Chereads / One Night with a pervert Cousin / Chapter 72 - Tujuh Puluh Dua

Chapter 72 - Tujuh Puluh Dua

" Kamu ikuti aku ya Vian?? "

Cecar ku saat aku sudah masuk kedalam mobil.

" Menurut mu?? " Sahut nya dengan judes. Bahkan memundurkan mobil dengan tiba-tiba membuat jantung ku nyaris melompat. Lalu ia tancap gas dengan cepat juga. Dia mau ajak perang rupanya. Barusaja juga tadi dapat perlakuan buruk dari tante Ama sekarang Vian!

Salah aku dimana.

" Oke. Aku bicara jujur kan! Aku memang ga sengaja ketemu dengan Vania. Lalu mengantar nya ke rumah Om nya! Tapi aku ga suka kalau kamu ikutin seperti ini kesan nya kamu ga kasih aku kepercayaan! " Aku meradang.

Vian tidak menyahut ia malah menyalakan music keras. Untuk apa coba! Ga mau dengar omelan ku??

Aku langsung mematikan music itu. Dan dia masih saja menjalankan mobil nya dengan ugal ugalan. Bikin hati tambah panas. Dia mau bikin ribut sama pengguna jalan lain apa aku??

" Vian..! Kamu dulu ga seperti ini. Kamu sekarang sangat otoriter. Bertindak semau nya. Bahkan aku yang keluar sebentar saja sudah di ikutin kemana-mana  kamu ga beri aku kenyamanan tau ga!!! "

Ia melirik ku sinis, aku tau yang mendominasi ku saat ini Varo seutuh nya.

"Jadi artinya kamu ga nyaman dengan aku yang sekarang! " Ucap nya disana dengan senyum tajam seolah tersinggung.

Aku jadi sulit menjawab nya. Semula aku mencoba membiasakan nya tapi dia selalu membuat ku merasa tertekan. Apalagi cara nya seperti ini yang kasar.

" Kamu pikir sendiri. Apa menurut mu aku nyaman. Kamu sendiri nyaman ga kalau aku ikutin kemana-mana. Urusan mu yang lain yang tak perlu aku campuri aku campuri??? "

Dia tidak menjawab. Hanya aura nya saja semakin menguar tak nyaman. Dan itu membuat ku ingin terus menyerangnya.

" Sekarang aku tanya.

Kematian Om Joseph apa ada hubungan nya dengan mu??? " Aku merendahkan nada karena ini juga topic yang sangat rentan.

Tapi ia malah menyembikan bibir nya " Joseph!! Kamu tau dari mana??? " Lirik nya dengan tatapan membunuh.

Lirikan itu malah membuat ku merasa takut.

" Aku menemukan nya di dalam kotak lemari buku kamu. Lalu aku dengar Om Joseph juga meninggal. Dan meninggal nya tragis!!! " Sahut ku dengan sekali tarikan nafas.

" Katakan apa hubungannya kamu dengan kematian Om Joseph!!! "

Jujur aku tidak sanggup mendengar jawaban nya. Tapi ini juga sudah terlanjur terucap. Apalagi dengan suasana sudah panas duluan.

" Dia yang menculik mu waktu itu!! "

" Apa!! "

" Ya dia! Dia juga yang menipumu dengan mengirimkan seseorang yang mirip Mama!! Itu perbuatan nya" Jawab nya membuat ku masih belum bisa mencerna. Nada  Vian bahkan masih meninggi.

" Om joseph. Apa hubungan nya!!! "

Seperti ada bola panas menimpa kepala ku.

" Aku tidak tau. Ada rekaman video saat ia menculik mu di ponsel nya dan jejak ia yang melakukan rencana agar mengecohkan mu"

" Aku pikir penculikan itu ulah Albigail. Jadi dia membuktikan dengan mengirimkan kepala Joseph sebagai pelaku sebenar nya!! , bukan aku yang membunuh Joseph. Mengerti!!!"

Sorot dalam Vian di akhir kalimat sangat terekam jelas dikepala ku. Apakah dia tau kalau aku seolah menuduhnya sebagai pelakunya.

