Kami tidak mengerti dengan apa yang sedang terjadi pada dunia. Tempat tinggal kami yang awalnya damai sekarang menjadi neraka yang tiada tempat nyaman barang sedetik.
Setiap hari darah akan mengalir meninggalkan tubuh karena pertempuran, semua karena kedatangan mereka, Mereka yang berjalan di dalam gelap dan terang untuk mencari darah.
"kita tidak bisa menghadapi ini sendirian, lama kelamaan suku kita akan habis, kita telah kehilangan ayah, ibu, saudara untuk pertempuran tidak berguna ini, kita butuh bantuan dari suku lain"ujar Senawi penuh amarah'
Malam ini, kami yang tersisa dari suku pesisir berkumpul membahas tentang keberlangsungan hidup kami. Ditemani cahaya redup api dan rasa khawatir bercampur takut.
Musuh kami bukan lah musuh yang mudah, mereka memiliki hewan aneh yang terbuat dari besi, senjata mereka juga lebih canggih. Dibandingkan kami yang hanya mengenakan hewan-hewan liar dan sanjata seadanya, mereka jauh lebih hebat dan mengerikan.
Mereka juga mengenakan baju aneh ketika bertempur, kami tidak bisa melihat wajah mereka karena mereka menutupi semua tubuh mereka dengan baju itu, yang terlihat hanya cahaya merah dari kedua mata mereka.
Entah apa dan siapa mereka, yang pasti mereka lebih mirip iblis yang haus akan darah.
Kepala suku berdiri, ia tampak memiliki gagasan besar tentang ini "besok, kita akan hijrah ke daerah suku Dempo, kita akan menceritakan semua dan bersama aku harap kita menghadapi ancaman ini"jelas nya'
Kepala suku pesisir adalah orang terkuat di antara kami, ia bahkan telah membunuh 10 hewan besi peliharaan iblis, Aku bangga menjadi keponakan kepala suku.
"tunggu tuan, apakah tuan yakin mereka akan menerima kita, peperangan di masa lalu akan menjadi sebab mereka membenci kita"ujar Senaya'
Kepala suku menatap kami penuh iba "aku akan memohon kepada mereka, aku yakin mereka akan membantu kita"
Aku tidak percaya dengan apa yang aku dengar, ia akan merendahkan harga dirinya di bawah suku lain. Percayalah kepala suku sedang tidak baik-baik saja saat menggucapkan kata itu.
Memohon, jika bukan karena mimikirkan kehidupan kami, aku rasa ia lebih baik mati daripada berlutut di hadapan suku lain.
"malam ini, tetap waspada dan persiapkan bekal kalian, kita akan menuju pedalaman hutan"teriak kapala suku'
Kami harus, berat memang untuk pergi meninggalkan tanah yang sangat kami cintai namun kami harus, semua demi kelangsunagan hidup.
***
Saat fajar mulai menyingsing kami mulai bergerak, ini adalah perjalan pertama kami masuk kedalam hutan belantara. Di pedalaman hutan itu ada sebuah negeri yang di huni oleh suku Dempo.
Kami para laki-laki di bagi menjadi beberapa kelompok, Senaya dan Senawi mereka memimpin jalan di depan. Anak-anak dan orang tua berada di barisan tengah sedangkan kami para pemuda termasuk kepala suku berada di belakang untuk mencegah jika ada serangan dari para iblis.
Kami melewati semak-semak belukar dan pepohonan tinggi yang tampak berlumut. Semua orang bahu-membahu untuk melewati perjalanan sulit ini, kami masih harus melewati tebing terjal dan gunung-gunung untuk tiba di daerah suku dempo.
Aku berjalan di samping kepala suku, ia tampak begitu berhati-hati. "Tam, kita harus waspada, fokus pada pengawasan gerakan dan suara yang mendekat"kata kepala suku pada ku'
"iya paman aku siap"
"andai saja ayah mu masih hidup, dia pasti akan menguatkan paman di saat seperti ini"
Seketika hati ku terasa renyuh, memori tentang kematian ayah yang mengenaskan di tangan para iblis kembali terbayang di benak ku.
