Sinopsis:
Sementara sekolah mereka berolahraga di aula. Shion dan Aon melakukan permainan di UKS.
"Hei, mau apa kau?'
Aon bingung ketika shion menghentikan langkah Aon menuju ke aula.
"Aku sudah meminta izin"
Ucap shion mengedipkan mata.
"Tidak, aku mau kesana"
Ucap Aon melepaskan pegangan mereka. Aon tidak mau melakukannya lagi.
Kemarin hampir saja Aon tidak bisa bangun karena itu.
"Uwaah!?"
Shion mengangkat Aon menuju ke UKS. Aon berteriak teriak kesal kepada shion..tetapi tenaganya kecil rasanya.
"Lepaskan lepaskan"
Ketua Aon marah mendorong dada shion.
Tetapi shion kuat sekali lalu..
Brak
"Shion, mau apa kau?"
Bentak Aon dia dilempar di atas kasur UKS.
Klak
Aon ketakutan ketika melihat shion mengunci pintu. Lalu ia berbalik. Kemudian menempelkan sesuatu di mulutnya.
"Ini..?"
Aon membuka mata lalu melihat sebungkus Pocky di mulutnya.
"Hm, aku ingin bermain denganmu"
Ucap shion serius. Dia sudah menyiapkan segalanya.
Aon terpana melihat semua itu. Bagaimana..?
"Tidak,biarkan aku pergi!"
Tegas Aon bangkit berdiri. Ia ingin lepas sementara.
Pantatnya masih sakit dan tubuhnya masih panas tidak karuan. Semua karenannya..
Brak
Lagi lagi shion memerangkap sang adik di pintu.
"Dengarkan aku Aon,"
Shion menatap serius . Aon terkejut tidak pernah melihat shion seserius ini.
Tangannya gemetar. Aon menggenggam tangan shion. Aon pun luluh. Bagaimana pun dia masih punya hati.
"Baiklah"
Ucap Aon menyerah. Shion membawa mereka ke kasur. Tidak ada guru dan siapapun.
Semuanya ada di aula. Dan shion sengaja meminta izin dengan berkata Aon sedang sakit.
Jika kau tau tentang keluarga kami. Sungguh berat bagi shion.
Dia anak sulung, tetapi tidak pernah diperhatikan. Selama dirumah dia bekerja keras seperti ibu.
Sedangkan orang tua kami bekerja di luar dan selalu bertengkar sesampai dirumah.
Aku dulu juga membenci shion karena terlalu sayang padaku. Tetapi sejak ku tahu perasaan ini shion bahagia. Dia tersenyum.
Aku ingin..dia terus seperti itu.
"Kita berlomba siapa yang paling cepat habis"
Ucap shion serius.
"Iya, silahkan pakai tubuhku sesukamu"
Ucap Aon tersenyum manis.
Mungkin disaat begini Aon yang harus menghibur shion.
Bagaimana pun dia kakaknya dan sekarang...pacarnya..?
"Ha..haa...ngh..!"
Ucap Aon terkapar . Tubuhnya sakit sekali.
Sepertinya shion sedang marah. Kami bermain Pocky, dan melakukannya..
Kami juga bermain permainan lain..tetapi selalu berakhir seperti itu..
Dan sekarang total sudah 10 kali kami melakukannya.
Aon terkapar tubuhnya sakit dan penuh cairan putih miliknya bertebaran.
Shion membereskan permainan mereka. Dan membantuku membereskan diri.
Ia memberi baju baru seolah sudah tau seperti ini.
Kemudian setelah selesai shion ikut tertidur di sebelah Aon.
Ia lelah..
"Aon , apa kau marah?"
Tanya shion kecil ia tidak berani menatap adiknya itu.
"Iya, cuman rasanya aku tidak bisa marah"
Ucap Aon memeluk shion berusaha meredakan kecemasan shion.
"Benarkah?"
Shion berbalik dan mendapati Aon di belakangnya.
Thump
"Iya, bersemangat lah"
Ucap Aon dengan senyum manis.
"...."
Shion menatap Aon lama kemudian memerah ia menangis. Aon memberikan dadanya pada shion untuk menangis.
Berbalas berpelukan . Mereka sangat hangat. Saudara saling berhubungan dan menghibur.
"Aon, kau adik yang baik.."
Shion menatap Aon yang tertidur pulas dalam pelukannya.
Aon tertidur pulas karena lelah. Shion tidak berani menganggu dia.
"Aon, berapa kali pun kulakukan kau tidak pernah marah dan kamu adalah adik termanis milikku"
"Aon,..kau tidak akan pergi kan..?"
Shion mengakhiri perkataan nya dengan tetesan hangat dimatanya.
Ia melihat ukenya dengan sedih. Kemudian dipeluknya dengan penuh perasaan seolah tidak mau pergi.
Shion walaupun sosok seme yang jenius , ia tidak ingin kehilangan lagi sosok yang mengisi hatinya sampai saat ini.
Mereka tertidur pulas. Michan Bersaudara itu tertidur pulas dalam mimpi indah.
"Aon, terima kasih telah mengisi hidup ku sampai saat ini"