Joseph yang melakukan penculikan ku. Untuk apa?? Dan dia yang mengirimkan  wanita mirip Jesicca yang mengarahkan pada Arland untuk??

Lalu Anthony yang mengenal Jessica? Dan tante Ama yang pernah menemui Vian kecil di London.

Dan pelaku pembunuhan  Joseph adalah Albigail?? Ini sangat mengerikan dan memunculkan lagi teka teki yang sudah sekusut benang dikepala ku.

Semua nama memang ada keterkaitan. Hubungan  Joseph sebagai pengasuh Arland kecil. Mungkin kah ia mau mengasih tau aku tentang Anthony dengan Vian dengan memberikan nomor telepon Arland.

" Mungkin kah Joseph melakukan nya karena ingin memberitahu ku kalau ini ada kaitan nya dengan Anthony? " Tanya ku padanya.

Vian langsung menoleh kearah ku tajam nama Anthony yang ia dengar mungkin suatu respon yang menohok. Apa Vian tau sesuatu.

Rahang nya sampai mengeras seperti itu.

" Tante Ama juga bilang kalau dia pernah menemui mu di London. Dia istri nya Anthony!! Apa kamu tau sesuatu hubungan semua nya dengan Anthony?? "

Aku ingin sekali menanyakan apakah Anthony itu ayah kandung dia. Tapi aku sedikit cemas respon Vian berikut nya. Apalagi membahas nama Jesicca saja respon  nya buruk terus ini tentang Ayah kandung nya. Seseorang yang tampak tidak ingin ia ketahui seumur hidup.

"Aku tidak tau. Aku tidak ingat! " Sahut nya dingin. Dan kembali menambah kecepatan nya  kulihat juga urat tangan Vian mencuat di setiran. Aku yakin ada yang ia sembunyikan.

" Tidak mungkin! Kamu tau sesuatu! Aku yakin kamu pasti meminta Leo menyelidiki nya kan!!! Tidak mungkin kamu melewatkan alasan yang Joseph lakukan kalau ia memang pelaku nya!! Katakan sebenarnya apa yang terjadi!! " Aku mempertegas kalimat ku yang terakhir.

" Tidak ada yang perlu di selidiki. Pelakunya Joseph. sudah tutup buku selesai! "

Sahut nya ketus.

" Ga bisa! Aku yang jadi korban penculikan nya. Aku berhak tau Vian. Tuh kan ini saja kamu enggan buka rahasia. Ga enak kan!! "

" AKU BILANG STOP" teriak nya dengan melengking bahkan sampai memukul stir mobil. Aku melongo kaget beberapa detik. Ada rasa tidak terima dan sedih di teriaki seperti itu oleh Vian. Jiwa kewanitaan ku  malah muncul menjadi sangat dalam. Harus nya dia berteriak seperti itu. Aku bahkan merasa syok disini.

" Kamu jangan pancing pancing emosi aku Fayza!! Kamu cukup diam saja mengurusi rumah dan kandungan mu!! " Teriaknya lagi.

Aku menunduk dan sial nya kenapa aku malah mengeluarkan air mata. Tapi di ulu hati ini terasa sakit sekali. Ingin sekali menyerang balik tapi hati ku terasa perih dan air mataku meluruh.

"Kamu menangis?? Oh shitt!! "

Vian menepikan mobil nya. Kudengar ia menarik nafas dalam diam beberapa detik.

Lalu aku bisa merasakan ia mendekat. Refleks aku menghindari tangan nya. Dan kenapa aku malah semakin kencang nangis nya. Padahal tadi sudah sangat tidak terima diteriaki seperti itu. Harus nya marah baliktapi kenapa malah air mata yang makin deras keluar.

" Ok.. Maaf maaf.. Maaf kan aku sayang... "

Sekarang aku malah sesegukan menangis dan menerima pelukan nya seperti anak kecil.

" Maaf maaf membentak mu kamu pasti kaget. Aku memang selalu lepas kendali. "Katanya sambil mengusap kepala ku pelan.

