"Maaf atas kelancangan saya Yang Mulia Ratu!"
Tiersa menundukkan kepalanya dalam-dalam, berlutut di depan sang Ratu, Thomas yang masih terisak menatap Ibu dan kakaknya secara bergantian lalu ikut berlutut di samping sang kakak.
"Maafkan Thomy …." Thomas mengguncang tangannya, siapa pun yang melihat akan luluh karena gerak-geriknya yang lugu, tidak terkecuali sang Ratu. "Maafkan kakak juga, Ratu jangan marah lagi, oke?"
Tiersa mengedipkan matanya, hal seperti ini tidak sekali dua kali terjadi. Meski ia selalu terkena hukuman atas kecerobohannya, akan ada Thomas yang meminta maaf atas dirinya.
Tiersa menghela napas, mau menyalahkan adiknya pun tidak akan mungkin saat ini.
Ratu Dwizella menghela napas, ia mengusap kedua kepala anaknya.
"Sudah, sudah. Hukuman hari ini berakhir, ayo pergi ke ruang makan."