Setibanya di Jakarta aku pulang dengan sejuta cerita yang ingin kusampaikan dengan mama, mama sangat gembira mendengar kabar ini dan cerita-cerita ku bersama mocha sejak di london. Tak lupa aku mengabarinya setiap waktu.
Siang itu aku sudah beres menjalani rapat dadakan yang memakan waktu hingga 2 hari, aku sudah rindu dengan mocha, aku sangat cepat rindu padanya, aku bermaksud menghubunginya lewat video call, namun tak juga tersambung. Sepertinya mocha sedang sibuk, kuharap ia baik-baik saja karena besok katanya ia sudah berada di Jakarta.
Aku pulang dengan hati yang agak cemas, fikiranku hanya mengkhawatirkan mocha, perasaanku agak sedikit berbeda, ada apa ini?
Sepulangnya aku dari kantor kulihat mama menangis kencang, aku panik bukan main.
"ma..mama kenapa ma..ada apa?" tanyaku sangat takut melihat mama terduduk lemas di bawah kursi.
"maa..maa..mama kenapa?" kugoyangkan sedikit tubuh mama agar ia sadar bahwa aku berada di dekatnya, hanya dia yang aku punya kenapa dia sesedih ini sekarang?
"mocha no, mo mocha kecelakaan no, jenazahnya sedang di bawa kemari no, mocha kecelakaan saat perjalanan kesini no, mocha ingin membuat kejutan no tapi dia malah meninggalkan kita no" mama menangis sesenggukan menceritakan kejadian yang di alami mocha, dan aku? Aku sama sekali tak percaya dengan cerita ini.
"mama bohong kan ? Mama ngeprank chino kan ma, ayolah ma becanda nya gak lucu ma" aku sedikit tertawa kecut mendengar kejadian barusan
Mama hanya diam terpaku, air mata terus mengalir di wajah nya yang lelah, aku hanya terduduk, merenung seperti tak percaya kalau mocha meninggalkanku selamanya. Aku baru saja menelfonnya tadi malam, lalu 2 hari yang lalu kami berciuman di bandara. Sekarang ia meninggalkanku dengan sejuta cinta, aku sudah meninggalkan hatiku di hatinya. Bagaimana aku menjalani hidup sekarang ? Tanpanya.
Suara ambulance mendekati kediamanku, jenazah mocha dibawa masuk oleh petugas ambulance, aku sama sekali tak menyangka mocha pergi secepat ini.
"mana janji lo cha, kenapa lo balik sekarang ? Bukannya lo bilang mau balik besok ? Kalau gue tau gue bakal jemput lo cha, dan lo bakal baik-baik disini sama gue cha, kita mau nikah cha, nikah" aku mencurahkan emosiku yang tak stabil didepan jenazah mocha, aku tak bisa membendung kesedihan dan harapan yang sudah aku tulis bersamanya
Aku melihat cincin itu masih melingkar di jari manisnya, tepat di ulangtahun ku mocha meninggalkan ku selamanya, hari spesial yang kunanti kini sudah pupus dipatahkan begitu saja dengannya.
Aku tak ingin membuatnya bersedih, aku mencoba menguatkan diriku untuk tetap tabah dalam hidup ini, mungkin sudah waktunya mocha untuk kembali pada-Nya, aku mencoba ikhlas memeluk mama dan mencoba menenangkan mama, aku harus bisa. Tubuhku gemetar ketika aku melepaskan cincin di jari mocha yang sudah memucat, kado yang tak akan pernah aku lupakan. Tak beberapa lama kerabat berkumpul, aku mengantarkan jenazah mocha ke tempat peristirahatannya, melepaskan kepergiannya dengan ikhlas. Aku mencintaimu mocha, aku akan terus mencintaimu, terimakasih sudah mengajarkanku tentang hidup yang sebenarnya.
-Tamat-