"jika nanti paman mati, kamulah yang akan menjadi kepala suku berikut nya"tambah nya'
Aku terkejut, kenapa ia tiba-tiba berkata se akan-akan ia akan pergi selama nya "tidak paman, aku tidak akan mampu menjadi seorang pemimpin, lebih baik paman menyuruh Paman Senawi atau Senaya, mereka lebih cakap dan kuat"
"darah pemimpin itu akan mengalir di dalam tubuh mu, itu takdir Tam"
Aku tidak bisa berkata apa-apa lagi, ada apa dengan kepala suku, ia begitu serius dengan apa yang ia ucapkan.
***
Kami terus berjalan, sekarang kami sedang mendaki bukit-bukit terjal, orang tua dan anak-anak tampak kewalahan dengan medan yang kami lewati. Namun sesekali mereka saling menyemangati agar tetap tahan dengan situasi ini.
Aku menatap kebelakang, kami sudah sangat jauh dari pesisir, kami harap kami akan selamat sampai tujuan.
Setelah melewati bukit terjal, kami tiba pinggir sungai. di seberang sungai ini hamparan padang rumput luas menunggu kami untuk di jelajahi.
"berhenti, kita istirahat, makan dan minum di pinggir sungai ini"teriak Senaya yang ada di barisan depan'
Semua orang mengikuti perintah senaya, mereka mulai membuka bekal dan memakan bekal mereka dan sekaligus mengambil air sungai untuk di minum. Aku pun ikut berjalan ke bibir sungai, sekilas aku menatap wajah lusuh ku dari pantulan air.
Aku kemudian mencuci muka dan meminum beberapa teguk air untuk menghilangkan dahaga, legah rasa nya.
Aku menatap padang rumput yang di seberang sungai, padang rumput itu sangat luas, aku bahkan tidak bisa melihat ujung nya.
"setelah padang rumput ini kita akan mulai memasuki wilayah kekuasaan suku dempo"jelas kepala suku kepada ku'
Sedikit lagi, kami akan sampai sedikit lagi.
"Tam..."panggil kepala suku'
"iya paman?"
"periksa semua warga, apakah ada yang terluka atau tidak mampu melanjutkan perjalanan
"baik paman"
Aku berajalan memeriksa keadaan warga, dari yang aku lihat semua baik-baik saja, mereka hanya tampak lelah dan itu bukan masalah besar karena mereka akan pulih setelah beristirahat. Namun aku terhenti karena seorang anak laki-laki tiba-tiba memeluk ku dari belakang.
"kakak, kepan kita sampai, kaki ku terkilir dan rasa nya sakit sekali ketika berjalan"kata nya sambil memeluk ku'
Aku berlutut dan dan membalas pelukan hangat anak itu, "sebentar lagi, lihat padang rumput di seberang sungai ini, di balik padang rumput ini ada syurga menanti mu"
Ia tersenyum dan kemudian berlari dengan bahagia kembali kepelukan ibu nya. aku melihat ibu anak tadi tampak lusuh dan lelah, ia kumudian menatap ku berbinar.
Hati ku renyuh melihat tatapan si ibu, aku mohon cepat lah berlalu, kami sudah cukup menderita dengan semua ini. Memikirkan semua membuat ku lelah, aku mencoba duduk dan berniat beristirahat sebentar.
Selagi aku duduk, aku melihat kepala suku berlari menemui paman senaya dan senawi. Paman senaya kemudian berteriak "semua nya diam.."
Sontak semua terdiam mendengar teriakan itu, hening, suasana menjadi hening. Kepala suku kemudian mencoba fokus untuk mendengar sesuatu yang menurut insting nya bergerak mendekat.
"tidak salah lagi, bau dan langkah kaki ini"
"semua cepat lari dan seberangi sungai ini, terus berlari dan jangan berhenti"teriak peman senaya'
Aku berdiri mendengar itu, inilah yang kami takutkan, mereka datang, para iblis yang mencari darah.
Semua berlari dengan rasa takut, mereka secepat tenaga menyeberangi sungai yang arus nya cukup deras.
