Aku adalah Ellia, seorang mahasiswi di Universitas Monton. Aku bukanlah wanita kaya, aku hanya seorang yatim piatu. Dengan biaya sewa kamar yang melambung sangat mahal, jadi aku kuliah sambil bekerja.
Pekerjaanku sangatlah banyak. Sebagai kasir di minimarket, sebagai pelayan bar (jika diperlukan), sebagai pengajar pelajaran tambahan. Capek banget, menjadi diriku ini. Jika tidak begitu, aku tidak bisa makan. Tahu sendiri 'kan, di abad ke-20 ini, semua serba mahal.
Selama aku berkuliah di Universitas Monton, aku sama sekali tidak mempunyai teman. Maklum ... setelah pulang kuliah, aku langsung ke tempat kerja. Tidak ada waktu sedikit pun untuk bermain bersama teman.
"Ellia ...?"
"Ada apa, Bella?" tanyaku.
Bella adalah teman kampusku.
"Apakah kamu tidak akan mengikuti acara makan jurusan?" tanya Bella.
"Maaf, aku harus kerja, Bell," ucapku.
"Baiklah, selamat bekerja, ya!" Bella melambaikan tangannya kepadaku.
Kenapa hidupku begini amat? Sekali-kali aku ingin dilayani oleh berbagai macam pembantu. Sekali-kali diriku ini menjadi princess. Itu hanya dongeng. Di abad ke-20 ini, mana ada yang namanya princess. Nama orang, mungkin ada.
☘️☘️☘️
"Selamat sore! Selamat berbelanja!"
Muka manis, ucapan manis, untuk pelanggan manis. Walaupun terkadang, ada saja pelanggan yang menjengkelkan. Tapi, tetap harus bersabar. Jika tidak, aku akan dipecat.
Tidak bisa membayangkan, jika aku dipecat. Mencari pekerjaan yang amat susah, menerima pegawai yang hanya bekerja separuh hari.
☘️☘️☘️
Aku lelah. Pulang dari minimarket, harus bekerja sebagai pelayan bar. Huft ... hidupku sungguh susah. Tidak boleh mengeluh! Harus kuat, demi masa depan yang cerah! Tuhan tidak akan meninggalkan hambanya.
"Ini minumannya," ucapku, memberikan gelas yang dipesan oleh para pengunjung.
"Kamu kok canti banget sih, temenin kita-kita di sini!" ucap pelanggan yang mulai mabuk.
"Maaf, saya harus bekerja."
Aku harus menolaknya dengan halus.