Chereads / Madu Dua Cinta / Chapter 35 - Penderitaan Rachell

Chapter 35 - Penderitaan Rachell

"Maaf mbak Bella. Aku sama sekali tak mengetahuinya",ucap Nia

"Yah, memang berita ini tidak di ekspose, ini adalah permintaan terakhir Rachell agar penyakitnya dan juga kematian tidak mengundang perhatian berlebihan dari awak media. Penguburannya hanya dihadiri kalangan keluarga dan teman-teman dekatnya saja", papar Bella.

"Apa yang terjadi, Mbak? Mbak Rachell sakit apa?"

"Meningitis atau radang selaput otak"

"Meningitis?"

Aurabelle mengatur irama nafasnya, mencukupi paru-parunya agar bisa bercerita dengan tenang.

******

Penyakit yang dikategorikan sebagai penyakit serius ini makin menunjukkan giginya setelah Rachell bercerai dari Ardi. Dia kehilangan hampir separuh wajahnya akibat meningitis septicaemia, keracunan darah yang parah akibat infeksi bakteri meningitis yang berkembang biak tanpa dapat di kontrol dalam darah.

Secara sederhana, meningitis adalah peradangan pada membran yang menyelubungi otak dan sumsum tulang belakang. Secara biologi, membran ini disebut meningen. Peradangan ini disebabkan oleh infeksi dari virus, bakteri, mikroorganisme, atau dalam kasus yang jarang terjadi disebabkan konsumsi tak sehat obat tertentu.

Dua hari setelah sidang putusannya, tepatnya tanggal 27 Pebuari, dia merasa sangat sakit sampai tidak bisa makan dan kaki serta bibirnya mati rasa. Segera ia lalu dilarikan ke rumah sakit swasta terbaik di pusat kota.

Dokter segera menyadari bahwa penyakitnya makin parah dan sulit ditangani, tetapi septikemia meningokokus sangat jarang terjadi pada orang dewasa, lebih banyak dialami oleh anak-anak dan butuh 10 hari untuk didiagnosa.

Bella menagis diruang tunggu kamar perawatan Rachell, dia tak dapat menahan lagi airmatanya.

"Bella ... ",panggil Alfian.

Bella menoleh, matanya masih basah dengan airmata.

"Apa kamu sudah tahu tentang semua ini, Bella? Tentang Penyakit yang diderita adikmu",tanya Alfian yang baru sampai dari luar negeri dan langsung menuju ke rumah sakit.

Bella mengangukkan kepalanya perlahan. Ada rasa sesak dihati Alfian mengetahui hal itu.

"Kenapa kamu tak memberitahu papi, Bella?",protes Alfian.

"Maaf, Pi. Sebenarnya Bella juga baru tahu sebelum Rachell menjalankan sidang perceraian dengan Ardi. Dan Rachell tidak mengizinkan Bella untuk menceritakan pada siapapun"

Pada saat itu, kerusakan akibat infeksi tersebut telah menghancurkannya. Sekitar 10 hari kemudian Rachell sudah sadar dan ia menjalani cuci darah akibat gagal ginjal, sementara itu anggota tubuhnya telah melepuh dan membengkak 2 kali lebih besar dari ukuran normal.

Daerah sekitar mulut dan hidungnya telah menghitam, seolah-olah dia terkena radang beku. Dokter akhirnya membuang bagian tersebut.

"Kami harus melakukan operasi untuk membuang bagian yang menghitam disekitar mulut dan hidung, Nona Rachell",ucap dokter saat itu.

"Lakukanlah apa yang menurut dokter terbaik",ucap Alfian setengah putus asa.

Tentu saja Rachell kecewa ketika pertama kali melihat wajah dia di cermin, dia tidak mengira itu adalah dirinya. Dia begitu histeris mendapati seorang monster pada bayanganya dicermin. Wajah cantik dan mulus yang dahulu dibanggakannya lenyap dalam seketika. Jerit tangisnya menggema diseluruh bagian kamar perawatannya. Butuh waktu lebih dari dua bulan sebelum ia menyadari bahwa nekrosis (kematian jaringan) telah terjadi dan jaringan yang mati tidak bisa bergenerasi lagi. Dan artinya wajahnya akan tetap terlihat semenakutkan itu selamanya. Rachell tidak bisa menerima keadaannya begitu saja, dia meminta dokter untuk merekonstruksi wajahnya dan akhirnya dokter melakukan operasi "penutup lokal" di bagian pipinya yang direposisi untuk menutupi rahang atas yang terbuka.

