Chereads / PROMISE (a way to find a love) / Chapter 49 - Cinta dalam dunia yang kejam

Chapter 49 - Cinta dalam dunia yang kejam

Sammy Barus saja kembali dari restoran untuk membeli beberapa makanan untuknya. Rayhan sudah melewati masa kritisnya namun ia belum sadarkan diri. Setidaknya Sammy sedikit bersyukur karena Rayhan dapat terselamatkan tapi tidak hanya itu, ia juga bersyukur karena Rayhan belum tersadar hari ini karena ia baru saja melihat berita di televisi yang menayangkan prosesi acara pernikahan Rose dan William ketika ia melewati layar televisi yang terpasang di loby rumah sakit.

"Harusnya aku tidak menyetujui hubungan gadis itu dengan Rayhan sejak awal." Ucapnya menyesal setelah melihat sekilas bagaimana Rose terlihat menangis terharu dan banyak pasien yang terlihat senang melihat 'cinta pertama nasional' mereka telah menikahi seorang pria kaya raya. Seorang selebriti dengan pewaris tahta akan selalu menjadi kegemaran mereka semua, entah apa jadinya bila Rayhan yang ada diposisi itu pasti banyak orang yang menentang.

Tapi tetap saja, Rose tidak seharusnya meninggalkan Rayhan dengan cara seperti itu.

Sammy kemudian memilih melanjutkan langkahnya menuju ruangan dimana Rayhan dirawat.

"Ayamnya terlihat sangat lezat, aku tidak sabar untuk memakannya." Sammy tersenyum senang sambil mengintip ayam goreng yang baru saja dibelinya ketika memasuki ruangan Rayhan tanpa memperhatikan jika Rayhan tengah duduk diatas ranjang rawatnya sambil duduk menatap kearah televisi yang tengah menayangkan berita tentang pernikahan Rose dan William.

"Kamu sudah sadar?"

Sammy buru-buru melangkah mendekat seraya mematikan televisi.

Rayhan menoleh, wajahnya terlihat datar tidak berekspresi sementara Sammy merasa gelisah karena takut Rayhan akan menjadi terguncang kembali.

"Aku lapar." Ucap Rayhan tanpa terduga membuat Sammy terperangah bingung. Rayhan tidak marah, ia terlihat biasa saja setelah melihat berita tentang Rose di televisi.

"Aku akan membelikanmu bubur kalau begitu." Ucap Sammy yang segera bergegas, ia tidak ingin Rayhan sampai berubah pikiran dan marah.

"Pencernaan ku baik-baik saja, aku tidak suka makan bubur, berikan saja makanan yang kamu bawa itu!" Ucap Rayhan sambil melirik kearah kantung makanan yang ada ditangan Sammy.

"Baiklah, aku akan menyiapkannya." Jawab Sammy yang segera menuang ayam goreng yang dibelinya keatas piring dan memberikannya kepada Rayhan.

"Makanlah pelan-pelan." Ucap Sammy mengingatkan karena Rayhan makan dengan sangat cepat dan terkesan terburu-buru terlebih pergelangan tangannya masih diperban dan lukanya masih basah namun Rayhan sama sekali tidak kelihatan kesakitan.

Tanpa menghiraukan ucapan Sammy, Rayhan tetap makan dengan sangat lahap sampai akhirnya ia menghentikan makannya secara tiba-tiba seiring dengan air matanya yang menetes.

"Mereka menyebutnya pasangan nasional, dan menyebutku pria malang." Ucap Rayhan lirih.

Rayhan tersadar satu jam yang lalu ketika Sammy pergi membeli makan, ia sendirian dan merasa jenuh jadi ia menyalakan televisi dan seluruh stasiun televisi memberitakan tentang pernikahan Rose dan William yang ternyata baru di rilis hari ini, tidak hanya itu, acara infotainment juga turut memberitakannya dan mengatakan jika ia adalah pria bertopeng yang lamarannya ditolak oleh Rose dan berakhir dengan mencoba bunuh diri.

Betapa kejamnya dunia ini kepadanya, tidak ada satupun yang memihaknya.

"Aku adalah pria malang yang dicampakkan." Ulangnya sekali lagi yang terasa sangat menyakitkan.

Sammy tidak dapat berkomentar, ia hanya dapat memeluk Rayhan dan menguatkannya.

"Akulah yang ditinggalkan tapi aku juga yang disalahkan, mereka menyebutku tidak pantas untuk Rose, aku hanya anak jalanan yang kebetulan beruntung memiliki bakat dan akan tetap seperti itu, aku tetaplah pria tanpa keluarga yang tidak pantas untuk seorang putri sepertinya." Ucap Rayhan pelan sambil berusaha untuk tetap makan agar rasa sakit hatinya berkurang tapi tetap saja, Rayhan tidak dapat membendung kesedihan serta rasa sakit hatinya.