Rasa malu terbesit, aku mirip anak kecil yang menangis tapi dengan begini Vian jadi tidak segalak tadi. Aku pun juga tak tersulut marah.

Mungkin karena suara yang tinggi membuat hati kami panas seketika.

Ttiiit

Tiiiit

Suara klakson di belakang menyentakkan kami. Kulihat sekilas lalu lintas di belakang jadi kacau balau bahkan pengendara motor di samping sudah mengomel tidak jelas. Padahal belum 10 menit Vian berhenti di tepi jalan. Tapi ya namanya kota Jakarta. Sedetik saja tambah bikin macet jalanan.

" Jangan menangis lagi. Kita pulang sebentar okey nanti kita bahas baik baik" Ujar nya mengurai pelukan nya. Aku mengangguk dengan patuh. Walau sediki nyesal juga jiwa beton ku bisa lembek begini. Apa pengaruh kehamilan gampang terbawa suasana. Tapi entahlah.

Kami kembali ke rumah dan perasaan  lebih ringan dari sebelumnya walau rasa gengsi mulai muncul aku langsung menuju kamar mandi bebersih diri dari jiwa dan otak yang panas.

Aku berendam dengan sedikit merilekakan kepala.

Hingga ponsel ku berbunyi aku meraihnya dan disana ada nama Vania sipemanggil. Apa ia menghubungi ku karena tak nyaman dengan kejadia di rumah Anthony?

Mungkin aku perlu mengangkatnya.

" Ya Hallo

" Fayza. Ini aku. " Disana buka suara Vania tapi Arland aku langsung menegakkan punggung. Entah kenapa aku langsung was was. Walau ini di kamar mandi terkunci aku tetap cemas Vian ada di belakang ku tiba-tiba. Aku hendak mematikan telepon itu

" Jangan di matikan dulu Fay! Aku perlu bicara dengan mu "

Aku diam saja dengan nafas tertahan dan was was yang masih mendominasi.

" Aku sudah dengar apa yang terjadi! Aku ingin membicarakan tentang Om Joseph! "

Mendengar nama itu membuat ku meremang, aku menjadi sangat takut. Apakah Arland mengetahui keterlibatan Albigail dan ada nama Vian yang mendominasi keterlibatan Albigail? "

" Arland.. Aku mohon jangan hubungi aku lagi! " Ucapku spontan dan langsung mematikan telepon itu bahkan aku mematikan ponselnya. Suara jantung ku berdetak keras. Benarkah yang aku lakukan??

Selesai mandi kulihat Vian masih mengenakan baju kantoran duduk di sofa dengan kaki menyilang dan tangan memegang ponsel nya, Mata ku bertemu dengan matanya, sesaat rasa malu ku sedikit menguar dengan tangisan ku sebelumnya. Entah kenapa aku jadi malu lagi. Dan suasana sedikit canggung. Dan juga melihat ku dengan sedikit ragu-ragu.

" Apa kamu lelah?? " Tanya nya pelan. Kali ini suara nya sudah normal lagi tidak ada tinggi sama sekali.

Aku menggeleng cepat. Tentu saja tidak. Apalagi setelah berendam barusan. Walau jantung ku yang baru saja maraton hebat karena telepon Arland.

" Aku lupa bilang malam ini ada acara di Entertainment sebelah. Kalau kamu mau ikut kita akan di jemput Siska nanti malam"

" Oh! Hmm boleh! "

Vian melihat jam tangan nya "baiklah, istirahat lah dulu, mintalah pada Elysa untuk menyiapkan keperluan mu" Ucapnya lalu bangkit dari sana.

Aku mengangguk kikuk. Rasanya seperti bertemu dengan orang yang baru dikenal saja. Dan Vian kemudian juga berlalu ngacir ke walking closet. Untuk mandi juga. Aku juga ikut mengambil nafas lega. Segera ku ambil ponsel untuk menghubungi Elysa.

Kemudian suara pintu kamar mandi dibuka lagi. Aku sampai melonjak kaget.