Aku berlari ke se kuat-kuat nya ke arah kepala suku dan bersiap untuk pertempuran. "paman apa yang harus kita lakukan"tanya ku'
"kenapa kamu disini??"
Aku tidak mengerti apa maksud kepala suku "aku akan bertempur bersama paman"
Ekspresi wajah kepala suku berubah "anak bodoh, cepat lah lari, apa kau ingin mati hah"
Aku sudah bertekat, kali ini aku akan ikut pertempuran walaupun aku akan mati. Aku akan melindungi mereka yang berlari menyeberangi sungai.
"aku akan ikut paman, jangan larang aku, tidak ada guna nya kita berdebat sekarang"jawab ku yakin'
Kepala suku menatap ku tajam "senaya, beri dia senjata"
Senaya memberikan pedang dan tombak kepada ku "jangan mati"ucap senaya'
Aku menerima dua senjata itu dan bertekat untuk mengerahkan semua yang aku punya untuk hari ini.
"prajurit, formasi...."teriak kepala suku'
Semua prajurit yang ada membentuk barisan berbentuk persegi panjang menutupi bibir sungai. Mereka yang memegang tombak berda di barisan depan termasuk aku. Aku belum pernah melakukan ini namun aku cukup yakin.
Pasukan pelempar bola besi berada di belakang bersiap dengan amunisi mereka. kami memiliki cara untuk menghancurkan hewan-hewan besi milik para iblis, yaitu dengan pelontar bola besi yang dapat menghancurkan bagian tubuh hewan besi. Alat pelontar nya cukup besar dan butuh 3 orang untuk mengoprasikan nya.
Kami menatap tajam ke arah hutan, suara langkah mereka semakin dekat dan terdengar mengerikan.
"tahan mereka sekuat tenaga, jangan biarkan anak istri kalian mati sia-sia, ingat mereka ada di belakang kita "teriak kepala suku'
Semua prajurit berteriak menglorakan semangat.... dan benar.....iblis itu muncul di hadapan kami.
5 ekor hewan besi yang tampak seperti harimau berlari dengan cepat ke arah kami.
"lempar"teriak kepala suku'
Bola besi di lontar kan, namun hewan itu sangat lincah dan berhasil menghindari bola besi, tampak satu dari mereka tertimpa bola besi dan tak mampu bergerak, namun 4 ekor cukup untuk membunuh kami.
Hewan itu berlari tepat ke arah ku "Tam, keluarkan tombak mu"teriak kepala suku"
Aku mengayunkan tombak dan hewan itu menabrak tombak ku hingga aku terpental beberapa meter.
Hewan itu sangat kuat, tapi aku berhasil menusukan tombak kedada nya. Segenap perajurit mengerahkan semua kemampuan mereka untuk menumbangkan hewan mengerikan itu.
Butuh beberapa waktu namun Kami berhasil, ke empat hewan itu telah lumpuh, namun tidak sedikit dari kami yang terluka parah. Bahkan aku melihat dengan jelas hewan itu memakan beberapa dari kami dengan lahap nya.
Kepala suku menatap ku tajam "bangun tam, tugas kita belum selesai"
Aku terdiam, aku kira musuh kami hanya hewan-hewan ini, namun ternyata aku salah, pasukan berbaju aneh dengan pedang dan senjata yang belum pernah aku lihat datang menyerbu.
Mereka mengenakan baju hitam yang menutupi seluruh tubuh mereka, kami kemudian di hujani peluru besi yang menembus tubuh kami dengan cepat bagai kilat.
Aku melihat korban berjatuhan, saat itu tubuh ku tak mampu bergerak "maju...."teriak kepala suku'
Semua pasukan berlari menyerang namun banyak dari mereka tumbang karena peluru yang di tembakan sangat cepat melesat.
Pelontar besi kemudian menembakan bola-bola besi dan menyerang balik mereka, kami berhasil mengacurkan pasukan yang menghujani kami dengan peluru.
Sekarang pertempuran dengan sanjata tangan akan berlangsung, aku berarap kami dapat memenangkan pertempuran ini.
