Chereads / indonesian future technology / Chapter 2 - kecelakaan mobil

Chapter 2 - kecelakaan mobil

Di dalam kamar, terlihat seorang lelaki sedang mengetik suatu program.

POV aku (on)

Hari itupun telah tiba, tapi perasaanku tidak nyaman. Seakan hatiku ini menyuruhku untuk tidak berangkat sekarang. Seakan akan bakal terjadi suatu peristiwa yang akan merubah hidupku.

Bagaimana mungkin tidak nyaman, semalam aku bermimpi kecelakaan hingga aku dan orang tua ku tewas. Semoga saja itu tidak terjadi.

"kak, lagi apa?" kata ibu sambil menghampiriku.

"ini bu, lagi menginstal dulu OS untuk smartphone ku." kataku sambil menunjuk ke arah komputerku.

"jangan lama-lama, ayah udah nunggu dari tadi" katanya.

"iya bu, tinggal bentar lagi" kataku kepadanya.

Setelah itu aku melihat ibuku pergi dari kamarku.

50%...70%...100%...

Operation system installed

Welcome to android 10

Set the system language....

Indonesia

Kata kata itulah yang muncul di komputerku.

Yaps, akhirnya berhasil juga kumodifikasi smartphone ku. Sekarang tinggal berangkat kesana.

"Oke. instal udah, Cek barang barang udah, tinggal kenangan dan masa lalu yang sulit dibawa" kataku dalam hati.

Setelah itu, lelaki itu menghampiri ayahnya sambil membawa barang bawaannya.

"yah, barang bawaanku taruh dimana?" kataku kepada ayah sambil menunjuk tas ku.

"sini, biar ayah yang masukin. Kasih tau ibu, kita berangkat sekarang" katanya sambil mengambil tasku.

"oke" kataku.

Lelaki itupun berjalan lagi ke dalam rumahnya untuk memanggil ibunya.

"bu, kata ayah kita berangkat sekarang" kataku kepada ibu yang sedang dandan di depan kaca.

"iya, ibu bentar lagi. Kamu kesana aja dulu" katanya.

Lelaki itu pergi meninggalkan ibunya sambil memainkan smartphone nya.

POV Aku (off)

Setelah dandan, ibu lelaki itupun menghampiri anak dan suaminya.

"yah kita berangkat sekarang"kata ibu.

"bu depan, kakak di tengah aja"kata ayah.

Mereka pun berangkat ke bandung.

POV aku (on)

Pukul 00:00 wib saat aku melihat waktu di smartphone ku.

Waktu itu jalanan sepi sekali, aku tidak melihat satupun mobil yang lewat. Harusnya meski tengah malam ada satu atau dua mobil yang masuk ke tol ini. Tapi untuk hari ini tidak ada sama sekali, ditambah dengan hujan deras dan suara guntur membuat suasana makin mencekam. Apalagi, didalam mobil tinggal aku dan ayahku yang masih terjaga.

Saat ini kita sudah memasuki tol, ayah mengendarakan mobil tidak terlalu kencang karna sedang hujan deras di luar. Saat itu dingin sekali hawa yang kurasakan, meski penghangat mobil sudah dinyalakan.

Saat aku sedang melihat keluar, aku secara tidak sengaja melihat sesosok pria aneh di pinggir jalan yang sedang melihat dengan tajam kepada mobil kita.

Deg deg deg, adrenalin tubuhku terpacu dengan keras. Tangan dan punggungku berkeringat. Aku meyakinkan hatiku bahwa bagaimana mungkin ada orang yang sedang diam di pinggir jalan tol, apalagi sekarang tengah malam dan hujan deras.

Setelah aku melihatnya, aku memberi tahu ayahku apa yang sudah kulihat barusan. Tapi ayah bilang itu cuma imajinasi.

"ikamu ngada-ngada aja, tengah malam gini gak akan ada orang lewat. Itumah imajinasimu saja" katanya.

Aku diam saja, mendengar ayahku bicara seperti itu. Saat itu aku merasa sudah pernah melihatnya tapi entah dimana. Tiba-tiba aku teringat akan mimpi yang telah kualami semalam. Mimpi itu persis seperti yang sedang terjadi sekarang.

Apakah ini suatu pertanda atau apa? Disitu wajahku menjadi pucat, keringat dingin membasahi sekujur tubuhku. Aku berdoa dalam hati, semoga perjalanan ini di berikan keselamatan dan kelancaran.

Sekarang, jam menunjukkan pukul 00:45 wib.

25 menit setelah melihat penampakan itu, aku masih berusaha untuk menenangkan diriku. Tanpa sengaja aku melihat spion depan dan melihat sebuah mobil melaju kencang menghampiri kami.

Di depan, aku melihat beberapa mobil parkir di sisi jalan. Entah apa yang sedang mereka lakukan disana. Saat akan lewat, mobil mereka menyala semua.

Aku lihat, mobil mereka mulai maju perlahan, Tiba tiba mobil yang melaju kencang di belakangku menabrakkan mobilnya dengan mobil ayah hingga kepalaku terbentur karna tidak menggunakan sabuk pengaman. Mobil ayahku kehilangan kendali sementara hingga kita mau menabrak pembatas jalan.

