Allana adalah seorang gadis berusia 16 tahun.
Saat ini dia terpaksa bekerja sebagai pengasuh anak. Dia terpaksa putus sekolah karena keadaan ekonomi keluarga.
Huuuuffffttt hari ini sungguh melelahkan ucap Allana, waktu saat itu menunjukan pukul 21.00. Anak anak sudah tertidur, dan Allana sudah selesai membereskan perlengkapan anak anak. Dia pun bergegas mandi karena rasanya dia sudah rindu dengan tempat tidurnya.
Kriiingggggggg Alarm berbunyi dan waktu menunjukan pukul 05.00 memaksa Allana membuka matanya yang masih mengantuk. Allana bergegas mandi dan mempersiapkan sarapan untuk Bryan dan Oliv mereka adalah anak anak yang Allana asuh.
Jam 7.30 anak-anak bngun dan Allana segera mengajak mereka mandi dan memberi mereka sarapan. Setelah itu Allana mengajak mereka bermain.
Allana, tolong siapkan anak anak karena kami akan menjemput om Dhika di Bandara ucap Dewi. Dewi adalah majikan Allana,orang tua Bryan dan Oliv.
Baik Bu,akan saya siapkan. Apakah saya harus ikut bu? tanya Allana.
Tidak usah Na, kamu di rumah aja,bantu bi Inah masak aja.dan tolong siapkan kamar tamu untuk om Dhika ya,ucap Dewi. yang langsung di angguki Allana.
Allana segera membereskan kamar tamu sesuai perintah Dewi, dan setelah itu di bergegas ke dapur membantu Bu Inah memasak.
Na, kamu tau nggak siapa yang Om Dhika yang sedang di jemput ibu? tanya bi Inah.
Adiknya bu Dewi, om nya Bryan & Oliv jawab Allana acuh sambil terus mengupas bawang.
Tinnn tinnn.... suara klakson mobil yang membawa Bu Dewi dan anak anak sampai. Allana segera menyambut mereka dan membantu membawa barang barang. Karena Oliv dan Bryan di gendong sama Om Dhika.
Mereka langsung menuju meja makan karena jam sudah menunjukan pukul 12.30 saat itu.
Dan setelah selesai makan siang,mengganti baju dan menidurkan anak anak. Allana membantu Bu Inah membereskan meja makan dan dapur. Dan setelah itu Allana pergi ke kamar dan membaca buku. Allana memang mempunyai hobi membaca buku.
Waktu menunjukan pukul 17.00 Dewi & suaminya sudah bersiap siap untuk menuju bandara. Karena hari ini,mereka akan bertolak ke Singapura untuk 4 hari ke depan karena urusan bisnis. Itulah sebabnya Dewi meminta Dhika untuk datang dan membantu menjaga anak anak mereka.
Allana tolong jaga anak anak selama saya pergi, dan Dhika akan membantu kamu selama saya tidak ada,ucap Dewi. Yang di angguki Allana.
Sejak pertama Dhika melihat Allana, dia merasa begitu tertarik dengan gadis manis bertahi lalat itu.Diam diam dia selalu memperhatikan Allana. Dan sebetulnya ini bukan pertemuan pertama mereka, karena mereka pernah bertemu sebelumnya.
Waktu menunjukan pukul 20.30 Allana mengajak anak anak untuk tidur karena sudah malam. Tapi Bryan merengek minta di temani oleh Dhika. Akhirnya Allana dan Dhika menemani mereka sampai mereka tertidur.
Allana, apa kamu suka membaca? tanya Dhika. Iya pak saya suka membaca,jawab Allana. Dhika mengernyitkan dahi nya sambil tertawa, kenapa kmu panggil saya pak. emangnya saya udah bapak bapak, panggil saja Dhika.
Ta,, tapi kan itu gak sopan, jawab Allana.
Gpp Allana, aku belum setua itu koq hingga harus di panggil bapak. Oia aku punya beberapa novel kalau kamu mau baca, ucap Dhika.
Oia mas Dhika,Novel apa? tanya Allana.
hhhmmmm emang kamu biasanya baca novel apa? romance ,fiksi atau apa? ucap Dhika balik tanya.
Ini Aku punya buku Harry Potter, buku nya berseri dan aku sudah punya ke 6 serinya. kalau kamu mau baca. saya udah baca semua bukunya, tinggal tunggu seri terakhirnya aja,ucap Dhika.
Wahhh buku yang terkenal itu ya? ada Filmnya juga kan ya? tanya Allana antusias.
Mau mau mau mas, saya pinjem dong mas. saya mau baca.
Ini beneran boleh pinjem mas bukunya, tanya Allana saat dia melihat Dhika membawa buku buku itu di hadapan nya.
Iya dong boleh, kan tadi aku yang nawarin ucap Dhika tersenyum.
Beberapa hari berlalu dan Allana sudah membaca buku itu hampir setengahnya. Tidak heran karena Allana memang hobi membaca. Allana sering berimajinasi tentang buku yang di baca nya.
Siang itu usai Alana membaca buku, dia menatap langit langit kamarnya, menutup matanya dan mulai berimajinasi tentang buku yg di baca nya. Tanpa ia sadari Dhika masuk ke kamarnya dan sudah berlutut di sisi tempat tidur Allana. Jarak mereka begitu dekat hingga nafas Dhika terasa oleh Allana.
Allana kaget saat dia merasakan ada nafas di kepala nya, Allana menoleh dan ternyata Dhika tepat di atas kepalanya. Dan Dhika tiba tiba saja mendekat dan mengecup bibir Allana lembut. Detak jantung Allana berdegup lebih kencang,matanya terbelalak dan pipinya merona.
Allana tersadar dan mendorong kepala Dhika, dan Allana segera bangun dan membekap bibirnya. Allana sungguh merasa kaget dan malu. Mas Dhika, ngapain? Ada perlu apa? tanya Allana.
Maaf Allana, aku lost control. Allana tolong maafkan aku. aku tidak bermaksud seperti itu, ucap Dhika menyesali.
Allana pergi meninggalkan Dhika tanpa mengucapkan sepatah katapun. Dia pergi dengan sejuta pertanyaan dalam kepalanya dan sejuta perasaan yang dia sendiri tidak mengerti.