Lioun tidak ingat bagaimana ia bisa ada di tempat ini, ia hanya ingat akar pohon menariknya dari dalam tanah dan ia tenggelam sebelum sempat meneriakkan nama sang pangeran.
Ketika ia membuka matanya, ia sudah ada di tempat gelap ini, tidak tahu sudah berapa lama waktu berlalu dan apa yang telah terjadi diluar sana.
Perasaannya langsung tidak karuan dan ia hanya bisa terus berdoa agar seseorang datang menyelamatkan dirinya.
Lioun tidak dapat menggerakkan tubuhnya, seluruhnya terasa kaku dan keras, seperti tubuhnya telah dilapisi oleh lem kental yang mengeras.
Ia bersandar ke sebuah pohon besar yang akar-akarnya melilit kaki dan tangannya, tanah yang ia duduki pun terasa sangat lembab.
Ada air yang mengalir jatuh melewati tubuhnya, mengalirkan rasa dingin yang menusuk tulang. Samar-samar ia mendengar tiga orang bercakap-cakap, entah apa yang mereka katakan, Lioun tidak dapat memahaminya.