"Lalu bagaimana kalau kami gagal?"
Iris menelan ludah, Raja Iblis tentu sangat mengharapkan kegagalan mereka berdua. Ada jeda selama beberapa saat sebelum kedua tangan sang Raja saling bertepuk di udara.
"Maka kalian menjadi milikku."
Thomas tahu benar apa artinya itu, jika ia kalah ia tidak hanya akan menjadi Iblis seperti Tiersa, tapi ia juga akan menyeret Iris menjadi sama seperti dirinya.
Tangan laki-laki itu mengerat, tidak akan ia biarkan hal seperti itu terjadi. Iris tidak boleh menjadi seperti Tiersa, ia harus mencari cara menyelamatkan sang Penyihir jika ia benar-benar tidak berdaya.
"Bagaimana?"
Raja Iblis bertopang dagu di singgasananya, kedua kakinya saling bersilang di bawah meja yang setengah hancur dan pecahannya melayang–layang di atas.
Iris menghembuskan napasnya dengan kasar, lalu dengan alis yang saling bertaut ia menatap sang Raja Iblis.
"Kau menyuruh kami menyelamatkan semua orang?! Itu mustahil!"