Ara tidak bisa menolak sebuah perasaan cinta disebabkan Ara mengakui bahwa ibu Rania adalah wanita yang cerdas dan itu membuat Ara merasa mendapat teman ngobrol yang asyik mengenai bisnis, karir dan apapun. Ara pun selalu senang jika berkomunikasi dengan ibu Rania karena Ara juga mengagumi cara ibu Rania berfikir dan mengagumi sepak terjal ibu Rania dalam berbisnis. Ara sering membahas mengenai rencana bisnis yang ingin Ara jalankan dan terkadan meminta informasi dan saran juga dari ibu Rania. Ara tidak melihat sosok wanita cantik pada diri ibu Rania namun karena Ara sering sekali berkomunikasi dengan ibu Rania maka hati Ara tetap berkata bahwa ibu Rania adalah wanita yang cantik, seksi dan cerdas serta mandiri. Ara mulai merasa yakin bahwa jika suatu saat dia bisa menikah dengan ibu Rania maka dia akan memiliki anak yang juga cerdas seperti ibu Rania dan itu membuat dia bangga. Di dalam doa-doanya , Ara selalu memohon agar semakin dekat dengan sosok bernama ibu Rania karena sejak sebelum bertemu dengan ibu Rania, Ara selalu brdoa agar bisa bertemu dengan wanita yang cerdas dan bisa mengimbangi dia dalam berkomunikasi apa saja dari A hingga Z dan ternyata ibu Rania adalah juga sosok wanita yang jujur dan selalu berbicara apa adanya. Dia begitu tulus dalam membimbing Ara ketika bekerja dan Ara justru merasa bahwa ibu Rania adalah wanita idaman dia selama ini. Namun sayang nya, ibu Rania sudah menikah dan ada peluang untuk Ara masuk dalam kehidupan ibu Rania karena ibu Rania belum berhasil memiliki anak. Ara merasa ingin mendapatkan ibu Rania secepatnya namun Ara masih harus berjuang untuk meyakinkan kedua orang tuanya dan menuntaskan kuliahnya terlebih dahulu.