Dan pilihan lainnya adalah tetap berada disini dan melihat bagaimana situasi ini nantinya. Tapi, Senja mengingat kalau wanita tua itu sudah memberikannya sesuatu yang dia butuhkan untuk diberikan pada seseorang.
Seseorang bernama Yun.
Tapi, benda itu telah hilang, Senja tidak mengingat dia memegangnya ketika mereka membawanya ke tenda. Jadi, dengan kata lain, benda itu pasti masih berada di dalam barell dimana dia ditemukan.
Masalah lainnya, Senja tidak tahu apa benda itu. Benda itu terasa seperti batu yang berbentuk oval.
Untuk alasan ini saja, Senja harus berada disini untuk mencarinya.
Apapun alasannya, Senja tidak bisa hanya duduk diam dan tidak melakukan apapun, hanya melihat bagaimana situasi ini akan berkembang nantinya.
Tidak ada yang bisa menjamin kalau benteng ini akan bertahan. Dari apa yang Senja rasakan dari orang- orang disekitarnya, semua prajurit itu sedang panik mengenai situasi yang dihadapi saat ini. Terutama saat mereka tahu kalau penyimpanan air mereka telah disabotase.
"Anak muda, mendekat kemari." Senja berkata dengan suara yang rendah.
Anak muda itu tidak memberikan perhatian pada perintah Senja. Dia hanya melanjutkan berjaga disana seperti patung.
"Anak muda, mendekat kemari." Senja mengulangi sambil bersiul padanya.
Anak muda itu terlihat kesal tapi pada akhirnya sebelum Senja memanggilnya lagi, dia sudah berjalan mendekat.
Dia berhenti dalam jarak tiga langkah jauhnya dari Senja, tapi jarak ini sudah cukup bagi Senja untuk melakukan trik nya.
Kalau apa yang dikatakan oleh wanita tua itu adalah benar, maka ini tidak akan menjadi masalah untuk Senja, apalagi dia bisa merasakannya sendiri.
Ia melihat mata anak muda itu tanpa berkedip.
"Paling tidak, berikan aku pakaian yang layak, tidak kah kamu lihat kalau pakaian ini sangat jelek?"
"Kami tidak mempunyai pakaian perempuan disini."
"Aku tidak keberatan untuk mengenakan pakaian pria." Senja berkata sambil tetap menjaga kontak mata dengan prajurit muda dihadapannya.
"Tidak, kamu tidak…"
Mata prajurit muda itu perlahan menjadi tidak fokus.
"Aku ingin pakaian baru." Senja menekankan setiap silabel kata yang dia ucapkan.
Kali ini, sang prajurit muda tidak mengatakan apa- apa dan hanya menatap Senja seolah melamun.
"Siapa namamu?"
"Yoda."
"Berapa usiamu?"
"Sembilan belas tahun."
"Bagus sekali!" Senja berseru dengan senang.
Bibir Senja kemudian melengkung membentuk senyuman puas. Matanya berkilau dengan sangat indah. Dia merasa sangat senang dengan hasil yang telah dia capai.
Siapa yang akan menyangka kalau sesuatu yang telah dia pelajari sebelumnya bisa menjadi sangat berguna di saat seperti ini?
Sebelumnya, saat dia masih berada di rumah, trik seperti ini hanya berlaku pada Zhao. Tapi, sekarang ketika dia memikirkannya lagi dengan hati- hati.
Mungkin ini bukan dirinya yang tidak memiliki kemajan, tapi kedua kakaknya lah yang mempunyai rasa kesadaran diri yang tinggi dibandingkan orang- orang pada umumnya, atau mungkin karena perasaan Senja menjadi lebih sensitive sehingga hipnotis miliknya memiliki kemajuan yang pesat?
Hmm… dunia yang sangat aneh dimana aku berada ini…
"Sekarang, berikan aku pakaian baru. Berikan aku pakaian yang sama dengan yang kamu pakai saat ini."
Anak muda itu menganggukkan kepalanya dengan sorot mata seperti merenung dan pergi keluar dari tenda.
Ketika Yoda keluar dari tenda untuk mengambilkan baju untuk Senja, Senja dengan mudah melepaskan dirinya sendiri dari tali yang mengikatnya.
Dia bahkan tidak perlu berusaha terlalu keras. Sian telah mengajarkannya dengan sangat baik di berbagai aspek. Dia bahkan telah mengajari Senja untuk meloloskan diri dari berbagai macam ikatan.
Senja menunggu dengan sabar dan mengikat rambutnya menjadi sebuah cepolan sederhana tepat di atas kepalanya dan kemudian menutupi rambutnya dengan sebuah kain yang bisa dia temukan di sudut tenda.
Warna rambutnya sangat mencolok. Hal ini pastinya akan membawa masalah untuk Senja.