"Setidaknya aku berjalan dengan kakiku sendiri. Aku tidak pernah meminta belas kasih orang lain untuk menghidupi ku. Aku memiliki semua yang aku miliki karena kemampuanku, apakah itu tidak cukup untuk menjadikanku layak? Katakan Sam, bagaimana caranya menjadi layak?" Tangis Rayhan akhirnya pecah, rasa sakit hatinya tidak dapat terbendung setiap kali harga dirinya ikut terluka.

Kini Sammy menyesal, seharusnya ia menyembunyikan identitas Rayhan dan tidak mengatakan pada publik bahwa Rayhan adalah seorang anak jalanan yang berbakat. Awalnya Sammy mengira semua itu akan membantu Rayhan berada di posisi tertingginya karena ia menggapai impiannya dengan kemampuannya sendiri tapi ternyata semua itu malah menjadi bumerang bagi orang-orang yang selalu memandang kehormatan dari silsilah keluarganya.

"Bagaimana caranya menjadi layak?"

...

"Bagaimana caranya keluar dari pulau ini?" Gumam Rose malas, ia berbaring tepat diatas pasir di bibir pantai dan membiarkan gaunnya basah terkena hempasan ombak.

"Ombak bahkan tidak mau menyeret ku pergi dari pulau ini." Lanjut Rose.

"Katanya kamu menyukai laut, mengapa kamu terlihat frustrasi?" Tanya William yang datang dan berdiri tepat disebelah tubuh Rose yang masih berbaring.

"Aku menyukai laut dan segala hal yang ada disini kecuali dirimu." Jawab Rose ketus lalu beranjak bangun dan melangkah meninggalkan William.

"Aku juga menyukai tempat ini termasuk dirimu " Sahut William sambil menyusul langkah Rose.

Ucapan William jelas membuat Rose melirik sinis kearahnya.

"Menyukaiku? Seberapa banyak?" Tanya Rose menghentikan langkahnya dan menatap William menantang.

"Sebanyak kamu membenciku." Jawab William tersenyum.

Ada apa dengan jawaban itu? Rose merasa jantungnya tiba-tiba saja berdebar tapi ia mengabaikannya dan memilih melanjutkan langkahnya.

Namun tidak bisa, Rose tidak dapat mengabaikan debaran jantungnya terlebih ketika William tiba-tiba saja memakaikannya baju yang tadi di kenakannya dan membuat pakaian basah Rose tertutup oleh baju William.

Rose menoleh, William kini bertelanjang dada, tangannya terulur merangkul bahunya dengan erat.

"Apa kamu sedang pamer otot mu sekarang?" Tanya Rose yang membiarkan William melangkah bersamanya sambil terus merangkulnya.

"Benar." Sahut William tanpa menoleh.

"Kenapa, kamu terpesona?" Lanjut William bertanya menggoda.

"Terpesona sampai aku ingin muntah."

Mendengar jawaban Rose membuat William terkekeh pelan "Aku bahkan belum menyentuhmu tapi kamu bisa hamil hanya melihatku seperti ini?"

Oh ayolah, mungkin William akan sakit perut jika sehari saja ia tidak menjadi menyebalkan.

"Kamu berpikir kita akan memiliki anak?" Tanya Rose, ia menghentikan langkahnya dan menatap William serius.

"Kamu akan selamanya hidup denganku?" Tanya Rose sekali lagi.

William tidak menjawab, sebenarnya ia tidak tahu bagaimana harus menjawab pertanyaan yang Rose lontarkan.

"Tenang saja, kita akan segera berpisah, tapi sebelum itu aku akan memastikan kamu jatuh cinta padaku." Ucap Rose, ia tersenyum dengan mata berbinar menutupi debaran jantung yang masih tidak dapat ia kendalikan, lalu kemudian melepaskan baju William dan memberikannya kembali pada William.

"Jangan berharap dapat memanipulasi perasaanku dengan perhatianmu." Lanjut Rose sebelum melangkah meninggalkan William.

"Aku tidak memanipulasi mu. Aku memang ingin memerhatikan mu." Ucap William tepat ketika Rose baru akan membuka gerbang mansion dan membuat langkahnya terhenti dan sekali lagi William meletakan bajunya menutupi punggung Rose yang basah dan membuat pakaiannya menjadi transparan.

"Jangan tanyakan apa alasannya, mungkin aku sudah tertarik kedalam permainanmu." Lanjut William sebelum melangkah melewati gerbang meninggalkan Rose yang masih berdiri mematung di depan gerbang.

.....