"bangsat" umpat ayahku dengan keras.

"yah, bawa mobilnya yang bener" kata ibuku sambil ngigau.

Aku diam saja sambil memberitahu ayah untuk fokus kejalan sambil menghindar.

Saat akan melihat kebelakang, mobil yang berhenti tadi, melaju kencang hingga menyalip mobil ayaku. Aku melihat mobil itu langsung putar balik 180°.

Mobil tadi yang menyalip, melaju kencang ke arah kita. Mereka juga menyalakan lampu yang sangat terang sekali. Silau sekali, aku tidak bisa melihat.

Tiba tiba ayahku membanting stir ke kanan dengan keras, untuk menghindari tabrakan itu dan boom.

Mobil itu telah menabrak mobil yang ada di belakang kita. Tapi kebahagiaan itu hanya sementara.

Aku melihat kebelakang, mobil yang mengejar kita bertambah. Apalagi mereka lebih cepat dari mobil ayahku.

Ayahku berusaha menghindari mereka tapi sangatlah sulit.

Mereka yang berusaha mengejar dan menabrak mobil ayah adalah pengemudi professional.

Banting stir kanan dan kiri telah ayah lakukan tapi tetap saja sulit untuk menghindar. Saat ayah sedang melihat kebelakang. Aku berteriak kepada ayah.

"yah, awas di depan ada belokan" kataku sambil berteriak.

Saat itu, kepalaku sangat sakit dan penglihatanku menjadi buram. Aku juga tidak dapat mendengar apa-apa.

POV aku (off)

Naas sekali keluarga lelaki itu. Mobil mereka melaju dengan kencang, tapi saat berusaha belok. Mobil mereka tergelincir hingga menabrak pembatas jalan dengan keras.

Nyawa mereka sedang dalam ancaman. Namun, kematian lebih tragis telah mengintai kepada mereka. Mobil yang mengejar mereka melaju dengan kencang dan boom!!!

Mobil itu menabrakkan dirinya kepada mobil lelaki itu, tapi tidak sekali melainkan 3 kali.

Saat tabrakkan yang ketiga kalinya mobil lelaki itu terpental dengan jauh dan lelaki itupun terpental dari mobilnya hingga masuk selokan yang ada di sekitar mobil itu.

Mobil itu sudah tidak berbentuk, serpihan serpihan mobil berceceran dimana mana.

Sebuah mobil berjenis range rover berhenti dekat mobil lelaki itu. Saat kaca mobil itu terbuka, seorang pria penuh luka menghampiri mobil itu.

"bagaimana rencananya, Berjalan dengan baik?" suara serak dan dingin berbicara kepada pria itu.

"berjalan dengan baik bos" kata pria itu.

"bagaimana dengan bayarannya?"lanjut pria itu.

"bakar kendaraan mereka, setelah itu ambil uangnya di dalam" kata orang dalam mobil.

Pria itu mengeluarkan korek gas nya lalu melemparkan ke bensin yang mengalir keluar dari dalam mobil.

Mobil itupun terbakar dan beberapa detik kemudian meledak.

Setelah membakar mobil itu, pria itu menghampiri mobil tersebut.

"bos, tugas sudah selesai"katanya.

"kerja bagus" kata suara dalam mobil sambil melemparkan uang kepada pria itu.

"terima kasih bos"kata pria itu sambil berjalan membelakangi mobil itu.

DOORR

Suara tembakan memecah sunyi nya malam, pria jatuh kedepan, saat berusaha bangkit. Suara tembakan terdengar lagi.

Doorr.. Door..

Pria itu sudah tergeletak tak bernyawa tanpa tau penyebab dia dibunuh.

"jalan, tidak boleh ada saksi hidup yang tahu" kata orang dalam mobil.

Di dalam mobil lain, terdengar suara batuk dengan keras. Dia berusaha keluar dari mobil itu lalu mendekati mobil yang terbakar itu.

Dia menatap kosong kepada mobil yang terbakar itu, lalu berkata.

"wahai anak muda, maafkan lah aku. Aku tidak punya pilihan lagi karena keluargaku terancam akan di bunuh oleh mereka. Maaf " kata dia.

Setelah berkata seperti itu, dia merasakan penyesalan yang mendalam. Bagaimana tidak menyesal, dia sudah menghilangkan nyawa dari seorang pemuda yang akan menjadi pilar bangsa indonesia.

Pikiran kosong dan rasa bersalah menyiksanya. Tiba tiba dia membuka baju bagian atasnya dan mengeluarkan sebuah pisau tajam dan menempelkan ujung pisau di perut.

"Arghh.."

"Ini jalan penebusanku, wahai anak muda."

Dia menusukkan pisau nya ke dalam dirinya lalu memutarnya 360° dan terjatuhlah tubuh itu. Dia tidak mati, tapi dengan tenaga terakhirnya dia berusaha menulis wasiat dengan darahnya sendiri tapi tidak selesai.

Di selokan dekat mobil itu.

POV aku (on)

Arghh....

Badanku sakit sekali, apa yang terjadi. Apakah ini akan menjadi akhir hidupku?

POV aku (off)

Lelaki itu kembali pingsan di dalam selokan tersebut.