" Ah! Tadi aku ada bikin capcay. Makan lah yang banyak! Anak kita perlu sayur yang banyak" Ucapnya lalu menarik lagi kepalanya.

Aku mengembangkan senyum. Entah kenapa jiwa pemalas ku sejak hamil sebulan ini untuk memasak sedang berkobar kobar, karena Vian jug sama sekali tidak mengijinkan ku memasak ia akan siap membuat kan makanan lezat dan bergizi dan tau kah kalian Vian itu kalau memasak hanya menggunakan boxer dan celemek. Sebulan ini dia juga rutin gym di rumah katanya perut nya tidak boleh balapan dengan perut ku ia juga merasa bangga dengan perut nya sekarang yang sudah mengempes walau masih belum berpetak. Aku tak mengerti apa misi nya Vian ingin punya perut sixpack. Padahal dengan dia yang sekarang aku mencintai dia apa adanya kecuali kalau sifat Varo yang mendominasi ya.

*

Nanti malam ternyata memang ada acara di Entertainment sebelah semacam acara ulang tahun. Aku jadi gugup setiap kecara besar seperti itu aku takut kalau penampilan ku terlihat aneh. Dari dulu aku memang sangat tak menggubris penampilan ku kan. Hanya saja sekarang karena semua baju sudah di sediakan Tasya aku hanya memakai dan riasan juga sudah semakin hari semakin terlatih hasil dari searching di Youtube. Lalu malam ini?? Apakah Elysa akan bisa membantu ku menyediakan gaun yang cantik? Aku kurang tau bagaimana selera Elysa kalau ada acara seperti ini. Apalagi mendadak seperti ini. Tapi wanita itu muncul 1 jam sebelum jam acara. Dia datang ternyata tidak sendiri. Ada make up artis di V.E dan juga Justin. Melihat Justin aku jadi sangat lega. Tapi rasanya apa itu tidak berlebihan langsung membawa Justin lagi. Siperancang yang sudah Go Internasional?

" Maaf merepotkan mu Jus.. Aku rasa Elysa tak perlu sampai meminta mu untuk kesini! " Kata ku saat pria botak gemulai itu mulai memerintahkan anak buah nya untuk berdiri sambil memamerkan beberapa gaun yang tampak cantik dan mewah semua. Bahkan isi ruangan ini sudah seperti toko berjalan yang menyediakan koleksi tas dan sepatu yang senada dengan gaun gaun indah disana.

" Ayolah.. Nyonya Alvaro. Itu hanya hal kecil. Masih beruntung Tuan Besar mempercayai aku bukan" Ujar nya tetap dengan gaya bahasa nya yang lembut jauh dari kesan horor yang Elysa sampaikan dulu.

Aku mengangguk. Ternyata mungkin Alvaro yang meminta nya langsung.

" Kamu suka yang itu? " Tanya nya menunjuk pada sebuah gaun berwarna biru malam yang panjang.

" Mmm aku tak tau mana yang cocok untuk ku Jus. Semua aku ikut kata mu saja" Sahut ku yang memang sekali lagi masih buta tentang sebuah gaun yang pantas.

Pria ini mengangguk angguk dengan jari menyangga dagu nya" Tentu Nyonya Cantik! Aku akan buat anda terlihat semakin bersinar malam ini. Apalagi dengan perut kecil mu yang sudah membesar ini. Itu sangat menggemaskan aku jadi iri dengan mu berasa mau hamil juga..hhhaa. Kau tau!! Aku yakin semua wanita disana akan berdecak kagum melihat pesona mu.. " Koar nya terlihat Ambisius dengan pikiran nya sendiri dan Elysa mengangguk serta mengacungkan jempol nya di sudut sana.