Aku berlari menuju medan pertempuran. Aku melemparkan tombak ku ke arah salah satu iblis, namun ia berhasil menghindar.
Iblis itu menatap ku tajam dengan mata merah nya, ia kemudian berlari ke arah ku dengan pedang nya.
Ia menebas kan pedang nya ke arah kanan ku namun aku berhasil menghindar. aku tak mau kalah, aku menebas namun ia berhasil menangkis dengan pedang nya.
Aku tidak bisa melihat wajah orang-orang gila ini, namun dari pergerakan nya aku tahu mereka juga manusia. Ia ke kemudian semakin mengganas dan menyerangku dengan pergerakan yang lincah dan cepat, namun ia terlalu percaya diri, aku melihat celah dan berhasil menebas leher nya.
Ia tumbang dan aku meliat darah bercururan di mata pedang ku. saat itu aku sadar, mereka adalah manusia
Pertempuran mencapai puncak nya, aku terus bertarung dengan beberapa dari mereka. mereka sangat mahir bertarung, namun aku tidak akan mati, akan ku bunuh setiap yang datang kepada ku.
Dan kami berhasil.
Kami berhasil memenangkan pertempuran dan banyak membunuh para iblis. Para iblis tampak takut dan mundur secara berlahan.Namun kemenangan ini di dapat dengan harga yang mahal. Dari ratusan prajurit kami hanya tersisa 20 orang, Termasuk kepala suku, senaya dan senawi.
Aku berdiri menatap mayat bergelimpangan, pemandangan yang tak akan pernah aku lupakan se umur hidup ku. semua sudah usai, sekarang kami bisa menyusul yang lain untuk mendapatkan bantuan dari suku dempo.
Aku berjalan mendekati kepala suku "paman, kita menang, sekarang apa yang harus kita lakukan "
"tunggu dulu"
Ada apa dengan ekspersi kepala suku, bukan kah kami telah menang tapi....
"semua bersiap"teriak kepala suku'
Pasukan iblis dengan jumlah besar bersama dengan hewan-hewan besi kembali muncul.
Aku tidak percaya dengan apa yang aku liat ini, begaimana kami bisa menang menghadapi kekuatan sebesar ini.
"tahan mereka sekuat tenaga kalian"teriak kepala suku'
Mata ku menjelit, aku sangat tahu jika ini adalah akhir nya....
"seraaaaaaang......"teriak kepala suku'
Kami berlari sekuat tenaga menyerang para iblis namun hujan peluru besi kembali menghancurkan kami.
Sangat jelas, aku melihat kepala suku dan semua teman-teman ku tumbang karena peluru ini. Dan aku pun merasakan tubuh ku renyuh dan tumbang tidak berdaya.
Darah.......
Aku hanya melihat darah
***
Aku tahu, luka yang aku derita bukan lah luka yang kecil, au bahkan tidak bisa mengerakan tubuh ku barang sedikit. Samar-samar aku melihat para iblis mengangkat jasad pra prajurit yang gugur. Mereka membawa jasad itu kedalam sebuah alat besi yang mirip seperti burung.
Apa yang harus aku lakukan, apakah aku harus pura-pura mati agar selamat dari tempat ini. Aku harap ada orang lain yang selamat selain aku.
Beberapa dari mereka kemudian berjalan ke arah ku. Apa yang harus aku lakukan namun seketika itu juga aku menahan nafas ku agar mareka tidak tahu jika aku masih hidup.
Cukup memalukan pura-pura mati namun aku tidak punya pilihan lain selain ini.
Mereka mengangkat tubuh ku, rasa nyeri dan sakit yang hebat aku rasakan saat mereka mengangkat tubuh ku yang penuh luka.
Aku di bawa kedalam burung besi, di dalam burung ini aku mencoba mencuri pandangan dan....
Aku belum pernah melihat apa yang ada di hadapan ku ini, benda-benda yang ada di dalam burung ini sangat aneh dan terlihat canggih.
Aku di bawa menuju orang-orang berpakaian putih yang tidak bisa ku lihat wajah nya.
Aku kemudian di tidurkan di sebuah ranjang. Namun disinilah aku mendapat masalah, aku sudah tak kuat menahan nafas.
