Chapter 17 - PENYIHIR JAHAT

Berdasarkan apa yang Senja rasakan, kedua pemimpin ini tidak terlihat memiliki niat yang jahat ataupun mereka mempercayainya, hanya rasa penasaran saja.

"Bisakah kamu melepaskan ikatanku, tolong?" Senja memecahkan keheningan. "Ini sangat tidak nyaman, aku bahkan tidak bisa tidur dengan benar." Dia merengek mengenaskan.

Tentu saja dia tidak bisa tidur dengan nyaman, itulah arti menjadi seorang tahanan, untuk merasakan tidak nyaman, tapi kenapa dia mengeluh seolah mereka telah memperlakukannya dengan tidak layak?

"Tidak."Kapten Hua menjab Senja dengan singkat.

"Kenapa? Aku tidak bisa berbuat apapun yang dapat melukai kalian berdua. Serius deh, coba lihat aku. Kamu pikir dengan tubuh sepertiku, aku memiliki kekuatan?" Senja tidak mau mengalah juga.

Kapten Hua menutup matanya dengan lelah. Dia tidak tidur sepanjang malam hanya untuk memikirkan jalan keluar dari masalah in dan bahkan tidak bisa makan. Tapi, di pagi hari dia harus mendengarkan rengekan gadis berisik ini.

Pada kenyataannya, dia tidak memiliki suasana hati yang baik saat ini.

Ketika dia membuka matanya, dia menyorot Senja dengan tatapan yang tajam sebelum dia berkata melalui giginya yang mengatup rapat. "Katakan sekarang atau aku akan mengikat tali itu disekeliling lehermu!"

Senja terkejut. Apa maksudnya paman satu ini?!

"Baiklah kalau begitu." Senja berjalan santai ke arah bangku terdekat dan duduk disana tanpa sungkan- sungkan. Dia membangun atmosfer seolah dia sedang menjelaskan kepada anak buahnya daripada seseorang tahanan yang sedang tertekan.

Dia menyilangkan kakinya dan menatap kedua orang tentara di depan matanya yang memiliki ekspresi takjub, tidak percaya.

"Aku tahu apa yang kalian berdua khawatirkan dan secara kasar aku dapat menebak situasi ini. Aku dapat menawarkan suatu ide, tapi hasil akhirnya itu tergantung dari bagaimana kita mengkombinasi ide kita. Aku percaya kalian berdua memiliki strategi kalian sendiri."

Senja berhenti sejenak untuk merasakan atmosfer dan tahu dengan segera kalau apa yang dikatakannya adalah benar.

"Tapi, kenapa sampai sekarang kamu tidak mengambil aksi apapun? Mungkin karena ada masalah dalam strategimu, bukankah aku benar?"

Senja menaikkan sebelah alisnya seidkit untuk menunjukkan sikap alaminya yang arogan.

Ya, dia memang seorang gadis yang arogan, dikarenakan menjadi anak terakhir dan satu- satunya gadis si keluarganya, walaupun terkadang kakak- kakaknya mengganggu Senja, tapi mereka semua memanjakan Senja tanpa batasan.

Maka dari itu, dia terbiasa untuk bersikap ceroboh dan selalu bertindak sesuai keigninannya sendiri.

"Aku lebih dari bisa memperbaiki apapun masalah dari rencanamu itu." Senja tersenyum dengan misterius.

Matanya yang jenius bersinar dengan antusias ketika dia merasaka bahwa dia telah berhasil memunculkan rasa penasaran mereka.

Selama mereka bersedia untuk mendengarkan ide Senja maka sisanya akan menjadi lebih mudah.

Di mata mereka berdua, aksi Senja dan bahasa tubuhnya memang menyiratkan sifatnya yang arogan dan sok, tapi melihat kepercayaan diri yang terpancar dari tubuhnya, mereka tidak bisa untuk tidak penasaran.

Entah ini adalah ide gadis ini yang berguna atau tidak, mereka berdua memutuskan untuk mendengar apa yang gadis kecil ini ingin katakan.

Namun, ketika mereka melihat penampilan Senja dengan senyum jahan dan warna ungu cerah rambunya, terlepas dari tangannya yang masih terikat di belakang tubuhnya, mereka merasa telah menangkap penyihir yang jahat.

Ugh! Rambut itu…

***

Siang hari.

Hampir semua prajurit berkumpul lapangan untuk menerima instruksi, tapi sebelum itu ada sesuatu yang harus mereka lihat dan pelajari.

Ditengah lapangan, ada sebuah meja bulat dengan beberapa barang, seperti sebuah botol, alcohol dan beberapa kain dan hal lainnya.