Rachell juga melakukan cangkok kulit pada kaki dan lengannya. Operasi selanjutnya adalah operasi dilakukan untuk membentuk kembali hidungnya. Selain itu kerusakan jatingan nya mencapai tulang dibeberapa tempat, sehingga dia kesulitan untuk melakukan mobilitas luas dan harus belajar berjalan lagi.

******

(Singapura)

Namun pertahanan Rachell menurun dia kembali tak sadarkan diri dan dilarikan kerumah sakit terbaik di Singapura. Dia dirawat intensif di ruang ICU isolasi. Semua organ tubuhnya sudah kronis dan otaknya penuh dengan cairan. Tim medis mengatakan harus segera dilakukan tindakan operasi untuk mengeluarkan cairan yang ada diotaknya.

"What?!! Do you might to operate on my little sister again? ", ucap Bella diruang dokter. 1)

"Yes, Miss Bella. We have to expel fluid in his brain ", terang dokter 2)

"Do it, docter!", ucap Alfian pasrah. 3)

Alfian tak ingin menyerah, dia berusaha sekuat tenaga agar Rachell bisa sembuh.

Pada bulan April, Rachell sudah diperbolehkan pulang karena kondisinya yang terus mengalami kemajuan. Meski begitu, Rachell harus menjalani rawat jalan hingga kondisinya semakin membaik dan benar-benar pulih. Kini Rachell sudah bisa berjalan, namun masih mudah lemas dan sering mual atau muntah karena kondisinya memang belum benar-benar pulih.

******

Alfian terduduk lemas saat mendapati Rachell kembali terserang sakit kepala hebat dan kondisinya menurun. Rachell kali ini menolak dibawa kerumah sakit. Dia sudah benar-benar putus asa dengan penyakitnya, berkali-kali dia harus di operasi, menahan rasa sakitnya pisau bedah dimeja operasi sama rasanya dengan menahan rasa sakit didalam dadanya mendapati kehancurannya perlahan-lahan. Alfian dan Bella pun sudah tak dapat berbuat apa-apa lagi. Rachell akan menjadi histeris saat mendapati dirinya dilumpuhkan oleh rasa sakit dikepalanya itu. Bahkan dia sampai memukul-mukul dan membenturkan kepalanya ditembok. Rachell sudah benar-benar putus asa.

"Rachell... kendalikan dirimu. Kamu tidak boleh bersikap seperti itu. Kamu pasti sembuh Rachell, kamu harus kuat", Bella memberikan semangat hidup pada adiknya itu. Walaupun bahkan dia sendiri tak yakin kalau Rachell akan sembuh.

Seminggu kemudian Rachell makin menurun, kali ini benar-benar terbaring tak berdaya diatas tempat tidur, bahkan untuk makan, mandi ataupun hajat nya dilakukan diatas tempat tidur. Tubuhnya makin terkikis, hanya tinggal tulang yang diselimuti kulit pucat Rachell. Tidak tampak lagi seorang Rachell yang cantik, berkulit putih gadingnya yang selalu terawat di salon-salon mahal dengan tubuh proporsionalnya yang memikat hati para lelaki.

Alfian mengurung diri dikamarnya. Runtuh sudah pertahanannya sebagai seorang laki-laki, dia tak kuat melihat putrinya seperti itu. Airmatanya tak dapat terbendung lagi. Dia sesegukan seorang diri dikamar. Bella menghampirinya, dan dia sendiri pun tak kuat melihat pemandangan itu. Airmatanya ikut mengalir, dia memeluk papinya yang sedang rapuh itu. Papinya, seorang Alfian Fernando, yang dia ketahui adalah sosok laki-laki tegas, tegar, gagah dan sangat kuat itu menangis di pelukannya.

"Papi, tidak tau harus berbuat apa lagi, Bella. Papi takut kalau adikmu tidak dapat bertahan. papi takut kehilangan dia",isak Alfian.

Pukul sepuluh malam Rachell kritis, nafasnya sesak. Tim dokter terbaik yang sengaja dibayar Alfian untuk merawat putri bungsunya dirumah itu akhirnya menyerah pada malaikat maut. Rachell dijemput mautnya empat puluh lima menit setelah kondisinya dinyatakan kritis. Alfian dan Bella tak bisa menutupi lagi kedukaan mereka yang harus kehilangan Rachell Fernando, putri bungsu keluarga Fernando.

******

Terjemahan

1). "Apa??! Anda harus kembali mengoperasi adik saya?", ucap Bella.

2) "Benar, Nona Bella. Kami harus mengeluarkan cairan dari otanya",terang dokter.

3) "Lakukan dokter",ucap Alfian pasrah.

******