Aku berusaha mencuri nafas dan berharap mereka tidak akan tahu jika aku masih hidup.
Iblis berbaju putih tambak melihat ku seksama, ia kemudian menyentuh dada dan leher ku. Kemudian ia berkata dengan bahasa yang belum pernah aku dengar.
Berselang beberapa menit beberapa iblis berbaju putih yang lain datang dan mengangkat tubuh ku, aku di bawa kedalam ruangan yang lain, ruangan itu dindingnya berwarna putih dan ada layar menyala serta ranjang yang penuh dengan lampu aneh yang belum pernah aku lihat.
Mereka kemudian menusuk tubuhku dengan sebuah jarum, dari jarum ini aku merasakan cairan masuk kedalam tubuh ku.
Apa yang akan mereka lakukan, yang pasti aku mulai kehilangan kesadaran dan semua kemudian menjadi gelap.
***
Apa ini mimipi, aku melihat desa pesisir yang damai, suasana ini, aku sangat merindukan suasana ini. Aku harap ini bukan mimpi namun semua hilang saat aku berlahan membuka mata.
Ternyata semua hanya mimpi, aku masih hidup, tubuh ku terasa lebih baik. Aku berada di sebuah ruangan terang berwarna putih, tidak ada siapa-siapa disini kecuali aku yang terbaring lemah di atas ranjang.
Aku mengenakan baju putih longgar yang menurut ku aneh. Semua ini membuat aku tidak mengerti, kenapa aku masih hidup dan sepertinya mereka mengobati luka luka di tubuh ku.
Aku berusaha bagun, rasanya tubuh ku membaik. Aku berjalan menuju pintu ruangan, mencoba membuka dan seperti dugaan ku pintu ini terkunci rapat.
Apa sebenarnya yang aku alami aku tidak mengerti, orang-orang itu dan tempat ini terlalu tidak masuk akal bagiku. Aku benci mengakui nya tapi teknologi mereka sangat hebat.
Entah dari mana datang nya orang-orang ini yang pasti mereka sangat kuat dan kejam.
Aku duduk bersandar di pintu, hati ku terasa renyuh kala mengingat tentang apa yang terjadi pada semua orang yang berjuang bersamaku.
Apa yang harus aku lakukan??
Belum selesai aku meratapi nasip buruk ku Tiba-tiba pintu bergerak, seseorang akan masuki ruangan ini.
Spontan Aku berlari ke ranjang dan pura-pura tidur seperti sebelum nya.
Aku merasakan ada seseorang datang mendekati ku.
"Sudahlah, jangan pura-pura, aku bisa melihat mu dari kejauhan dengan camera pengawas"ucap nya pada ku'
Aku membuka mata dan mendapati seorang dengan pakaian putih yang menutupi seluruh tubuh nya berdiri di samping ku.
"Bagaimana kamu bisa berkata dengan bahasa kami??"tanya ku penasaran'
"Aku mempelajari bahasa kalian, sekarang ikut aku, jangan melakukan tindakan bodoh jika tidak ingin mati"
"Kamu kira aku takut dengan ancaman mu, aku bisa saja membunuh mu disini"
Dari lagak bahasa tubuh nya, seperti nya aku membuat nya marah. Ia kemudian melepas baju putih nya dan nampak lah wujud asli nya.
"Sekarang kamu bisa melihat ku, apakah kamu yakin akan membunuh seorang gadis"
Aku terdiam, aku tidak menyangka jika di balik baju aneh yang ia kenakan ada seorang gadis yang cukup cantik.
"Kenapa aku harus ragu, bukankah kalian telah membunuh semua keluarga ku"
Ia kemudian tersenyum remeh "tidak semua kami bunuh, kami mengobati mereka yang masih bertahan hidup, contoh nya kamu, kamu bisa hidup karena kami mengobati semua luka-luka mu"
Aku mulai kesal, aku seperti di permainkan oleh mereka "apa sebenarnya tujuan kalian, aku tidak mengerti kenapa kalian menyelamatkan kami namun juga melukai kami"
"Ikut aku, kamu akan tahu jawab nya"
Ia berjalan menuju pintu, aku enggan mengikuti perintah nya namun aku tidak mungkin berdiam di ruangan aneh ini selama nya.