" Ya buat lah aku seperti itu"

*

*

*

Kalian tau! Menjadi seseorang yang seperti baru keluar dari cangkang telur seperti makhluk asing yang kebingungan sendiri dengan dunia baru yang diterima. Kehidupan rumahan ku dan karir ku yang hanya tergembok dengan duniaku sendiri lalu langsung melompat kedunia lain itu sangat perlu persiapan amunisi mental kuat yang banyak. Seperti saat ini bukan! Aku dulu nya hanyalah wanita rumahan yang gila dengan karir dan dunia Arland- ku seoramg lalu menjadi seorang Nyonya di dunia hiburan yang membuat kehidupan ku tersorot dan itu memaksa ku untuk menanggalkan aku yang dulu. Dan disini aku melihat sendiri bagaimana aku yang sekarang sudah sangat jauh dari Fayza yang dulu. Aku dikenali semua orang juga perbandingan diriku yang lama dan sekarang sangat terlihat jelas.

Mungkin lain ceritanya kali ya kalau aku menikah dengan Arland. Dan kehamilan yang tak direncanakan ini memang gebrakan buat kehidupan ku saat ini. Percintaan satu malam dengan sepupu ku sendiri yang punya segudang jejak lika liku didalamnya.

Justin beserta timnya benar benar membuat ku menjadi sorotan publik. Sama seperti malam penghargaan itu hanya saja kali ini dia membuat ku sedikit memiliki keberanian karena sumber kekuatan ku sekarang ada disebelah ku. Merengkuh pinggang ku seolah aku ini adalah sesuatu yang hanya boleh dilihat orang sebentar saja dia Suami ku sendiri Melviano atau Alvaro. Aku merasa sedikit menyombongkan diri dan bangga karena pria yang kala itu lebih memilih kekasih lama nya sekarang mendampingi ku sama seperti resepsi perkawinan sebulan yang lalu di depan semua orang. Dan saat ini jiwa perfeksionis nya tampak menguar setiap ada tamu pria yang melengkungka senyuman walau aku nilai itu hanya senyuman biasa tapi Varo seolah membuat nya segera mengalihkan pandangan. Itu adalah cara ter uwu dari sekedar rayuan gombal.

Aku bahkan merasa senang setiap mereka yang melihat ku dengan tatapan memuja dan memberikan pujian serta doa yang baik untuk anak kami dalam perut ini karena memang gaun ini memberikan kesan menonjol pada perut ku yang membuncit dan Elysa bilang aku adalah wanita hamil terseksi yang ia lihat yaach walau aku tau Elysa berlebihan aku tetap merasa tersipu. Dan Vianvaro juga memberikan komentar positif dengan penampilan ku malam ini. Itu sedikit memberikan kesan manis dari pertengkaran singkat kami sebelum nya.

" Untuk kesekian kali aku merasa bangga dengan badan ku sekarang lho Fay... " Ucap Vian

Saat ini kami duduk di meja VVIP pergelaran acara malam ini.

Aku mengangkat alis tak paham dengan ucapan nya. Vianvaro lalu memajukan tubuh nya balutan jas yang tampak senada dengan gaun biru malam ku terlihat membuat nya sangat manly disana apalagi Vianvaro menyisir rambut coklat lurusnya kebelakang itu membuat nya terlihat sangat berkharisma. Dan tetap aku sangat mengidolakan mata jernih dan bibir merah nya yang merah terang. Dia seperti menggunakan lipstik walau aku tau itu alami dan bibir itu selalu bikin aku iri karena aku seorang wanita bibir ku tak seindah dia. Beruntung Vianvaro punya jiwa gantle yang menguar kalau tidak mungkin dia lebih cocok menjadi ladyboy-ladyboy di negara tetangga. Apalagi kulitnya yang terang seperti batu pualam. Mungkin kalau dia panjangin rambut orang akan mengira dia wanita.

" Bayangkan kalau sekarang aku masih gendut seperti beberapa tahun yang lalu mungkin saat ini aku hanya terlihat pria perut buncit tua seorang kungkung saudagar kaya yang baru mendapatkan taruhan judi dengan membawa pulang wanita tercantik seasia"

Aku masih berhah ria mencerna perkataan Vian yang sulit kumengerti tapi kemudian aku malah merasa tersipu sendiri. Lalu jiwa halusinasi ku ikut membayangkan dengan porsi Vian dulu yang masih berisi, bontot dan hitam.

