Chapter 5 - Aji

"siapa kamu?" kata lelaki itu kepada Aji.

Setelah mendengar apa yang dikatakan lelaki itu, Aji tersenyum santai kepada lelaki itu. Lalu berkata

"jangan tegang begitu nak, nanti juga bapak jawab semuanya" katanya kepada lelaki itu.

"sebelum bapak menjawab semua pertanyaan itu. ayo ikut bapak. kita makan dulu" katanya lagi.

Lelaki itu keluar dari ruangan bersama Aji. Dia menyuruh lelaki itu untuk duduk dulu di meja makan. Setelah itu Aji pergi ke depan rumah untuk mengambil pesanan Go Food nya.

Mereka berdua makan dengan tenang. Setelah selesai, Aji menyuruh lelaki itu untuk membuangnya ke tempat sampah.

lelaki itu bertanya lagi, tapi Aji diam saja sambil menyuruhnya  untuk mengikuti ke sebuah ruangan.

"nak, ikut bapak dulu. Disini bukan tempat yang cocok untuk bicara" katanya.

Mereka memasuki sebuah ruangan berukuran sedang. lalu Lelaki itu disuruh duduk di sebuah kursi.

Pov Aku (on)

Setelah aku duduk di sebuah sofa, aku bertanya kepadanya dengan nada kesal.

"siapa kamu?"

Bagaimana tidak kesal, dari tadi pindah ruangan terus. Setelah aku bertanya seperti itu, dia menjawab

"perkenalkan nama saya Sapta Aji. Biasa di panggil Aji. Salah satu instruktur pasukan khusus dengan pangkat letnan kolonel"katanya.

Tunggu, instruktur militer? Belarti dia anggota TNI. Aku tidak tau dia dari matra atau kesatuan mana.

"sekarang ini dimana?" kataku menanyakan sekarang ada dimana.

"kita berada di bandung, di dalam salah satu rumahku" katanya.

"Apa yang terjadi kepadaku" kataku untuk memastikan ini bukan mimpi.

" kamu sekeluarga mengalami kecelakaan" katanya mengingatkanku.

"dan hanya kamu yang selamat" katanya lagi.

Setelah mendengar itu, hatiku tidak enak. Katanya hanya aku yang selamat, belarti kedua orang tuaku meninggal. Ini pasti bohong, dia hanya mengada ngada.

"ibu dan ayahku meninggal?" kataku memastikan.

"iya" katanya.

"kamu pasti berbohong kepadaku, ini pasti bohong" kataku sambil menggebrak meja yang ada di depanku.

"mereka berdua terbakar hidup hidup didalam mobil" katanya.

Setelah mendengar itu emosi ku menjadi tidak stabil, ibu dan ayahku terbakar hidup hidup tapi aku sendiri masih hidup.

"bagaimana bisa?" kataku dengan air mata mengalir dari kedua mataku.

" ada orang yang membakar tangki bensin mobilnya" katanya.

" siapa yang membakarnya?" kataku.

" yang membakar mobil mu sudah meninggal tapi dalang di balik pembakaran itu masih berkeliaran dengan bebas" katanya.

Kalau misalkan begitu, aku selamat dari upaya pembunuhan. Taoi siapa yang berusaha membunuhku, aku tidak punya salah apa-apa. Lalu bagaimana kah dengan nasibku.

Pov Aku (off)

Lelaki itu diam membisu setelah mendengar apa yang terjadi. Dia bingung dengan nasibnya. Sekarang dia telah menjadi anak yatim piatu.

Sedangkan disisi lain, Aji dengan tenang memperhatikan lelaki. Rasa kasihan dan bersalah menyelimuti hatinya. Karena dialah orang tua lelaki itu mengalami kematian tragis. Jika saja dia tidak mengirim pesan untuk menyekolahkan lelaki itu di bandung, kejadian ini mungkin tidak akan terjadi atau bisa saja terjadi pembunuhan sekeluarga didalam rumah.

"nak, jangan terlalu banyak berpikir. Tinggal saja di rumah ini untuk sementara. Setelah kamu tenang kita bicarakan nasibmu" Katanya kepada lelaki itu.

"kamarmu ada disini, jika ingin membaca buku tinggal ambil di rak buku."katanya lagi.

"ini smartphone mu bapak kembalikan" kata Aji sambil mengeluarkan smartphone.

Setelah itu Aji meninggalkan lelaki itu sendirian di dalam ruangan itu.

(14:05 WIB Rabu, 29 april 2020)