Ia menoleh ke arah ku "cepat sebelum prajurit yang menyeret mu keluar dari ruangan ini"
Aku mengikuti nya, amarah ku memuncak, ingin sekali rasa nya aku membunuh gadis ini tapi aku tidak punya pilihan sekarang. Aku memutuskan untuk mengkutinya.
Kami kemudian berjalan menelusuri terowongan yang terang oleh lampu-lampu canggih, di ujung terowongan ini ada sebuah pintu berbentuk lingkaran.
Si gadis kemudian memutar sesuatu di pintu itu, bunyi putaran itu menggema di telinga. Ia kemudian membuka pintu hingga cahaya matahari masuk menembak mata ku.
Di balik pintu itu aku melihat dunia, kenapa mereka membawa ku keluar dari penjara mereka, ada apa dengan semua ini, sungguh aku tidak mengerti.
Si gadis tersenyum manis pada ku"Silahkan keluar dan berkumpul bersama keluarga mu"kata nya ramah'
Apa aku tidak salah dengar.
Aku berlahan berjalan melewati pintu, seperti mimpi, aku melihat sebuah desa kecil dan beberapa orang yang ku kenal. Mereka adalah teman-teman ku yang di nyatakan maninggal di dalam pertempuran dan yang dinyatakan di culik oleh para iblis.
"Apa apaan semua ini??
"Ini adalah tempat tinggal baru mu, silahkan berkumpul dengan sahabat-sahabat mu"ucap si gadis berbisik ke telinga ku'
Aku tidak mengerti dan merasa aneh namun aku bersyukur dapat melihat mereka.
Aku berlari dengan perasaa haru menuju desa kecil itu. Dan tentu aku di sambut hangat oleh mereka.
Aku di peluk hangat oleh orang-orang yang aku rindukan.
"Tam"panggil seseorang dengan suara yang bergetar'
Aku menoleh dan mendapati seorang yang selama ini ku kira sudah mati, Gura, sahabat ku.
Aku berlari kearah gura dan memeluk nya erat, aku tidak menduga jika ia masih hidup dan tampak sehat.
"Aku kira kamu sudah pergi untuk selama nya gura"kata ku penuh tangis di bahu nya'
"Aku masih hidup Tam, aku sehat dan merindukan semua tantang kita"
"Sudah-sudah, aku akan mengantarkan mu ke rumah yang telah kami siap kan"potong si gadis'
"Tunggu"cegah ku'
Ia menatap ku aneh "kenapa??"
"Tolong jelaskan ada apa sebenar nya dengan semua ini?"
Ia tersenyum "akan ku jelaskan sambil jalan, sekarang ikuti aku"
Gura menatap ku berbinar "Pergila Tam, ikuti dia, dia orang baik"
Aku mengikuti saran Gura, "rumah mu ada di ujung jalan utama desa ini, kamu akan tinggal bersama seseorang disana"ucap nya tanpa melihat ku'
"Kamu sudah janji akan menceritakan tentang semua ini"
"Tentu aku akan jelaskan semua, sebenar nya kami tidak sejahat yang kalian kira, kami hanya mencoba bertahan hidup"
Aku semakin tidak mengerti
"maksudnya ??"
"Pertama kamu harus tahu jika kami bukanlah manusia asli dunia ini, kamu harus tahu jika selain dunia ini ada banyak dunia yang di huni oleh manusia. Dunia-dunia ini kami sebut planet. Dan dunia tempat kami berasal bernama BUMI"
Aku mulai mengerti, namun aku masih belum bisa membayangkan tentang BUMI "lalu kanapa kalian datang dan menangkap kami?"
