benar, aku terlalu lelah makanya berhalusinasi. Sempat menatap sebentar ke arah mahkota di atas nakas, ku pikir aku akan menyimpannya. Barangkali paket ini di kirim ke alamat yang salah dan pemilik sebenarnya akan datang mengambilnya kembali. Jadi ku biarkan saja.