Laura sedikit merasa lega,yang penting ia sudah mengakuinya,mengakui mimpi mesumnya dan juga niat mesumnya, dan akhirnya kutukan yang tidak disengaja dengan seorang pria yang baru dikenalnya pun telah di akuinya.
Laura berjalan , membawa tumpukan berkas yang akan ia antar untuk Suster Kepala. Laura mengetok pintu ruangan Suster Kepala,tapi tidak ada jawabannya.
"Suster kepala, aku masuk!!!" Laura melangkahkan kakinya, dan kemudian menutup kembali pintu. Laura tercekat, Suster Kepala terikat dikursinya,dan mulutnya di bekap dengan kain.
Perampokan
Ekor mata Suster Kepala seakan memberi kode bahwa ada seseorang dibelakang Laura. Hampir saja Laura menjerit,ketika ada sebuah benda tiba tiba bertumpu dibelakang kepalanya sekarang.
"jangan berteriak" seorang pria bersiap menarik pelatuknya.
"Berapa pin nya ??atau suster ini akan mati" bentak pria itu yang memegang pistol di kepala Laura. Kapan saja, isi kepalanya akan berhamburan.Menakutkan !! Laura terus berdoa dalam hatinya, meminta sorga jika ia harus mati sekarang.
"Baiklah"
"Bagus Nyonya" seorang pria dengan suara lebih lembut bertepuk tangan . Perampok perampok itu berdiri di belakang Laura,dan salah satunya masih menodongkan pistolnya.
"Suster,abaikan saja aku. Jangan berikan uang gereja" pekik Laura akan sangat merasa berdosa,jika membiarkan uang uang gereja dirampok.
"Kau ingin mati cepat" tiba tiba saja dua pria lain,menarik tubuh Laura dan menjatuhkan di kursi dengan kasar, mengikatnya, dan membekap mulutnya segera dengan kain,dan salah satu perampok masih berdiri tepat di depan Laura ,mengacungkan pistolnya. Mata sipit perampok mengamati dari kaki hingga ujung rambut Laura.
"Aku akan mengirim seorang malaikat ke sorga" Pria tersebut sudah menempelkan pistolnya pada dahi Laura. Laura memejamkan matanya. Ya Tuhan !!!
Matilah aku ..
"Aku suka malaikat sepertimu"pria tersebut malah terkekeh senang, dan wajahnya malah mendekati Leher Laura, dan tenggelam di bahu Laura,mengesap ngesap aroma tubuhnya. wanita ini tidak berbau apapun, ia tidak mengenakan parfum, hanya aroma tubuhnya serasa menyegarkan. Tapi hal ini pasti terasa menjijikan, Laura bergeliat kesana kemari , menghindari cumbuan pria tidak punya otak sehat.
"Hentikan Rick " seorang pria yang berbaju wanita dengan tubuh tegapnya,menarik Rick kebelakang.
"Dia bagianku, Timi "
"Rick, dia bukan wanita club, dia wanita gereja. Kau bisa di KUTUK Tuhan " bentak Timi,perampok yang penampilannya seperti banci itu malah berganti menempelkan pistol ke dahi Laura . Laura menatapnya, mengucapkan terimakasih dalam hatinya, harga dirinya terselamatkan. Ia merasa lega, pria bernama Rick itu menjauhinya. Mungkin ia takut kena kutukan !!!!
"Aku rela Di Kutuk,Timi!!! dia menggoda" Rick berubah pikiran,malah mendekat,menepiskan pistol Timi. Jemarinya meraba raba alis Laura, dan kemudian turun menelusuri hidung Laura.
"Tidak terlalu buruk,dia gadis baik" puji Rick, ia membuka penutup kepala Laura . Rambut Laura tergerai panjang dengan sedikit berantakan,ia terlihat lebih cantik.