" Jadi apakah aku terlihat sebagai penghibur dalam taruhan mahjong?? "

Vianvaro tertawa singkat " Ya.. Aku akan memenangkan judi apapun asal bisa membawa mu pulang"

Aku mengedip dan rasanya wajah ku kembali merah " Rayuan mu Garing Vi"

Vianvaro terkikik pelan. Apakah ia berusaha menampilkan jiwa Vian nya yang dulu konyol setelah cekcok mulut kami di mobil tadi sore?

" Tapi walaupun aku berubah kungkung tua perut buncit aku tetap merasa paling ganteng sedunia! Kamu tau kenapa?? "

" Ha? "

Vianvaro membenarkan letak dasi nya dengan gaya yang sok asik sendiri " Tentu saja karena aku Melviano Andhika Alvaro" Umbar nya membuat ku merasa mual. Aku berdecih sambil tertawa.

" Itu semakin garing!! "

Vianvaro hanya cengiran. Cengiran yang memang khas Vian itu sekali lagi membernarkan asumsi ku kalau dia berusaha membuat ku nyaman. Mungkin dengan menampilkan sisi Vian yang kurindukan.

Senyum ku sedikit mengendur saat melihat siapa yang menghampiri kami. Bahkan banyak pasang mata yang juga memperhatikan. Sesaat nafas ku sedikit sesak. Terakhir aku melihat nya di rumah besar nya dengan tampilan ku menyamar menjadi bodyguard dan wanita itu kekasih lama Varo melengkungkan senyum nya yang selalu terlihat cantik bahkan ia juga tak kalah cantik malam ini meski masih berada diatas roda aura bintang nya masih mengelilinginya.

" Bagaimana kalau di taruhan mahjong itu juga ada kekasih lama mu! Apakah aku si Lady penghibur paling cantik se-Asia ini juga akan tetap kamu pertaruhkan keahlian judi mu untuk dimenangkan!! "

Vianvaro tampak bingung tapi ia melihat kearah sumber mata ku mengarah. Di belakang nya ada Deasy dengan Delihsa dan beberapa pria yang tampak masih mengawalnya.

Vianvaro hanya melihat kebelakang sekilas ia lalu tersenyum singkat!

" Mungkin dia masih ingin donasi simpati dari netijen sampai masih punya muka muncul disini" Kata Vian terlihat natural tampak tak ada kegugupan dari kalimatnya. Aku sedikit menjadi lebih percaya diri karena itu. Tak ada aura perasaan CLBK alias Cinta Lama Belum Kelar dari sorot nya. Tapi entahlah ya. Perasaan mana ada yang tahu kan.

Dan ternyata dia bukan menghampiri hanya saja meja nya ada di sebelah kami. Apakah dia memang benar benar ingin mencari sensasi dalam acara ini. Oh mungkin ini juga untuk mengangkat nama perusahaan Entertainment yang ini. Marketing yang pasaran dan terlalu rendah! . Bahkan Deasy yang sudah berakhir karir nya sebelum aksi bunuh diri nya di acara itu masih bego juga mau di jual oleh Entertainment disini. Mungkin kah ada acara drama di sini untuk melancarkan aksi nya??

Deasy mengambil tempat persis sejajar dengan ku. Disana mungkin ia bisa menatap Vian. Rasanya jiwa ungkapan di Lady penghibur yang baru kami bahas tadi meronta ronta ingin mengambil peran. Tapi aku berusaha tenang. Mungkin dugaan ku nanti benar dia akan melakukan drama queen diacara ini untuk tujuan nya. Ayolah Fayza jangan mudah terpancing dengan makhluk kasat mata di sebelah ini!! Bahkan Readers sudah banyak mendoakan nya kelaut saja. 😀

*********

" Maaf ya update nya sekarang berantakan. Jadwal update kacau balau. Karena thor benar benar sibuk di dunia Nyata!! Cerita nya dijamin ga ngegantung tetap di selesaiin! Mohon maklum yaaa..

Terimakasih masih setia membaca ☺☺"