"Kami datang kesini karena terpaksa, bumi adalah planet yang indah, namun pertumbuhan manusia dan teknologi membuat bumi semakin rusak. Jumlah manusia di Bumi sudah terlalu banyak, dengan jumlah manusia yang sangat banyak itu akhir nya menyebabkan kerusakan, kekurangan makanan dan kekacauan. Namun di dalam keputusasaan dan kekacauan itu kami menemukan planet ini. fakta menunjukan jika planet ini juga di huni manusia membuat kami yakin jika kami bisa tinggal disini. Namun semua salah, di seluruh planet ini ternyata terdapat virus yang dapat membunuh kami"
"Virus??.."
"Virus adalah makhluk hidup kecil yang dapat merusak tubuh dan memberi penyakit yang akan menyebabkan kematian, itulah alasan kami menutupi tubuh kami dengan baju plastik agar terhindar dari virus yang ada di seluruh bagian planet"
"Jadi jika kalian melepas baju aneh itu kalian akan mati?"
"Tepat sekali"
"Lalu bagaimana dengamu, bukan kah kamu sudah melepas baju itu"
"Oh aku, aku sudah kebal, jadi aku tidak akan mati dengan virus di planet ini"
"Bagaimana cara nya kamu bisa kebal?"
"Aku akan melanjutkan cerita nya, setelah melakukan penelitaian akhirnya kami menemukan obat agar kami bisa kebal dari Virus. Obat itu ada pada darah kalian manusia planet ini. Walaupun ada virus kalian tetap hidup, hal itu menunjukan jika di dalam darah kalian ada antibodi yang dapat menjaga kalian dari virus. Untuk mendapatkan obat itu kami butuh darah kalian. Karena inilah kami menculik dan meletakkan kalian di tempat ini"
Jadi inikah alasan mereka membunuh dan menculik kami, sungguh tidak masuk akal.
"Tidak adil"
Si gadis berhenti dan menatap ku berkaca-kaca. ia kemudian memegang tangan ku lembut "aku tahu bagimu ini tidak adil, kami sudah berusaha sebaik-baik nya untuk tidak membunuh namun kalian melawan dan melukai kami, kamu kira kalian tidak membunuh saudara-sudara kami, mareka mati hanya karena ingin memberikan kehidupan kepada anak cucu nya nanti"
Aku terdiam, apa yang di katakan gadis ini menusuk hati ku. Aku terdengar egois saat mengatakan jika semua tidak adil.
"Sudah lah, aku punya permintaan pada mu, setiap 3 hari sekali aku pinta kamu menyumbangkan sedikit darah kepada kami, kami akan memberikan obat kepada manusia bumi yang lain agar mereka bisa tinggal disini"
Aku tidak bisa menjawab apapun, kenapa semua begitu rumit.
"Di ujung jalan ini adalah tempat tinggal mu, silahkan kamu kesana untuk beristirahat"
Aku berjalan menuju rumah yang di tunjukan si gadis. Rumah itu tampak aneh karena aku belum pernah melihat nya sebelum nya.
Rumah khas kami suku pesisir adalah rumah panggung. Aku belum pernah melihat rumah yang tidak ada tiang dan langsung tertanam kedalam tanah.
"Tunggu, siapa namamu?"cegah si gadis'
Aku terhenti, tanpa menoleh aku menjawab "TAMPI, nama ku Tampi"
"Aku Grace, salam kenal"
Aku tidak menghiraukan perkenalan aneh ini, aku berjalan menuju rumah seperti apa yang ia katakan.
***
Aku mengetuk pintu, namun tidak ada jawaban. Karena sudah beberapa kali ku ketuk tidak ada jawaban, ku putuskan untuk masuk.
Kata grace aku akan tinggal bersama seseorang. Siapapun itu aku harap aku mengenal nya.
"Apa ada orang"kata ku berusaha sopan'
"Ada di toilet, sebentar lagi buang hajat"jawab nya'
"Oh iya aku menunggu di ruang tamu"
Aku kemudian duduk di kursi di ruang tamu. Kursi buatan manusia bumi sangat nyaman dan lembut. Mereka benar-benar telah membuat pradaban hebat di dunia mereka.
Beberapa menit kemudian orang yang akan menjadi taman serumah ku pun datang.
"Maaf menunggu lama, kamu akan tinggal bersama ku kan, perkenal kan aku...
Aku terdiam melihat nya...
"Ayah.....