"menjauh .." pekik Laura samar,karena tangan Rick mulai menyentuh telinganya dan turun ke lehernya perlahan lahan,hal ini membuatnya merinding,dan benar benar ketakutan.
"Lakukanlah sesukamu Rick, dengan brutal " Timi menurunkan pistolnya,dan berjalan mendekati Suster kepala.
"Dan kita akan menontonya secara Live" bisik Timi pada Suster Kepala. Suster Kepala memenjamkan matanya untuk berdoa, berharap ada penolong segera. Seakan perkataan yang Timi lontarkan adalah sebuah ancaman untuk suster kepala.
"Berapa kode angkanya ?" Gertak Timi yang sekarang kembali mengarahkan bidikan pistolnya ke arah Laura, terlihat infra red yang tertanda di kepala Laura.
" kodenya " SuSter berusaha mengeja di balik mulut terkuncinya, segera Timi melepas kain tersebut,agar Suster Kepala bebas bicara.
"7... 8....9...4...5....6"
Klekkk..
Brankas terbuka
"Woowwwww uangnya sedikit sekali" pekik perampok yang lainnya yang berbadan kecil,tapi juga berpakaian seperti wanita ,ia begitu terpana melihat susunan uang dalam brankas, dengan matanya saja ia mampu menghitung , sekitar 20 juta.
"dimana uang yang lainnya suster ?" Tanya Timi mencengkram tubuh tua suster kepala .
"Ini GEREJA bukan BANK, dan hanya itu uang GEREJA " jawab suster Kepala.
benar juga, ini kan bukan bank
Timi kemudian memasukan uang uang tesebut ke dalam tas kecilnya, dalam hatinya percuma ia membawa kereta bayi besar, ternyata tas kecil cukup mengantongi hasil rampokan hari ini . Timi mendorong kereta bayi, yah mereka memang sudah berencana, sudah menyiapkan segalanya, dan termasuk seorang bayi, seorang bayi sungguhan yang entah mengapa bayi itu malah terlihat terkekeh senang , tidak ada ketakutan diwajahnya.
"Mari kita pergi" Timi dengan langkah yang sengaja di buat anggun ,memutar kereta dorong ke arah pintu.
"Tunggu" Rick menyeret Laura.
"Suster ini, jadi jaminan biar kami keluar dengan aman" Ancam Rick pada Suster kepala.
"Rupanya kau sangat suka padanya" Timi menggoda Rick ,"Baiklah ,kau boleh bawa dia " Timi setuju - Dan itu berita buruk bagi Laura .
"Heh ,mari kita keluar,jangan berlama disini" Susi melangkah lebih dulu keluar,dengan membuka pintu dan berjalan dengan anggun,mencorong kereta bayi , di atas kereta bayi itu duduk , bayi yang berusia sekitar sepulun bulan tersebut, sedang duduk seraya mengemut ngemut empengnya, entahlah bayi itu seperti komplotan perampok juga,perampok termuda yang pernah Laura lihat. Buktinya sedikitpun bayi tidak merasa terganggu dengan kegaduhan yang terjadi, malah terkadang ia terlihat mengoceh mendukung ,dan mengeluarkan ketawa girangnya ketika kereta mulai berjalan membawanya.
"Jack , kita akan membeli susu yang banyak" oceh Susi sambil mendorong kereta bayi, bayi yang bernama Jack bersorak horey, seakan sangat senang mendengar ucapan Susi ,yang akan segera membelikan susu
Laura melangkahkan kakinya dengan cepat mengikuti derap laki Timi ,Susi, dan Jack, dan tentu saja derap langkahnya juga diikuti sama cepatnya oleh Rick, yang memegang pinggangnya,untuk meyembunyikan pistol dibalik kain penutup kepala suster yang menjuntai sampai pinggangnya. Kapan saja Laura memiliki kesempatan untuk berlari dan mengabaikan nyawanya, tapi dia tidak bisa melakukan itu . Ia masih sayang Nyawanya !!!!