Rayhan sengaja menunggu Rose tidur bersama dengan ketiga anaknya barulah ia dapat menghampiri William yang sedang sibuk dengan berkas-berkasnya di kabin lain.
"Aku sudah memiliki perusahaan ku sendiri tapi aku tidak pernah sesibuk dirimu."
William hanya tersenyum tipis saat Rayhan terdengar seperti sedang protes apalagi ketika ia duduk tepat dihadapannya dengan memasang wajah yang ditekuk.
"Ada apa denganmu? Apa kamu sedang merajuk padaku?" Tanya William, ia menutup laptopnya dan bersandar agar lebih santai.
"Rose bilang kamu ingin menjodohkan ku." Ucap Rayhan tanpa basa basi dengan menyipitkan matanya dengan sinis.
Astaga, Rose tidak dapat menahan diri. William hanya dapat menghela nafas karena istrinya membocorkan rencananya lebih dulu kepada Rayhan.
"Bukan begitu, aku merasa usiamu sudah cukup matang untukmu berkeluarga, tapi jika kamu tidak ingin ya sudah. Aku tidak memiliki hak untuk memaksa."