"Matamu memerah, apa kamu habis menangis?" Tanya William setelah mengurus administrasi ia kembali ke kamar Rayhan yang sudah mengganti pakaiannya dan bersiap untuk pulang.
"Mataku memang selalu seperti ini." Jawab Rayhan berkelit.
William tentu saja merasa khawatir, Rayhan memiliki kebiasaan menyembunyikan perasaannya sehingga ia pasti sangat depresi, namun William tidak ingin menekan Rayhan dengan mendesak keingintahuannya pada Rayhan.
"Kamu sudah selesai? Kita akan segera berangkat."
"Sudah." Jawab Rayhan dengan ketus. William hanya menanggapinya dengan sebuah senyuman. Ia lantas melangkah menghampiri Rayhan dan menyentuh pergelangan tangannya, namun Rayhan segera menepisnya.