Pagi itu Clarissa sudah bangun, lebih tepatnya wanita itu hampir saja tak memejamkan matanya. Bukan karena aktivitas menggairahkan di atas ranjang kamarnya, melainkan dia tak bisa memejamkan matanya karena mengingat ucapan ibu mertuanya, Sonya. Kedatangan Sonya ke rumah itu benar-benar membuat Clarissa sangat bimbang. Di sisi lain dia tak bisa menolak keinginan Sonya, namun di sisi yang lainnya dia tak mungkin mampu memimpin sebuah perusahaan besar seperti Hutama Corp. Bukan tidak mungkin ... hanya saja, Clarissa tak percaya diri untuk melakukan itu semua. Setelah menyiapkan hidangan untuk sarapan, wanita itu memilih duduk di halaman samping rumah sambil menikmati hangatnya sinar mentari pagi.