Rayhan menutup pintu lift kembali dan menekan tombol turun kelantai dasar.
Tepat ketika pintu lift kembali terbuka, Rayhan kembali mengangkat wajahnya dan Rose sudah berdiri dihadapannya.
Rose terlihat tersentak melihat keberadaan Rayhan, ia langsung merasa gugup sehingga Rose hanya dapat mencengkram gaunnya untuk meredamnya.
"Kamu tidak mau masuk?" Tanya Rayhan, suaranya terdengar tenang, jauh di luar dugaan Rose yang mengira Rayhan akan kembali bertindak agresif kepadanya.
"Cepatlah, rapatnya akan segera di mulai." Ucap Rayhan lagi mengingatkan.
Rose kemudian menarik nafas dalam sebelum akhirnya melangkah masuk kedalam lift.
Pintu lift sudah tertutup rapat kini, menyisakan Rayhan dan Rose dalam keheningan.
Rose tidak berani bersuara bahkan ia tidak berani menoleh sementara lewat pantulan pintu lift, Rose dapat melihat ekspresi wajah Rayhan yang tenang.
"Maafkan aku..."