"Dia memberikanku uang yang sangat banyak, lalu setelah itu aku sadar jika aku telah salah mengira. Aku terlalu banyak berbicara dan aku tidak tahu jika pakaian sederhananya ternyata adalah pakaian yang bermerek. Aku sungguh merasa bodoh saat itu karena menganggap dia sama seperti diriku." Ucap Olivia, bahkan sampai detik ini ia masih merasa menyesal jika teringat kembali tentang bagaimana ia bicara seenaknya kepada William dan menduga William sebagai anak yang berasal dari panti asuhan, menasehatinya dengan tidak tahu malu.
"William memang tidak bahagia pada saat itu. Ayahku menyuruhnya bekerja di perusahaan padahal ia masih sekolah. Mark tidak tahu bagaimana William bisa berada di stasiun kereta karena dia selalu di awasi dengan ketat. Ayah takut William akan kabur dan meninggalkan kami."